A - 5

22 1 0
                                    

Apa yang Aira takuti akhirnya terjadi. Diluar mobil sudah banyak para siswi berkumpul untuk melihat Batara tentunya, mereka tidak tahu jika didalam mobil itu tidak hanya terdapat Batara namun juga Aira yang terlihat sedikit pucat.

Aira menatap tajam Batara, ini semua terjadi karena cowok aneh itu.

"Kenapa natap saya gitu? Saya tau kok saya tampan tapi tidak usah ditatap seperti itu juga" menabok orang dosa tidak si? Wajah polos Batara saat mengatakannya dengan santai rasanya ingin Aira rauk.

"Ini semua gara-gara lo tau ga, kita jadi pusat perhatian kayak gini. Gue cuma mau tenang sekolah disini, bisa-bisa gue dilabrak sama fans lo"

"Ga ada yang berani deketin kamu seujung kukupun kalau lagi sama aku, aku bisa jamin itu kok"

Iih rasanya pengen jambak rambut cowok nyebelin ini.
"Kalo sekarang mungkin iya tapi nanti setelah lo pergi ga ada yang tau"

"Jangan marah-marah mulu nanti cepet tua loh. Sekarang lebih baik kita keluar terus kekantin, dari tadi saya denger suara perut bunyi yang pasti bukan perut saya" beuh jadi malu kan Aira dengar ucapan cowok nyebelin yang sayangnya ganteng.

Batara keluar dari mobil lalu membukakan pintu Aira, sontak teriakan cewek-cewek terdengar. Bak seperti putri Batara memperlakukan Aira, ia menggenggam tangan Aira pergi dari kerumunan menuju kantin dengan Aira yang hanya diam.

Tatapan sinis terasa menusuk punggung Aira. Aira hanya bisa menghela nafas sabar, ingin sekali rasanya ia berlari kabur.

Sesampainya dikantin, Batara yang memesan makanan sedangkan Aira duduk menunggu makanannya.

"Nih makanannya, kamu minum dulu teh hangatnya" ucap Batara yang dituruti Aira.

Saat meminum teh hangat itu Aira langsung memuntahkannya lagi.

"Apaansi ini, kok lo malah pesen minum teh hambar si. Gue ga suka" Aira menjauhkan minuman nya

"Teh hambar itu bagus buat imun tubuh kamu Aira, biar kamu bisa semangat juga" jelas Batara sambil mengembalikan teh hambar itu kepada Aira.

"Ga mau Tara, gue ga mau minum ini" ucapan Aira membuat Batara tersenyum, ia suka saat gadisnya memanggilnya Tara. Itu panggilan spesial bagi Batara.

"Kenapa lo senyum gitu, ngeri tau gue liatnya"

"Ga apa-apa, saya cuma suka aja dipanggil dengan panggilan yang beda sama kamu. Saya anggap itu panggilan spesial dari kamu, ga boleh ada yang manggil saya Tara selain kamu" ucapa Batara tegas

Aira hanya mengangkat bahu tidak perduli, terserah laki-laki itu sajalah.

Aira lebih memilih makan nasi goreng yang sudah memanggilnya. Nasi goreng mang atoy emang yang paling wuenak.

Batara mengambil nasi yang ada dipipi Aira
"Kamu lucu kalau lagi makan, kayak anak kecil sampe blepotan gini makannya"

"Emang kenapa kalau gue kayak anak kecil, kalau lo ga suka lebih baik lo pergi aja" Batara menatap tajam Aira, ia tidak suka Aira mengusirnya.

"Kamu ga boleh ngomong gitu lagi. Kan saya udah bilang, kamu lucu makannya, saya suka liatnya gemesin tau" Batara mencubit pelan pipi Aira.

"Lanjut lagi makannya" lanjut Batara, ia juga mulai makan nasi gorengnya, melihat gadisnya makan Batara jadi ikut lapar.

***

"Belajar yang rajin semangat juga belajarnya, jangan mikirin saya terus nanti kita ketemu lagi kok."
ucapa Batara dengan mengelus pelan rambut Aira

Aira mendengus, ia menyingkirkan tangan Batara, ia tidak suka saat rambutnya disentuh.

