padahal masalah sepele

714 9 0
                                    

Hari mulai sore, Zea dan Revan keluar dari gerbang sekolah. Revan akui menunggu Zea sekolah sangatlah bosan, tapi dirinya senang jiga bisa menjaga Zea.

"Abang tau ngak? Zea dapet nilai tunggi loh," Zea memamerkan kertas ulangan hariannya pada Revan. Revan terkekeh.

"Wihh hebat banget sih,"

"Iya dong!" sombong Zea, Revan terkekeh geli.

"Nyesel muji ... " guman Revan pelan.

"Eh abang gimana kalo kita makan dulu? Zea soalnya lapar," Zea mengusap perutnya. Revan berpikir sejenak.

"Makan kemana?" tanya Revan.

"Kemana aja, asalkan deket!" balas Zea. Revan mengangguk.

"Okey,"

     ****

"Mau pesen apa?" tanya Revan, Zea melihat-lihat buku yang berisi menu disana, tapi rasanya tidak ada yang membuat dia tertarik.

"Eum ... Apa ya?" guman Zea, dia terus memilih-milih.

"Soto aja, sama ... Nasi nya. Udah!" ujar Zea. Pelayan tersebut mencatat nya lalu mengangguk.

"Kalo mas nya mau apa?" tanya pegawai itu ramah, tak lupa dengan senyuman manis di bibirnya.

"Saya pesen kopi aja," jawab Revan, pegawai tersebut mengangguk lalu pergi.

"Ih kok kopi? Kan mau makan!" kesal Zea. Dia menatap Revan dengan tatapan permusuhan.

"Kan yang mau makan lo, lagian gua ngak lapar!" elak Revan, sebenarnya dia lapar tapi males pesan makanan saja. Siapa tau bisa berdua sama Zea yakan? Modus!

"Yakin?" tanya Zea ragu.

"Ya,"

Tak lama makanan sampai, soto yang Zea pesan terasa begitu menggoda selera makan Revan. Tapi dia mencoba menahannya.

"Aaa!" Zea memberikan satu huap kepada Revan. Revan menggeleng.

"Ngak lo aja yang makan!" Revan mengambil sendok lalu menyuapi Zea.

"Sekali ajaa, ihh plis!" mohon Zea. Revan menatap wajah Zea, lihatlah gadis itu tengah memohon padanya.

"Yaudah satu huap aja." pasrah Revan. Zea terbinar langsung memberikan satu huap soto itu pada Revan. Revan akui soto nya memang lezat, tapi kayaknya yang membikin tambah lezat karna di suapi oleh Zea.

"Enakkan?" tanya Zea, dia menaikan alisnya sebelah mencoba merangsang Revan agar ikut makan bersamanya.

"Biasa aja," jawab Revan. Zea memalingkan wajahnya kasar. Kenapa jawaban Revan jauh dari ekspetasi dirinya? Ia kira Revan akan mau makan bersama dia.

"Emang Abang gak lapar? Ini udah sore loh, tadi juga Abang cuman makan roti pas sarapan!" ujar Zea, dia mengambil satu huap soto tersebut lalu melahapnya.

"Bisa makan di rumah, lagian gua gak mau makan disini." balas Revan, belum sempat Zea mengoceh Revan lebih dulu ijin ke toilet.

"Ih gak asik banget jadi orang!" kesal Zea.

Zea kembali melanjutkan aktivitas makannya. Padahal rasa soto ini sangat enak, kenapa Revan mengatakan ini tak enak? Apakah lidah pria itu sedang bermasalah?

"Lo tau gak yang sama Zea tadi?"

"Ngak, baru liat!"

"Ganteng banget, gua harap bisa ketemu lagi sama dia!"

"Dih. Kan dia pacarnya Zea?"

"Pacaran masih bisa putus! Nikah juga masih bisa cerai! Jadi masih ada kesempatan!"

Gadis Polos PsychopatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang