1 minggu berlalu, Zea kini sudah mulai sekolah kembali. Apalagi dia ini kelas X11 sebentar lagi gadis itu lulus harus rajin belajar agar nilai nya bagus.Lita dan Zea berada di kelas, keduanya sedang sibuk dengan buku mereka. Karna mendengar akan ada ulangan MTK katanya. Jadi mereka berdua sibuk menghafalkan rumus-rumus matematika itu.
"Ih, kok susah banget!" kesal Zea lesu, dia melirik Lita yang masih pokus pada buku.
"Lita kata kamu rumusnya mudah?" tanya Zea, Lita menoleh.
"Susah sih, tapi ya hafalin aja. MTK tuh mudah, asal tau rumus yakan?" jawab Lita, jika soal pelajaran Lita ini kayak dewasa bagi Zea.
"Apalagi besok aja ujian Fisika, aku gak sempet nyatet pas sakit. Jadi gak ada catatan." lirih Zea, Lita terkekeh.
"Makannya jangan sakit," jawab Lita sambil tertawa. Zea terkekeh.
Kring!
Bunyi bel berbunyi, semua orang berbondong-bondong masuk ke dalam kelas masing-masing. Di kelas Zea semua orang berdoa agar ulangan MTK itu tidak jadi, padahal sudah di tunda 1 minggu."Aku berharap ulangan MTK gak jadi," lirih seorang siswi.
"Iya, aku juga males banget kalo soal MTK. Bising otak pusing," jawab seorang siswa.
"Tapi Pak Vian ganteng tau," ujar seorang siswi. Ya mereka akui jika guru MTK yang mengajar di kelas mereka itu memang tampan, tapi tetap saja.
"Pak Vian tuh duda!" sahut seorang siswa, semua terkekeh.
"Ada-ada aja malah ngomongin guru," bisik Zea pada Lita. Lita hanya berdehem gadis itu masih pokus kepada buku-buku matematika.
"Assalamualaikum," seorang guru masuk ke dalam kelas.
Gugur sudah harapan siswa/siswi disana, Pak Vian masuk ke dalam kelas. Artinya ulangan MTK akan terjadi.
"Gimana apa sudah siap dengan ulangan?" tanya Pak Vian, semua orang mendadak menjadi tegang sendiri.
"Pak saya pusing!" lirih seorang siswa, Pak Vian mendekati murid tersebut.
"Pusing karna MTK? Tidak mau naik kelas kamu?" tanya Pak Vian, siswa tadi sontak menunduk.
"Oke, yang gak mau ikut ulangan bisa keluar! Tapi jangan salahkan saya jika nilai kalian kosong," ancam Pak Vian, semua terdiam bisu.
"Erena kumpulan buku MTK nya! Saya akan memeriksa buku mereka semua, jika ada catatan lain selain MTK kalian tidak boleh ikut ulangan!" ancam Pak Vian, Erena menuruti perintah gurunya itu. Dia mengumpulkan semua bukunya.
Beberapa menit berlalu, semua murid berdoa moga tidak ada catatan lain selain MTK di buku mereka itu.
"Bagus, semua nya tidak ada campuran!"
Lega!
Pak Vian langsung membagikan kertas ulangan tersebut, setelah itu langsung mengerjakannya. Semua orang berpikir keras, beda dengan Lita gadis itu santai-santai saja mengerjakan MTK itu.
"Waktunya hanya sampai jam 10:30 sekarang baru jam 08:23 masih banyak waktunya!" semua melotot, dengan 50 soal dan rata-rata isian dengan waktu sedikit itu? Apa selesai?
Wajah mereka langsung berubah masam, bagaimana menyelesaikan tugas dari gurunya ini? Bahkan kata Pak Vian harus menggunakan rumus. Jika tidak artinya menyontek, apa bisa menyontek? Tentu tidak, karna kawasan ini banyak CCTV mungkin ada 5 dalam satu kelas.