"Ga usah sentuh rambut gue. Dah sana lo pergi kekelas lo"

"Nanti istirahat saya jemput kamu ya, kita kekantin bareng. Tunggu saya ok" Aira hanya diam tidak menjawab, toh laki-laki keras kepala didepannya akan tetap menjemputnya walau Aira menolak.

"Diam kamu saya anggap iya. Kalau gitu saya kekelas dulu ya, Bye sayang" tuhkan Aira benar. Setelah Batara pergi ia masuk kedalam kelasnya dengan tatapan menggoda dari teman-temannya

"Ciieee Aira sekarang jadi terkenal" ucap salah seorang teman kelasnya.

"Gimana tadi Lang, pas kak Batara didepan kelas sama Aira" sahut yang lain bernama Agus si tukang pembuat onar kelas.

Gilang langganan bk dengan menurut mulai mempraktekannya sambil mengelus kasar rambut Agus
"Belajar yang rajin semangat juga belajarnya, jangan mikirin saya terus nanti kita ketemu lagi kok."

"Bego rambut gue berantakan gara-gara lo, ah elah juleha bisa-bisa berpaling dari gue ini mah" Agus memperbaiki tatanan rambutnya yang dihancurkan oleh teman biadapnya yang tengah tertawa puas.

Aira melempar penghapus papan tulis kepada kedua cowok itu yang dengan tepat mengenai wajah Gilang.

Jelas seisi kelas menertawakan wajah Gilang yang menghitam terkena penghapus tadi.

"Mampus lo siapa suruh ngeledek gue" Aira tidak perduli dengan Gilang yang menatapnya dengan tatapan garang.

"Kena karna lo Lang" Agus ikut tertawa puas, rasa kesal akibat rambutnya berantakan lenyap.

"Selamat pagi teman-teman laknat ku, princes kalian yang cantik sudah sampai" teriak Adira yang baru saja masuk kelas

"Berisik lo nenek lampir" ucap Gilang, ia sudah kesal ditambah kesal mendengar toa Adira.

"Bah kenapa tuh muka cemong Lang, lo abis perawatan dimana" Adira tertawa puas melihat muka Gilang.

"Kepo loh, tanya temen somplak lo sana yang main lempar aja tuh penghapus" ucap Gilang geram

"Tapi lo keliatan lebih ganteng Lang, pertahankan ye"

"Biadap lo" Adira masih menertawakan Gilang sambil berjalan menuju bangkunya yang sudah ada Aira disana.

"Wiih tumben lo ga telat Ra, biasanya tunggu guru masuk baru lo dateng" Aira berdecak sebal mengingat kejadian tadi pagi.

"Ini semua gara-gara tuh si cowok aneh. Kamu tau Di, aku udah sengaja bangun pagi jam 5 buat ngehindarin Batara yang mau jemput aku, eh dia udah ada dirumah aku. Kata dia udah nungguin aku dari jam 4. Gila emang tuh cowok"

Bicarakan hal kemarin Adira jadi ingat ia tidak bisa membantu Aira

"Oh iya buat yang kemarin gue minta maaf ya Ra ga bisa bantu lo. Gimana gue mau bantu kalau gue dihadang sama dua pangeran tampan. Jadinya kan dede tidak berdaya dan hanya mengikuti"  Aira menyentil kening Adira. Sedikit kesal namun ia tidak mempermasalahkan hal itu.

"Main sentil aja, ini kening tolong bukan kelereng" bukan apa tapi sentilan Aira lumayan sakit.

Kriiiinnnggg...

Bel masuk sudah berbunyi yang tidak lama bu Naya masuk kedalam kelas, dan pelajaran pertama dimulai.

"Eh tapi nanti lanjut ceritanya ya" bisik Adira yang dibalas jempol oleh Aira


To be continued...

Makasih udah mampir baca cerita aku teman-teman...

Jangan lupa vote dan komen ya... Gratis kok💜

A I R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang