4♡

924 60 10
                                    

Di pagi hari yang cerah, cahaya matahari muncul dari celah jendela apartemen jisung. Cahaya matahari itu tepat menuju ke wajah jisung yang tertidur dengan begitu pulas.

Bahkan karena begitu pulasnya Jisung, dirinya tidak terusik dengan cahaya matahari yang mengenai wajahnya. Jisung begitu nyaman berada di bawah selimut sambil memeluk makhluk gembul yang sedang mengiler.

Namun ketenangan itu tampaknya tidak berlangsung lama, karena beberapa detik kemudian Chenle terbangun karena pelukan yang Jisung berikan semakin mengerat. Sepertinya Jisung lupa kalau yang dia peluk manusia bukan bantal.

Chenle mengerjapkan matanya dirinya mencoba untuk melepaskan pelukan Jisung. Meskipun tampaknya usahanya sia-sia. Karena Jisung tak kunjung bangun.

"Uhm... Jiji~ lepas sesek tau!"

Namun bukannya melepas pelukan itu makin mengerat. Membuat Chenle kesal dan ingin menangis. Bahkan hidung miliknya sudah memerah.

"Ni bantal enak banget, tapi kok bisa ngomong? " Gumam Jisung dengan mata masih terpejam. Bahkan Jisung masih melanjutkan tidurnya.

Hingga detik berikut Chenle begitu kesal dengan pipi yang memerah dan mata yang perlahan berair.

"JISUNG...LEPAS!!" Dengan mata berair dan wajah yang memerah Chenle berteriak.

Mendengar teriakan milik Chenle Jisung langsung terbangun dengan cepat. Jisung memegang telinga miliknya yang terasa sakit.

"TELINGA KU!"

Jisung langsung bangun dan menoleh ke samping menatap penuh kesal ke arah Chenle. Namun yang dia liat Chenle dengan bibir cemberut dan sesekali menarik ingusnya untuk kembali masuk ke dalam hidung. Membuat Jisung mengurungkan niatnya untuk marah.

"KENAPA liat liat! Mau marah HAH!"

Jisung terdiam melihat Chenle yang ada di depannya. Tampaknya Chenle terlalu menggemaskan untuk di marahi.

"Engga kok, lagian lele kenapa nangis?" Tanya Jisung dengan begitu lembut dan membenarkan rambut Chenle yang menutupi matanya.

"Pakek nanya lagi! Jiji tadi peluk lele sampe lele gak bisa napas tau!"

"Pantes gak bisa napas lele kan hidupnya di air bukan di atas kasur" Ucap Jisung dengan bercanda namun seperti hal ini justru membuat Chenle makin kesal.

"Gak jelas!"

Jisung tertawa mendengar jawaban Chenle ditambah bibir Chenle yang tampaknya makin cemberut.

"Utu... Utu~ maaf yah sayang~"

Jisung membawa Chenle ke dalam pelukan. Mengelus elus rambut lembut milik Chenle. Sedangkan Chenle yang di perlakuan seperti itu hanya diam.

Hingga Chenle dengan sengaja mengelap ingus miliknya ke baju jisung.

"KENAPA!" Ucap Chenle kepada jisung yang menatap kesal ke arah nya.

"Kenapa liat liat mau lele tambahi lagi Ingus nya!"

Jisung memejamkan matanya menarik napas dengan dalam dalam.

"Pantes nih bocah di jual omnya. Ya Tuhan boleh di tendang gak sih ni bocil."  Ucap Jisung dalam hati sambil menatap Chenle dengan tatapan menakutkan.

Chenle menciut melihat ekspresi yang Jisung keluar kan membuat dirinya berlari dengan kencang masuk kedalam kamar mandi.

Jisung mengetuk pintu kamar mandi yang di kunci oleh Chenle dari dalam.

"Chenle buka pintunya"

"Nda mau!"

Mendengar itu membuat Jisung mengetuk pintu semakin kuat. Membuat Chenle mau tak mau harus membuka. Dari pada pintunya jebol karena Jisung.

BABY BOY||JICHEN||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang