08. nap of a star

281 41 9
                                    

"AKU MEMBAYARMU BUKAN UNTUK MENUMBALKAN ANAKKU! MARK!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AKU MEMBAYARMU BUKAN UNTUK MENUMBALKAN ANAKKU! MARK!"

tangan itu terkepal kuat, nyaris memukul rahang sang sabahat didepanya yang sudah menunduk dalam sambil terus mengucap maaf.

lorong rumah sakit yang sepi rupanya membuat jeno lebih leluasa untuk mengeluarkan segala emosinya. ia marah, ia kecewa. orang kepercayaanya selama ini gagal untuk menjalankan amanat yang seharusnya sudah menjadi tanggung jawabnya selama bertahun-tahun.

kemudian tangan itu naik ke udara dan berakhir memukul tembok disebelahnya. "maafkan aku, jeno. maafkan aku,"

tangan jeno bergetar setelah puas memukul tembok rumah sakit, buku-buku jarinya memerah lecet. meskipun begitu, pria itu tidak peduli. apa yang ia alami saat ini benar-benar sesuatu yang tidak bisa ia percaya.

ia masih mengingat dengan baik memorinya semalam. ia datang menemui sang anak yang sudah tertidur damai, mengusak rambut legamnya dan berakhir memberikan ucapan selamat malam.

jeno dapat melihat kekecewaan itu. ia melihatnya, melihat pipi jisung yang terdapat lelehan air mata yang sudah kering, kemudian hidungnya yang memerah. jeno tahu anak itu pasti dipenuhi rasa bersalah. jeno juga memahami bahwa jisung hanya berusaha untuk menyuarakan kebenaranya--karena itu yang mereka ajarkan selama ini.

namun hal itu malah menjadi boomerang untuk keluarganya sendiri.

pria berbadan bongsor itu kemudian beranjak untuk mendekati renjun yang sudah terduduk lemas diatas lantai. kepalanya menunduk, kedua tangan yang mengepal kuat bertumpu pada lutut, sama sekali tidak ada suara dalam tangisanya. bahkan marah pun tidak. renjun hanya tidak memiliki tenaga untuk itu--ia sudah terlalu lelah.

secara fisik maupun mental.

pagi tadi, seusai renjun bangun dari tidurnya ia langsung mengingat jisung yang belum pulang semalaman, namun kemudian jeno datang dengan cekatan menenangkanya. pria itu mengatakan anak mereka berada dirumah sang bibi semalam--dan sekarang sudah dipastikan jisung sedang bersiap untuk bersekolah.

renjun ingin menghampirinya saat itu, ia ingin memeluk sang anak dan mengucap beribu maaf atas segala kesalahanya, atas dosanya. namun jeno sudah menahan tanganya, lagi-lagi pria itu mengatakan bahwa jisung butuh waktu. sang anak membutuhkan waktu untuk memikirkan tindakanya semalam, jeno hanya ingin membuat jisung sadar akan sesuatu. sesuatu yang lebih penting dari sekedar pertanyaanya malam itu--karena jisung bahkan belum memberikan mereka kesempatan untuk menjelaskan.

jadi sebenarnya renjun belum melihat jisung sama sekali sejak malam itu. dirinya bahkan sengaja untuk memasak berbagai macam makanan lezat kesukaan jisung hanya karena ingin melihat sang anak tersenyum ketika pulang nanti.

ia ingin melihat bocah itu memakan masakanya dengan lahap seolah melupakan apa yang sempat terjadi semalam. tidak, renjun sama sekali tidak membutuhkan ucapan maaf dari sang anak. anak itu sudah benar dan tuhan sepertinya sedang berusaha menegurnya melalui jisung.

the cather in the ryeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang