Sarah Shafira Adityara

16 9 1
                                    

~Happy Reading~


Plak

"Kamu ini gimana sih, masa nilai kamu makin lama makin turun"  ucap papah Shafira

Shafira memegangi pipinya yang terasa panas dan perih akibat tamparan dari papahnya itu.

"Sarah udah berusaha pah, tapi cuma itu yang Sarah dapat" ucap nya lirih

"Gak bisa! Pokoknya papah akan daftarkan kamu untuk les privat, mulai besok nggak ada lagi kegiatan OSIS. Pulang sekolah harus langsung pulang untuk les dirumah. Dan, kamu gak boleh pergi main sama teman teman kamu lagi!" Ucap papah Shafira

"Pah!Sarah gak mau keluar dari OSIS" bantah Shafira

"Gak ada penolakan Sarah! atau papah akan memindahkan sekolah kamu" ancam papahnya

Shafira menghela napas kesal "oke!fine, kalo itu mau papah. Sarah akan keluar dari OSIS dan nurutin semua mau papah. Asal Sarah gak pindah sekolah" ucapnya

"Bagus" lalu setelah mengatakan itu papah Shafira pergi meninggalkan nya

Salah satu alasan ia menerima nya adalah ia tidak ingin berpindah sekolah. Karena, kini ia sudah kelas 3 SMP dan akan masuk SMA. Tentu saja ia tidak mau pindah karena tanggung dan juga lelah. Mengapa lelah?karena dulu saat dirinya kelas 1 SMP ia sudah 3 kali dipindahkan, dan dikelas 2 SMP ia 2 kali di pindahkan. Bagaimana tidak lelah, bahkan baru bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya tapi papah shafira dengan seenak nya memindahkannya dan harus belajar beradaptasi lagi. Memangnya mudah untuk beradaptasi di lingkungan sekolah?tidak. Bahkan dibeberapa sekolahnya Shafira sering di jadikan korban bullying oleh teman teman nya.

Shafira memasuki kamar nya dengan langkah gontai.

Ia menjatuhkan dirinya ke tempat tidur. Ia lelah, sangat lelah. Siswa biasa yang hanya sekolah biasa tanpa adanya tambahan jam belajar dan les saja lelah. Apalagi Shafira. Dirinya dituntut memiliki nilai sempurna dan harus ada tambahan jam belajar dan les privat.

"Cape, tuhan" lirihnya mulai terisak

Dadanya terasa sangat sesak. Kemudian ia buru buru mengambil benda yang ada di laci nakas nya untuk menghilangkan rasa sesaknya.

"Huh" Shafira akhirnya merasa lega. Ia meletakkan kembali benda tersebut lalu membaringkan tubuhnya.

"Aku capek, tapi aku gak mau ngecewain mereka" ucap nya

"Aku mohon kasih aku waktu untuk bisa bikin mereka bangga, dan semoga aku bisa bertahan" lirih nya lalu memejamkan mata

Asma. Penyakit yang selama ini Shafira sembunyikan dari papah dan mamah nya. Ia tidak pernah memberi tahu mereka karena ia tidak mau merepotkan dan membuat khawatir. Bahkan Shafira berpikir jika papah dan mamahnya tidak akan peduli terhadap penyakitnya malah mereka akan marah dan bilang jika Shafira merepotkan.

Sangat tidak mudah mempunyai penyakit asma. Apalagi ada penyakit umum yang Shafira derita juga. Seperti darah rendah, dan juga asam lambung. Penyakit itu bisa saja kambuh bersamaan. Dan itu sangatlah menyiksa Shafira.

Tapi, Shafira harus kuat. Ia tidak boleh menyerah sebelum ia bisa seperti kakaknya. iya kakaknya. Shafira memiliki kakak perempuan yang tinggal bersama Oma dan opa nya di Swiss. Namanya Syifa Andira Adityara. Kakaknya itu kini bekerja disebuah perusahaan besar di Swiss.

Dan mamahnya?ah, mamahnya itu adalah wanita yang gila kerja. Ia sangat sibuk. Bahkan untuk memperhatikan Shafira pun sangat jarang. Jadi selama ini, yang mengurus kebutuhan Shafira adalah asisten rumah tangga dirumah nya. Namanya Bu Layla.

Shafira sudah menganggap Bu Layla seperti ibu sendiri. Bu Layla sangat baik dan selalu memperhatikan Shafira. Bahkan ia adalah satu-satunya orang yang tahu soal penyakit yang diderita Shafira. Setiap kontrol ke rumah sakit pun Bu Layla yang selalu menemani.

Friendship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang