« jeno, renjun, jisung »
someone asked me to describe home,
and i started talking about your hair color,
and the sound of your voice,
and the taste of your lips,
and how your skin feels like until i realized they had expected to hear a place.
warn...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
rumah adalah tempat penyelenggara kehidupan dan penghidupan bagi setiap orang.
rumah adalah sebuah kebutuhan dasar bagi setiap manusia di dunia ini. sebuah tempat berlindung, sebuah tempat sebagai pelipur lelah dan sebagai tempat sebuah kehidupan dimulai.
rumah bagi sebagian orang merupakan sebuah bangunan tempat berteduh yang nyaman dan-- /hapus/
rumah. kalimat yang sebagian orang selalu diingat sebagai sebuah sosok dengan senyum hangat yang menawan, seonggok tubuh kokoh yang nyaman dan juga--
renjun menghentikan ketikan pada keyboard-nya. otaknya seketika tumpul setelah berusaha mendeskripsikan sebuah objek yang seharusnya sudah sangat familiar dalam hidupnya.
rumah, rumah, rumah. tentu saja renjun akan dengan mudah menuliskan bagaimana sosok jeno yang selama ini menjadi sebuah tempat pulang yang begitu ia dambakan.
namun rasanya tidak lagi. rumahnya sudah tidak ada lagi. barangkali ia masih berada ditempatnya saat ini--tidak pernah pergi-pergi. hanya saja renjun terlalu takut untuk kembali, untuk sekedar menyapa dan menyamankan diri seolah peristiwa yang lalu tidak pernah terjadi.
dengan lelah, kepala bermahkota blonde itu melirik arloji yang melingkar ditangan kirinya--sudah menunjukan pukul tiga sore--hal tersebut membuat papa itu melotot dan segera berkemas dari tempatnya, menyambar kunci mobil dan melaju untuk menjemput jisung di rumah sakit.
renjun mengumpat setelah sampai pada jalanan besar, proposal partnership organisasinya yang tidak selesai-selesai itu sampai membuatnya lupa untuk menjemput jisung dari kegiatan terapinya di rumah sakit. ia berhenti menulis, ia berhenti ketika mulai mendeskripsikan sebuah objek bernama rumah--sebuah definisi rumah yang sesungguhnya.
yang bukan hanya sebuah bangunan kokoh besar yang megah. renjun ingin membuatnya berbeda, ia ingin membuat sebuah definisi rumah yang sesungguhnya kepada anak-anak kurang beruntung yang ia dampingi selama ini. bukan hanya sekedar meminta bantuan dana untuk di buatkan sebuah bangunan beratap--namun ia ingin menekankan bahwa rumah bukanlah kalimat yang sederhana. ia adalah segala-galanya--semua hal yang dibutuhkan anak-anak dampinganya selama ini.
bisa sebuah tempat berlindung, pelipur lelah, berbagi kasih sayang, menumpahkan kesedihan, membuat kebahagiaan--hal-hal bermakna yang terangkum dalam sebuah kalimat sederhana. rumah. begitulah yang ingin renjun sampaikan kepada donatur partnership-nya nanti.
tetapi sialnya, renjun bahkan kesulitan menuliskan hal tersebut.
mobil sedan berwarna merah metalik itu berhenti. renjun segera keluar dan berlari menuju ruangan tempat jisung melakukan terapi gelombang otak untuk menyembuhkan PTSD-nya.
"papa!" renjun berhenti mendadak hingga tubuhnya nyaris limbung ke depan. tubuhnya lantas berbalik ketika mendengar suara jisung yang memanggilnya dari kejauhan.