Jam menunjukkan pukul 10:19 artinya waktu menyelesaikan ulangan ini sebentar lagi selesai, Lita maju kedepan membuat sekelas merasa iri.
"Ih, udah selesai!"
Wajar Lita terlebih dulu selesai sebab gadis itu adalah murid terpintar di kelas XII F adalah Lita!
"Waktu habis! Kumpulan!"
****
"Gimana ulangan tadi?" tanya Ollina pada Zea dan Lita.
"Lumayan susah, kamu mah enak sama Pak Bambang!" ujar Zea merasa iri, karna Pak Bambang ini orangnya asik tidak terlalu tegas dan juga selalu menjelaskan rumus jika murid lupa. Jadi kayak belajar di SD.
"Iya dong,"
"Serasa belajar di SD, cuman beda materi aja."
"Nah bener,"
"Itu siapa?" tanya Zea menunjuk seorang siswi.
"Ouh, Lusyana panggil Lusy aja," jawab Ollina malas.
Pandangan Ollina teralih pada Andre, pria yang ia sukai.
"Kak Andre," guman Ollina, tapi sialnya Andre menghampiri Lusy. Membuat senyuman Ollina memudar.
Andre itu sebenarnya sekelas hanya saja umur nya berbeda satu tahun.
"Aku harus move-on, kak Andre suka nya Lusy!" guman Ollina.
"Lin, mau ikut ke kantin gak?" tawar Zea, ia tahu bahwa Ollina dari tadi memperhatikan Andre.
Jujur saja, Zea pun menyukai Andre. Tapi apa boleh buat? Dia juga tak ingin persahabatan nya dengan Ollina hancur gara-gara laki-laki doang toh?
"Mau, ayo!" semangat Ollina.
Ketiga gadis itu berjalan menuju kantin sambil bicara apa adanya. Mereka menceritakan kejadian di kelas, atau apalah. Yang menjadi bahan topik.
"Eh, tadi juga pada ketar-ketir pas di periksa buku haha," tawa Lita, Zea ikut tertawa gadis itu teringat dengan wajah teman-teman nya yang pucat.
"Pasti lah, pak Vian tuh ganteng tapi tegas banget," sembur Ollina sambil tertawa.
Bruk!
Lita tak sengaja menabrak orang, gadis itu meringis saat bok*ng dirinya mengenai lantai dengan keras. Rasanya pinggangnya akan encok."Sory,"
"Duh, kalo jalan tuh liat-liat dong!" kesal Lita, Zea dan Ollina membantu Lita.
"Lo, Lita kan?" ujar cowok itu, suaranya bagi Lita terasa tidak asing.
Deg!
'Cowok ini kan yang udah ambil first kiss aku,' batin Lita."Hello, kita ketemu lagi ... "
Lita dengan cepat menarik tangan Zea dan juga Ollina agar menjauh dari orang tadi. Gevan! Ya orang itu Gevan.
"Kenapa aku ketemu dia lagi sih!" kesal Lita, Zea dan Ollina hanya menyimak karna tak paham.
"Orang tadi siapa?" tanya Ollina pada Lita.
"Gatau!" kesal Lita.
"Kok wajahnya mirip ama Abang ya," guman Zea dia ingat wajah pria tadi mirip dengan wajah Revan.
"Ahh, ayo ke kantin! Aku lapar," Lita mengalihkan pembicaraan.
"Ouh, iya ayok! Keburu masuk nanti," jawab Ollina gadis itu langsung berlari menuju kantin di ikuti oleh Lita dan juga Zea.
"Aku gak mau ketemu pria tadi lagi," guman Lita sambil berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Polos Psychopat
Teen Fiction"Gua gak akan suka sama bocil kaya lu!" "Idih, siapa juga yang bakalan suka sama om-om kaya kamu!" "Dih, ganteng gini dibilang om-om. Bocil aneh, dasar ... " Vhazea Aurora gadis mungil berumur 18 tahun. Bermata bulat, iyalah yakali kotak, gak berca...