Chapter 9: 3 'permintaan'

122 9 3
                                    

Malamnya setelah latih tanding, Bokuto langsung ngacir ke tempat [name] yang lagi gibah bareng Kaori dan Yuki. Si burhan ini langsung meluk terus muter-muter di udara.

"KOUTAROOO!"

Cukup, nem lelah di puter-puter mulu daritadi.

Setelah merasa pusing, Bokuto menurunkan [name]. Kok kepala [name] ada banyak ya?

"Pusing kan? Ngeyel sih kalau di bilangin."  [Name] nahan badan Bokuto biar gak jatoh. Kasian lakinya.

"Hehehe."

Hehehe gundul mu.

"Yo chibi-chan!"

Suara jamet kuproy yang paling [name] hindari. Kapten Nekoma, Kuroo Tetsuro, besti si burhan lagi nyengir gak jelas liat cincin di tangannya.

"Apaan? Kau mau ku banting lagi?"

FYI, Kuroo pernah di banting sama mbak nem. Gara-gara si kuproy ini jahilin dia mulu.

Cengiran nya tambah lebar. "Kau tidak merindukan ku?"

'Pen muntah..'

"G."

Nem kesel lama-lama. "Mau apa sih, kuproy? Sana kembali ke habitat mu."

Belum sempat Kuroo menjawab, Bokuto sudah lebih dulu menatapnya dengan tatapan 'jangan ganggu milikku' ke arahnya.

Mengerti keadaan, Kuroo memilih menghampiri Lev yang sedang di siksa Yaku. Poor titan Rusia....

"Eh?"

Tangan Bokuto melingkar di lehernya, sedangkan kepala si burung hantu itu bertengger manis di atas kepalanya. Sa ae nih bang jago.

"Kou, lepas. Dilihatin tuh." [Name] nunjuk orang yang ngelihat mereka berdua.

"Hemm, sebentar."

Bukannya di lepas, si burhan ini malah meluk makin erat. Kaori dan Yuki yang merasa jadi lalat memilih pergi dari sana. Panas bro. Dunia kayak milik berdua. Yang lain mah numpang doang.

"[Name]."

Kalau Bokuto manggil gak pakai embel-embel 'chan', itu tandanya dia lagi serius. "Ada apa?"

"Aku punya tiga permintaan."

Yeee, dikira mbak nem ini jin tomang apa.

"Coba sebutkan." Penasaran ya ges ya.

"Pertama, turuti apa mau ku saat camp pelatihan ini. Kedua, jadi pendukung ku saat bertanding."

Yang pertama rada sus di pikiran mbak nem.

Yang kedua sih oke. Tujuannya kesini emang mau nyemangatin Bokuto.

"Yang ketiga?"

"Jangan dekat laki-laki lain saat ada aku. Aku cemburu [name]."

'Gusti, merinding gw.'

"O-oke. Tapi jauhkan dulu kepala mu dari leher ku."

Bokuto back to baby mode. Cepat amat berubahnya, perasaan tadi masih mode daddy dah.

"OKE! AKU MAU LATIHAN DENGAN KUROO DULU!"

[Name] ditinggal dengan keadaan wajah memerah tipis. Bokuto mode daddy gak baik buat jantung, apalagi si burhan blak-blakan kalo dia cemburu [name] deket sama laki-laki lain.

'Punya laki dua kepribadian begini ya rasanya.'

******

[Name] lagi nyari Bokuto yang entah kemana perginya bareng Kuroo. Ini sudah jam 9 malam dan lakinya itu belum juga balik dari latihan.

Dbum!

"Ha?"

Suara pantulan bola dari gym 3. Hm, mungkin suami hiperaktif nya itu sedang di sana dengan besti jamet kuproy dari Nekoma.

[Name] ngintip, benar saja. Disana ada Kuroo, Bokuto, Akaashi dan Tsukishima yang diseret Kuroo.

Mereka lagi membicarakan hal serius sepertinya. Bisa dilihat dari cara Kuroo dan Bokuto yang bicara pada Tsukishima.

