Chapter 10: Menagih hadiah

104 8 2
                                    

Siang berikut nya, [name] di seret menjadi manajer dadakan oleh Konoha and the geng. Si sipit itu bilang biar Bokuto gak berulah saat latihan. Ya memang pada dasarnya Bokuto itu childish, emang mau di apakan biar sisi childish nya itu hilang?

"Yukie-san, setelah ini tanding dengan siapa?"

Yukie, si manajer menyahut. "Nekoma kalau tidak salah."

'Asem, tim si jamey kuproy.'

Aura di sekitar mbak e langsung suram. Di dalam hati terus mengumpati kucing blasteran ayam itu.

"[Name]-chan bisa tolong ambilkan air?"

"Oh, oke."

Nem kerja rodi, itu singkatnya.  Daritadi bolak-balik keran air. Ngasih handuk bareng Kaori, pawangin Bokuto yang lagi emo mode. Dan masih banyak lagi.

"Are, manajer Karasuno?"

Kiyoko, manajer para gagal tersenyum menyapa [name]. Duh jiwa-jiwa insecure nya kumat nih. Kiyoko itu cantik, pakai banget. Udah ramah, lemah lembut, pengertian. Lah dirinya? Urakan sekali bestih.

Setelah mengisi air, [name] kembali menuju tempat tim nya bertanding. Bisa dilihat suaminya melakukan selebrasi dengan kalimat legend 'HEY HEY HEY' yang menjadi ciri khasnya.

"[NAME]-CHAN! AKU HEBAT KAN? HEY HEY HEY!"

Iya-in aja, biar gak ngambek. "Iya, hebat kok."

Pandangan gadis itu beralih kearah tik yang kalah melawan burhan dan antek-anteknya. Ah Karasuno, memang sih. Mereka melakukan banyak kesalahan tadi. Mulai dari toss si rambut Raven yang kendor. Si cebol jeruk yang tak sempat memukul toss si bakayama, dan lain-lain.

'Kok kasihan ya?'

Para gagak itu dapat hukuman. Tapi yang aneh nya, kenapa mereka menjalani hukuman itu dengan santai? Tak seperti tim lainnya yang murung atau tak bersemangat.

Hup

"[Name]-chaaaan."

Oke Bokuto lagi mau di manja. "Ada apa, Kou? Mau minum lagi?"

Bokuto menggeleng di samping leher [name]. "Mana hadiah ku?"

Whut?

Nih burhan gak tau mau atau gimana? Banyak orang woi. Apalagi si kuproy udah siap siap moto mereka berdua. Make ponsel si puding yang lagi tepar habis latihan. Dasar gak modal.

"Nanti aja ya, banyak orang loh."

"Gamauuu."

Definisi ga tau mau yang sebenarnya.

Mbak nem lagi mikir. "Kalau nanti ku kasih lebih deh. Janji."

Bokuto mikir bentar. "Oke! Janji ya?"

"Iyaaa."

"OKEE! AKU LANJUT LATIHAN! HEY HEY HEY AKAASHI! BERI AKU TOSS!"

Gws buat Akaashi.

*******

Tengah hari, sekitar jam 2 para pemain lagi istirahat. Panas banget coy! Enaknya minum air es ini.

Si mbak nem yang lagi ngadem di kagetin sama Akaashi yang muncul tiba-tiba. "Astaga Keiji! Kau mengagetkan ku!"

Akaashi menggaruk lehernya. "Gomen [name]-san. Tapi bisa kau membantu ku?"

"Bantu apa?"

"Bokuto-san pundung gara-gara Konoha-san mengejek nya. Sudah ku bujuk tapi tetap saja dia tak mau bicara. Padahal sebentar lagi kita akan tanding melawan Ubuwaga."

Nem udah nebak sih. Gadis itu menghela nafas lalu menghampiri Bokuto yang lagi mojok di dekat kran air bersama Konoha yang mencoba membujuk si burhan.

[Name] menepuk pundak Konoha. Memberikan sedikit cengkraman yang membuat Konoha kaget. "Sipit.. Biar aku saja yang membujuknya. Kau itu kan bisanya hanya memanas-manasi Koutaro saja. Jadi, sana pergi."

Konoha ngeri. Dia lupa kalau [name] itu anak taekwondo. Salah dikit, mampus di banting dia.

Konoha mundur alon-alon. Lari ngibrit ke tempat Komi sama Sarukui yang tertawa diatas penderitaannya.

[Name] jongkok di depan Bokuto. "Kouuu, mau hadiahnya gak?"

Bokuto langsung noleh natap [name]. "Sekarang?!"

Mbak nem senyum paksa. Firasat nya udah gak enak pas natap mata Bokuto. "Iyaa, tapi jangan di sini. Di belakang saja."

Bokuto langsung nyeret [name] le belakang gym. Setelah sampai di sana, si burhan langsung mengkabedon [name] yang nampak pasrah. "Gomen [name]-chan, mungkin aku akan sedikit kasar."

Belum sempat menjawab, [name] sudah di bungkam dengan ciuman Bokuto. Emang sih, sekarang Bokuto kayak lagi melampiaskan kekesalan pada bibir [name]. Gerakannya tergesa-gesa dan tidak sabaran. Sesekali [name] mnedesah kecil saat Bokuto menggigit gemas bibir bawahnya.

Oke cukup, [name] gak kuat ngimbangin ciuman Bokuto. Kewalahan dia.

Sekitar 2 menit kemudian, tautan di lepas. Keduanya mengambil nafas sebanyak mungkin. Mengisi paru-paru yang hampir kosong. Seringai kecil Bokuto tercetak saat melihat bibir [name] bengkak gara-gara ulahnya.

"Kawaii..."

Shit, suara Bokuto memberat. Tatapan si burung hantu juga tambah sayu. Sip, mari cari cara agar bisa kabur. Banting aja kali ya?

"Ahh.."

Lehernya gigit. Bokuto membuat tanda kepemilikan disana. Gak cuman satu, tapi dia buat tiga biji! Astaga besti! Tolong sadarkan si burhan ini!

"Kouu, udaah." [Name] merengek. Bokuto tak menggubris. Pemuda itu masih sibuk dengan kegiatan nya.

Setelah tercetak lima tanda kemerahan di leher [name], Bokuto langsung berhenti. Tangan besar itu mengusap sekilas mahakarya yang di buatnya.

"Nah selesai. Arigatou [name]-chan!"

Bokuto langsung lari setelah membuat [name] hampir hilang kewarasannya. Si mbak e masih loading.

"ARRRGHH! Itu belum seberapa! Gak kebayang pas gue di jebol! Akwnsjsndk!"

[Name] 404 not found

Siapkan jantung aja mbak, kalau sama Bokuto.

Gws......

Omake:

"Oya oya oya... Bokuto ganas juga rupanya."

"Kenapa kau mengajak ku ke sini, Kuroo?"

"Diamlah Kenma, kita ketahuan nanti."

*******
Chapter 10: Menagih hadiah [complete]

Chapter 11: Gagak vs burung hantu [on-going]

Bokuto supremacy 🛐

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AGAPI [Bokuto x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang