"Ada apa?" tanya Andre sambil tersenyum. Ollina semakin meremas rok nya. Karna gugup dan juga salting karna mendapatkan senyuman dari Andre.
"Eum, aku mau kasih Kaka ini!" Ollina dengan cepat memberikan kotak makan, Andre menerima kotak itu lalu tersenyum manis ke arah Ollina. Gadis itu telah sering memberikan dia makan.
"Ollina?" panggil Andre, Ollina langsung menyembunyikan wajahnya yang memerah itu. Dia lalu menatap wajah Andre, ingin rasanya pingsan lalu di gendong oleh Andre. Haha! Modus?
Ya, sekali-kali modus gak papa kan? Tapi ini gak bisa pingsang, hanya bisa merasakan gugup, canggung, dan juga bahagia.
"I--iya kak?" tanya Ollina gugup. Dia semakin merasa sesak dan juga debaran di hatinya terus mengusik ketenangan hati. Sungguh!
"Makasih, lo repot-repot banget sih bawain gua makan terus? Emang kenapa sih?" tanya Andre, Ollina langsung menunduk entah harus bilang apa.
"Dre, lu gau? Lusy besok pindah sekolah kesini loh," ujar sahabat Andre, Elvano Abadi Purta ya itu namanya.
"Lusy?" tanya Andre dia berpikir, Lusy? Siapa?
"Lusy? Eum, orang yang gua suka bukan sih? Lupa gua! Hehe ... " ujar Andre sambil terkekeh geli, Vano menggelengkan kepalanya karna sahabatnya ini sanggat pelupa sekali.
"Iya Lusy, orang yang elu suka!" ujar Vano, senyuman terbit di Andre, bahkan wajah pria itu memerah menahan rasa malu dan juga bahagia.
"Gua gak sabar ketemu dia," lirih Andre sambil menundukkan kepalanya.
Deg!
Jantung Ollina seakan berhenti berdetak, dia menundukkan kepalanya mendengar kata-kata dari Vano itu. Jadi Andre suka sama orang? Air mata Ollina mulai keluar dari pelupuk matanya."Hisk ... Hisk ... " Ollina dengan cepat berlari jauh, dia menangis di sepanjang jalan merasakan sesak di dadanya. Kenapa? Kenapa harus seperti ini? Tidak adil.
Brug!
Tubuh Ollina bertabrakan dengan Zea, dia menatap Zea dengan sendu. Lalu Ollina memasangkan topengnya dia tersenyum manis ke arah Zea dan juga Lita."Hai, Zea ... Lita!" sapa Ollina sambil berusaha untuk tersenyum. Dan melupakan kejadian tadi bersama Andre, Zea dan Lita tersenyum lalu mengangguk.
"Hai juga, Lin." jawab Zea.
"Kamu nangis ya Lin?" tanya Lita polos, karna gadis itu melihat jejak air mata di pipi Ollina. Zea juga melihatnya. Tapi tak berani bertanya ke gadis tersebut, takut malah salah bicara nanti Ollina malah makin sedih kan?
Ollina langsung menunduk dan menangis kembali, membuat Lita dan Zea terkejut. Mereka langsung memeluk tubuh Ollina karna terkejut. Ollina menangis dengan kencang di sela-sela pelukan dari Zea dan juga Lita itu.
"Ollina kamu kenapa?" tanya Zea dengan nada khawatir, Lita mengangguk dia setuju dengan pertanyaan itu, kenapa Ollina menangis secara tiba-tiba?
"Hisk, kak Andre ... " lirih Ollina sambil terisak.
"Kak Andre? Kak Andre kenapa?" tanya Lita bingung.
"Kak Andre ternyata lagi suka sama orang, aku patah hati hisk," tangis Ollina. Zea dan Lita hanya mengangguk saja.
"Sabar yah?"
****
"Bang Revan, Zea pengen sesuatu!" ujar Gadis itu. Revan mengerutkan keningnya pertanda 'apa?
"Jawab! Jangan diem aja, Zea ngajak ngobrol!" kesal Zea. Revan menatap Zea malas, gadis itu sangat banyak bicara! Sungguh, bisa-bisa telinga Revan pecah gara-gara Zea!
"Apa?" tanya Revan.
"Lo mau apa?" tanya Revan lagi, Zea berpikir.
"Es-krim!" jawab Zea, Revan langsung mengambil handphone nya.