"Kalau di Nekoma ada Lev, maka di Karasuno ada megane bermulut garam itu. Dasar tiang berjalan."

"Sumimasen..."

Keempat pemuda yang ada disana menoleh, menatap [name] yang berdiri kaku sambil memainkan ujung bajunya.
"Ano.. Kalian akan melewatkan makan malam jika terus latihan. Kantin nya hampir tutup loh."

Perkumpulan kucing, burung hantu, dan gagak itu bubar saat mbak nem bilang kantin mau tutup.

Kuroo, Akaashi, dan Tsukishima sudah keluar duluan. Kini hanya tinggal [name] dan Bokuto yang sedang duduk santuy di lantai.

"[Name], duduk sini." Bokuto menepuk pahanya. Set dah, nem dugun-dugun.

Oke, ayo cari alasan. "Kou, kau tak makan malam? Nanti sakit loh."

Bokuto menyeringai kecil. "Aku mau makan [name]-chan saja."

Shit...

[Name] udah ancang-ancang mau lari, tapi keburu di tarik Bokuto buat duduk di pangkuannya. "Nurut saja [name]-chan."

'Gustiii, gw merinding!!'

Pikiran nem udah ngadi-ngadi sekarang. Gak bisa mengelak, Bokuto itu cowok, disini cuma ada mereka berdua. Otomatis insting liar Bokuto bakalan aktif saat ada kesempatan.

Cup

Benarkan, Bokuto ngambil kesempatan. Pemuda itu menciumnya sedikit lebih kasar dari 5 hari yang lalu. Nem kalah tenaga. Si burhan ini kek nya ketempelan roh Kuroo deh.

Tangan Bokuto meraih leher [name] menekan leher gadis nya agar dapat lebih leluasa menjelajahi isi mulut si gadis. Lidah pemuda itu sudah menggila di dalam sana. Oke cukup miskah. [Name] mulai kehabisan nafas.

Tak berselang lama, ciuman dilepas oleh Bokuto. Menyisakan untaian saliva di antara bibir mereka. Wajah [name] memerah. Gadis itu menunduk menghindari kontak mata suaminya.

"[Name], tatap aku."

"Gamau."

"Sebentar saja."

Nurut aja deh. Manik biru si gadis menatap iris emas Bokuto. Tatapan pemuda itu berkilat, err nafsu mungkin.

'Shit, siapapun tolong gw.'

Tangan Bokuto merayap masuk kedalam bajunya. Membelai punggung, tengkuk dan pinggang. Tangan yang satu lagi tak bisa diam. Telapak tangan itu menggenggam dada si gadis yang sudah pasrah itu.

'Heee, dada [name]-chan lumayan juga.'

Fucek buat Kuroo yang ngajarin Bokuto.

Wajah [name] merah padam saat Bokuto ingin kembali beraksi.

"Oya oya oya. Lanjut di kamar sana."

Bokuto langsung berbalik menatap sohibnya yang sudah bersiul santuy di depan pintu.

"Kau mengganggu ku, Kuroo!" Bokuto berdecak, menurunkan [name] dari pangkuannya. Merapikan penampilan gadis itu yang sempat berantakan karena ulahnya.

"Dadah [name]-chan! Sebaiknya kau tidur. Ini sudah malam!" Bokuto langsung tancap gas ke arah Kuroo. Duo besti itu toss bersama sebelum keluar.

"KUROO SIALAAAAAN!"

Disini sudah tersedia lapak hujatan untuk Kuroo.

Omake:

"Bagaimana, ajaran ku manjur kan?"

"Hee tentu saja! [Name]-chan pasrah saja saat ku sentuh tadi!"

"Nah kalau kau mau begituan, gunakan teknik yang ku ajarkan tadi. Di jamin si chibi itu akan tunduk padamu."

********
Chapter 9: 3 'permintaan' [complete]
Chapter 10: Menagih hadiah

Bakal banyak yang aku skip sih, ga papa kan?

Lapak hujat Kuroo >>>

AGAPI [Bokuto x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang