°¬°¬°¬°¬°¬°¬°¬°¬° 。・。・。
<><><><><><><><><>・・・・>
"Haha, iya, iya. Aku akan bunuh diri bersamamu setelah menyelesaikan tugasku."
--[Name]--
"Ayo bunuh diri ganda, [Name]!!!"
--Dazai Osamu--
Dua maniak bunuh diri yang amat terkena...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
。 。 。 "Bagaimana kabarmu, Dazai-san?" -[Name]-
"Stres seperti biasanya, [Name]." -Dazai- 。 。 。
Kedua insan tersebut masih bertatapan dalam. Terdiam dan masih terkagum-kagum padahal sudah satu bab mereka begitu.
Authornya tydack berakhlak memang.
Tuan rupawan tersebut mendekati sang Nona ayu. Tersenyum lembut dan berkata dengan pelan.
"Tak kusangka kita bertemu lagi, [Name]. Sedang apa?" Dazai menanyakan pada [Name].
"Ah, Dazai-san. Saya sedang menatap sungai saja. Sekedar menenangkan diri." beritahu [Name]. Tentu tak melupakan senyuman hangatnya.
Dazai terdiam. Mengangguki sang Nona yang masih terdiam menatapnya. "Begitu, ya?"
"Iya. Kalau Dazai-san sendiri sedang apa?" sang Nona muda balik bertanya.
"Sedang merencanakan rencana bunuh diri bersama untuk kita."
Seketika, kristal jernih [Name] membulat. Dia agak terkecoet saat Dazai mengatakannya. Sehingga secara otomatis, dia mengingat janjinya pada sang Tuan tersebut.
"A-ah, begitu ya. Tapi sebelum itu, Tuan.." [Name] berkata begitu lirih. Namun masih saja terdengar oleh Dazai.
".. Bagaimana kalau kita berjalan-jalan sebentar?" usul [Name] seraya agak memalingkan wajahnya.
Takut?
Ya kagak lah.
Senyum [Name] mengembang begitu lebar. Matanya berbinar dan pipinya penuh sipu.
[Name] sedang malu malu.
Malu malu dugong lebih tepatnya.
WAKAKKAKAKK.
Abaikan, Tuan dan Nona.
Dazai menatap wanita di depannya. Heran sekaligus terkesiap dengan tingkah anehnya.
Walau tydack seaneh dirinya sendiri.
"Wah, nona ingin berjalan-jalan bersama saya?" Dazai menanyakan sang Nona berparas ayu. Yang masih berpaling mencoba menyembunyikan sipu.
Senyum licik secara tiba-tiba tercetak pada wajah rupawan sang Dazai.