"Rasa apa? Sama es-krim apa?" tanya Revan kepada Zea, Zea berpikir.
"Es-krim goreng! Yang pedes, terus minyak nya jangan banyak-banyak yaa." ujar Zea sambil tersenyum manis. Sementara Revan langsung melongo tak percaya.
Dia langsung menempelkan tangannya di jidat Zea, membuat Zea terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Revan itu.
"Iii, bang Revan kenapa sih?" tanya Zea kesal, dia langsung menepis tangan Revan dengan kasar.
"Lu masih waras kan?" tanya Revan.
"Iya lah, yakali Zea gak waras! Emang kenapa sih? Kok tiba-tiba nanya yang kayak gitu!" kesal Zea karna di panggil tidak waras oleh Revan.
"Ya abisnya aneh aja lu minta es-krim goreng," jawab Revan santai.
"Udah ah, Zea males debat. Mau jalan-jalan ke taman," ucap Zea lalu pergi dari pandangan Revan.
"Ya sono!" ucap Revan. Dia menatap kepergian Gadis itu.
Jam 13:45 Zea baru sampai di taman, dia duduk di kursi taman sambil menikmati sebotol air teh. Dia menatap batapa indahnya disini.
"Kakak cantik banget!" tutur seorang bocah pria secara tiba-tiba, sambil tersenyum manis ke arah Zea. Membuat Zea yang tengah melamun itu terkejut.
"Kamu ngomong sama aku?" tanya Zea pada bocah itu, bocah itu mengangguk. Dari perkiraan Zea umur bocah ini 5 atau 6 tahun nan lah.
"Iya kak," jawab bocah itu, Zea langsung tersipu malu. Gak bohong! Di puji cantik oleh bocil itu lebih mendalam, percaya deh! Kita akan terasa lebih malu dan juga salting. Kenapa? Bocah kan tidak pernah bohong, artinya mereka jujur.
"Avvv! Makasih loh!" ujar Zea sambil memeluk bocah itu dengan erat, membuat bocah itu sulit bernafas.
"Ka--kak se--sesek kak!" pekik bocah itu, sambil memukul pelan bahu Zea. Zea yang Terkejut langsung melepaskan pelukan itu, bocah tersebut terbatuk-batuk sambil menarik nafas.
"Hehe, maaf ya!" kikuk Zea, iya merasa bersalah karena telah memeluk bocah itu dengan erat.
"Nama kamu siapa?" tanya Zea pada bocah tersebut sambil tersenyum manis, dia mendekati bocah tersebut.
"Galaxy!" jawab bocah itu dengan senyuman yang manis. Senyumannya itu semanis gula, sungguh. Deretan gigi nya juga yang rapih. Membuat kesan eum, sempurna!
"Bagus juga nama kamu, kenalin nama kakak Vhazea Aurora! Bisa di panggil Zea," ujar Zea sambil memperkenalkan dirinya sendiri.
"Ya udah, besok Kaka ke sini lagi ya? Soalnya Galaxy takut di cariin mama, dadah kak Zea cantik!" seru Galaxy sambil berlari menjauh dari Zea.
Zea mendadak salting sendiri karna di panggil cantik oleh bocah, Galaxy! Eum namanya bagus juga kan. Yakan? Namanya itu bagus, kayak orangnya. Apalagi dia ramah, dan bisa di bilang asik.
"Ah, kok malah salting sih di panggil cantik sama bocah xixi," Zea menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia menjadi salting sendiri.
Zea yang tengah pokus sambil menikmati sisa air nya tadi, tiba-tiba merasakan rintik-rintik air dari atas. Zea langsung melirik ke atas, sambil menyipitkan matanya. Awan nya mendung!
"Eh, hujan?" pekik Zea saat air turun dari langit. Gadis itu dengan cepat berlari.
Zea berlari dengan kecepatan tinggi, dia ingin cepat sampai di rumah Revan. Dengan tergesa-gesa, air hujan mulai turun dengan derasnya membuat baju Zea mulai basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Polos Psychopat
Novela Juvenil"Gua gak akan suka sama bocil kaya lu!" "Idih, siapa juga yang bakalan suka sama om-om kaya kamu!" "Dih, ganteng gini dibilang om-om. Bocil aneh, dasar ... " Vhazea Aurora gadis mungil berumur 18 tahun. Bermata bulat, iyalah yakali kotak, gak berca...