Bandara Internasional - 04.00
"Saya udah bilang sama Mas belum, kalau honeymoon nggak begitu penting? Saya pikir kita cuma honeymoon di apart dan ngabisin waktu benar-benar berdua aja,"
"Hmm? Saya nggak pernah dengar kamu bahas honeymoon? Nikmatin aja ya, Sayang.."
Hari Minggu pukul 4 dini hari, Gianno dan Merwyn sudah berada di bandara udara internasional di kota X. Keduanya kini tengah mengantre untuk check in barang bawaan yang lumayan banyak.
Si Content Creator manis itu mengerucutkan bibirnya. Ini bukan sesuatu yang ia inginkan, pukul 4 pagi sudah terbangun sepenuhnya dengan wajah bangun tidur untuk pergi ke kota Q. Namun, honeymoon ini adalah hadiah yang diberikan oleh Pak Joe. Iya, Pak Joe, boss kesayangan Merwyn dan Gianno memberikan mereka hadiah pernikahan honeymoon gratis seminggu full ke kota Q.
"Saya pulang aja deh Mas, saya masih ngantuk banget." Gianno menyandarkan dahinya pada Merwyn, mengeluh manja. "Ini barisannya juga nggak gerak. Rame banget sih di jam segini,"
Merwyn hanya bisa tersenyum menyaksikan suaminya mengeluh tak berhenti. Diusapnya punggung si manis untuk menenangkan, "Kalau kamu pulang, saya honeymoon sama siapa, hm?"
Gianno enggan membalas, ia hanya menampakkan wajah bosannya lalu duduk di trolley untuk menenangkan diri. Merwyn tidak ingin mengganggu kesayangannya lagi, ia tahu kalau Gianno sedang mengantuk akan sangat rewel. Ia hanya bisa tersenyum memperhatikan setiap gerak gerik si manis yang kini sudah sah menjadi miliknya.
Tiga puluh menit berselang, Gianno dan Merwyn akhirnya sudah menyerahkan barang bawaan mereka ke bagasi. Penerbangan mereka ke kota Q dijadwalkan satu jam lagi. Masih ada waktu bagi keduanya untuk menunggu sambil memejamkan mata sejenak.
"Kamu mau tidur?" Merwyn dan Gianno kini sudah berada di ruang tunggu. Merwyn mendekatkan posisi duduknya di samping Gianno, menawarkan kesayangannya itu bahu untuk memejamkan mata sejenak.
Gianno menggeleng lemah, mengambil jemari suaminya dan menggenggamnya erat. "Saya mau nunggu sama Mas sambil ngobrol aja," dibawanya tangan Merwyn ke pipi gembilnya.
Lagi dan lagi, senyum Merwyn mengembang mendapatkan perlakuan tiba-tiba dari Gianno, "Ayo kita ngobrol," Merwyn menatap Gianno lekat dan mengusap pipi gembil yang disuguhkan Gianno.
"Halo Suamiku," Gianno juga menatap Merwyn lekat, dengan tatapan polos berkata demikian.
Sekujur tubuh Merwyn menghangat, hatinya meleleh, perutnya bak dihujani milyaran kupu-kupu. Gianno menyapanya dengan sebutan 'Suamiku' membuat Merwyn bahagia detik itu juga.
"Hah? Apa? Coba lagi, Sayang.." Merwyn mendekatkan telinganya ke bibir Gianno.
Gianno terkekeh, kantuknya serasa hilang begitu saja karena melihat Merwyn yang senang akibat ulahnya barusan. "Hai Suamiku," bisik Gianno di telinga Merwyn.
Tanpa pikir panjang, Merwyn memeluk pinggang Gianno mengecup kening si manis dengan cepat. "I love you, Gi.."
"Hahahaha sst Mas, malu ah banyak orang!" Gianno mendorong tubuh Merwyn agar menjauh.
"Biarin! Kamu punya saya sekarang, kita udah sah!" Merwyn enggan menjauh, justru memeluk Gianno semakin erat.
Kota Q - 09.00
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan di Malam Minggu
RomanceMerwyn dan Gianno akhirnya resmi menjadi sepasang kekasih. Masih mesra, hangat, bahkan membara tiap detiknya. Suatu ketika Merwyn mengajak Gianno untuk tinggal bersama. Akankah Gianno menyetujui keinginan Merwyn? Bagaimana Merwyn bisa menaklukan h...