"Huaa, gamau! Gamau!" tangis seorang gadis, pria dihadapannya menatap gadis itu kesal.
"Diem bocil! Lagian lu cuman gua bawa doang, gak akan di apa-apain njir!" tekan pria itu kesal, tapi gadis itu tetap menangis kencang sangking takutnya.
Beberapa jam lalu, gadis itu berniat untuk jalan-jalan malam. Tapi sialnya dia malah memergoki seseorang tengah membunvh dengan ketakutan gadis itu mencoba untuk kabur. Tapi sialnya dia malah menginjak daun-daun kering membuat dia bersuara. Dan ya, akhirnya ia harus ikut dengan psychopat gila ini.
"Zea gak mau ikut om!" tekan Zea, ya nama gadis itu Zea. Lebih tepatnya Vhazea Aurora. Dia menentang keras tidak ingin ikut ke pria psychopat ini.
"Gua masih muda, jadi jangan panggil gua om! Paham?" tekan Revan, sedikit menekan. ya pria gila yang Zea sebut itu namanya Revan. Revanno Aldebaran tepatnya.
"Iii, lepasin Zea! Nanti Zea teriak nieh!" ancam Zea, dengan wajah licik. Revan hanya tersenyum manis, lalu mendekati telinga Zea dan berbisik.
"Diem or bunuh?" ancaman balik dari Revan mampuh membuat Zea terdiam beribu bahasa. Revan terkekeh melihat wajah Zea yang memucat.
"Di--diem!" tekan Zea terbata-bata, Revan tersenyum lalu mengusap kepala Zea. Tapi Zea hanya diam ketakutan.
"Good Gril!"
Sesampainya di rumah Revan, mata Zea melotot. Dia terkejut melihat rumah Revan, eh! Ralat ini bukan rumah! Ini istina.
"Wah, aku kayak tuan putri aja, bakalan tinggal di sini, xixi ... " Zea melengos masuk kedalam rumah. Revan melotot, bahkan tuan rumah nya saja masih di luar. Lah ini? Tamu malah duluan, tidak sopan!
"Hei! Bocil prik! Ini rumah gua, jadi jangan main seenaknya lah!" ketus Revan, Zea berpikir. Ia juga sih?
"Iii, jaat bener! Orang Zea cuman mau liat-liat doa-" ucapan Zea terpotong, dia terkejut saat melihat sesuatu.
"Aaa!" Zea berteriak membuat Revan terkejut.
"Hei! Bocil, bisa gak? Lu tuh jangan teriak? Budek gua lama-lama, huh." kesal Revan, Zea terkekeh.
"Ini lucu banget," ujar Zea sambil memberikan botol kaca milik Revan.
"Ee, simpen! Nanti pecah!" dengan lesu Zea mengembalikan itu.
"Padahal lucu tau, Zea mau itu iii!" cicit Zea, Revan menatap malas Zea. Lalu pergi ke kamar.
"Nama om siapa?" tanya Zea, membuat langkah Revan terhenti lalu berbalik.
"Revan!" jawab Revan, Zea mengangguk.
"Kenalin nama aku Vhazea Aurora, inget Aurora bukan aura. Dan Vhazea nya pake V bukan P ataupun F ya. Hehe, salam kenal," kekeh Zea, Revan hanya mengangguk.
'Kenalannya panjang amat, padahal tinggal sebut nama,' batin Revan.
Pluk!
Pisau lipat Revan jatuh ke lantai, membuat Zea terkejut. Dia langsung mundur beberapa langkah. Revan menyerinyit heran."Kenapa?" tanya Revan.
"Huaa, Bang Revan! Zea masih mau idup jangan bunuh Zea hisk," tangis Zea, Revan terkejut.
"Eh, iya lagian siapa yang mau bunuh lu bocil!" ujar Revan sedikit menekan.
"Kan siapa tau mau bunuh aku, hisk, hisk,"
"Jorok!"
Jam menunjukkan pukul 20:30 Revan dan Zea duduk di kursi untuk makan malam, tadinya Revan tidak ingin makan di meja makan tapi Zea terus menggedor-gedor pintu kamar nya.
"Silakan makan, Tuan!" ujar pembantu itu.
"Ya!"
"Bibi, ngak ada sayur ya? Zea tuh sekarang 60 kg! Kalo makan ayam nanti Zea makin gendut dong," lirih Zea, Bi Sumi menatap Zea aneh.
"Kamu siapa? Nyuruh-nyuruh saya?" tanya Bi Sumi, tatapan tajam dari Revan langsung dia layangkan. Bi Sumi paham lalu mengangguk.
"I--ini sayur nya Non,"
"Yeyy! Makasih," Zea memakan sayur itu lahap, se akan gadis itu tidak makan berhari-hari.
"Kenyang!" lirih Zea sambil mengusap perut ratanya itu.
"Habisin! Lu baru makan 3 suap!" tekan Revan, Zea menggeleng.
"Gamau, Zea tuh lagi diet!" tekan Zea, Revan tersenyum manis.
Revan mendekati tubuh Zea, membuat Zea terkejut. Revan menarik tubuh Zea hingga berdekatan. Nafas Revan terasa di Zea, begitupun sebaliknya.
"Bang Re--Revan ma--mau nga--ngapain?" gugup Zea, Revan mengangkat dagu Zea. Membuat Zea kaget.
"Habisin makanan nya atau ... " Revan sengaja menggantung ucapannya itu, membuat Zea penasaran.
"Atau apa?" tanya Zea, gadis itu masih ketakutan. Revan mendekat. Dan ...
Cup!
Benda kenyal itu menyentuh benda kenyal Zea, mata Zea membulat. Dia memberontak tapi usahanya gagal, Revan menikmati betapa manisnya b¡b¡r Zea. Dia melut*n kasar b¡b¡r Zea.Setelah kehabisan nafas, Revan melepaskan lumat*n itu. Zea mematung.
"Makan!" titah Revan, Zea dengan cepat mengambil piring makannya lalu menghabiskan makannya itu. Revan tersenyum manis. Mudah juga membuat Zea takut.
"Good!" ujar Revan, dia mengusap rambut panjang Zea.'B¡b¡r mu manis juga, Vhazea Aurora!' guman Revan
'Iss, pria gila!' batin Zea kesal, ciuman pertama nya malah diambil oleh Revan. Pria ngeselinn!
REVANNO ALDEBARAN
VHAZEA AURORA
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Polos Psychopat
Teen Fiction"Gua gak akan suka sama bocil kaya lu!" "Idih, siapa juga yang bakalan suka sama om-om kaya kamu!" "Dih, ganteng gini dibilang om-om. Bocil aneh, dasar ... " Vhazea Aurora gadis mungil berumur 18 tahun. Bermata bulat, iyalah yakali kotak, gak berca...