04. happy birthday

444 58 2
                                    

hari ini huang jisung genap berusia dua belas tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hari ini huang jisung genap berusia dua belas tahun.

bocah yang akan segera menaiki jenjang sekolah menengah itu kini sedang ternganga lebar akibat rasa takjub yang tidak bisa ia gambarkan melalui kata-kata.

"daddy, where the floor is this?" jeno yang mendengar ucapan asal-asalan jisung tertawa. dilihatnya sang anak yang tersenyum bahagia mendapati tempat indah didepan matanya membuat hatinya menghangat. belum lagi, sang suami yang sudah memberinya kecupan terima kasih tadi.

jeno benar-benar sedang berada diatas langit saat ini--secara harfiah maupun kiasan.

"what floor is this on, daddy?" renjun membenarkan sambil ikut menatap kebawah gedung, namun karena hal itu membuat kepalanya berkunang-kunang renjun segera menjauhkan tubuhnya.

"what floor is this on, daddy?" jisung menirukan kalimat renjun.

"this is the twenty one floor," jawabnya.

jisung tidak menanggapi lagi, sembari menunggu hidangan mereka disajikan dimeja keluarga kecil itu mulai mengisi kegiatanya dengan berfoto ria bersama, terkadang jisung juga banyak menebak-nebak mengenai bentuk rasi bintang yang dilihatnya diatas langit.

pemandangan kota seoul yang indah dan angin sepoi-sepoi disekitar mereka membuat keluarga itu menjadi salah satu keluarga yang paling bahagia di dunia.

sang kepala keluarga tersenyum puas. rasanya benar-benar lega ketika dapat melihat orang yang ia sayangi dengan sepenuh hati bahagia. mimpinya terwujud, mimpinya bersama renjun. mereka membangunya dengan sangat baik dan kokoh.

hingga tiba-tiba ditengah lamunan jeno tersebut, sebuah tangan hangat merambat menggenggam tanganya dibawah meja. tangan dengan cincin perak manis yang kembar seperti yang ia kenakan ditangan kananya. pria yang sudah berumur nyaris kepala tiga itu membalas genggaman sang lawan.

renjun tersenyum dengan senyum lebarnya seperti biasa, senyum yang selalu menjadi candu bagi jeno. candu untuk selalu membuatnya bahagia, "we did well."

"of course we did."

keduanya saling menatap lama dengan senyum bahagia. bahkan meskipun tanpa suara, renjun maupun jeno dapat membaca kalimat cinta satu sama lain yang mereka katakan melalui tatapan mata.

tak berselang beberapa lama, kegiatan mereka terinterupsi oleh kedatangan sang waiters dengan kudapan mewah pesanan mereka. ini adalah hari bersejarah, hanya bisa dirasakan sekali dalam setahun oleh keluarga kecil itu, jadi jeno benar-benar tidak merasa bersalah ketika harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk dua kesayanganya.

genggaman mereka dibawah meja terlepas. renjun buru-buru bangkit untuk memanggil jisung yang sedang berada di kolam ikan tak jauh dari tempat duduk mereka.

sang anak langsung datang dengan mata berbinar, berkali-kali menanyakan makanan-makanan asing lezat yang ia makan. kelewatan bersemangat sampai renjun harus selalu membersihkan noda kotoran disudut bibirnya.

the cather in the ryeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang