Setelah beberapa menit larut dalam pembicaraan tiba-tiba terlihat seseorang gadis dengan langkah kecil dari dapur berjalan menuju ruang tamu dengan menundukkan kepalanya tampak gugup. Dengan dress putih selutut dan rambut tergerai panjang.
Jungkook mulai menyepitkan matanya saat melihat keperawakan gadis mungil yang datang secara tiba-tiba namun berhenti di tengah jalan dan berlindung di balik dinding pembatas dapur. Jungkook bisa melihat gadis itu sangat kecil, tunggu jangan bilang.....
"Heyli kemari lah nak," Yunhai memanggil gadis tersebut.
Juangguk terkekeh saat melihat gadis yang terlihat malu itu, sebelumnya tentu dia sudah bertemu dengan gadis yang akan menjadi menantunya. Lalu Juangguk pun menghampiri gadis kecil itu yang masih berada dibalik dinding dapur.
"Heyli, kita bertemu lagi, apa kau masih ingat dengan paman?" Juangguk menunduk untuk menatap gadis dibalik tembok itu.
"Ayok kemarilah jangan malu." Juangguk melihat keperawakan sang menantu.
"Heyli jangan malu sayang," Yunhai memanggil sang putri, akhirnya gadis itu keluar dari dibalik dinding itu dan melangkahkan kaki kecilnya mengikuti Juangguk yang tentu dia kenal sebelumnya.
Juangguk memang sempat bertemu Gadis yang akan menjadi menantunya beberapa hari yang lalu. Pertemuan itu tidak hanya sekali, tetapi Juangguk memang sudah lama mengincar sesosok calon menantunya ini beberapa waktu yang silam.
Jungkook dan Maira terkejut bersamaan dan saling menatap. Jungkook terlebihnya saat ini yang lebih sangat terkejut.
Jika itu memang benar. Apakah benar gadis kecil itu calon istrinya. Bahkan bisa dilihat gadis itu tampak sangat kecil dan pendek. Oh tidak, Jungkook kehilangan akal dalam sekejap kemudian. Dia seorang anak kecil?
Juangguk kembali duduk sedangkan kini gadis itu didepan mereka, berdiri seraya memberi tatapan lugu kepada mereka. Gadis itu berambut lebat dengan porsi tubuh berbadan kecil.
Bahkan Maira tidak bisa menyangka sebelumnya karena suaminya tidak menceritakan usia berapa dan bahkan nama sang menantu itu siapa. Pria paruh baya itu hanya mengatakan bahwa calon istri putra mereka sangat cocok dan bisa menjadi ibu rumah tangga. Tapi setelah melihat wujud sang menantu tampaknya saat ini malah dilihat sangat kecil dan malahan lebih cocok menjadi adik putranya ketimbang calon istri putranya.
Maira mulai ragu, dia tidak bisa menerima kondisi gadis itu, terlalu muda alias dini untuk putranya yang berusia 28, dan jangan lupa dia pun tak yakin Jungkook menerima perjodohan ini setelah mengetahui sang calon istri.
Maira menjadi gelisih, lalu melirik sang suami dengan tatapan sinis dan marah karena terlalu tidak sesuai dengan keputusan memilih dan keinginan dalam memilih pasangan terbaik untuk putranya.
Kalo tahu akan terjadi seperti ini. Maira pasti bertindak lebih awal menghentikan perjodohan dan mencarikan pasangan yang lebih pantas bersanding dengan putranya itu. Putranya itu orang sukses, dan juga kesempurnaan sang pasangannya yang seharusnya pun juga harus seimbang dari fisik, sikap dan kekayaan.
"Perkenalkan namamu," Yunhai menyenggol lengan gadis itu.
"Salam kenal pa- paman, bibi nama ku Heyli." ucap gadis itu membungkuk sopan seraya berbicara dengan gugup dan gemetar.
Sedangkan Jungkook kini membulatkan matanya dan mulai meneguk air tenggorokan dengan kasar, karena tenggorokannya saat ini sangat kering.
Bagaimana bisa sang ayah menemukan calon menantu gadis kecil tanpa memandang keinginan putranya. Gadis di depannya saat ini sangat mungil dan tidak bisa disebut seorang calon istri untuknya. Apakah ayahnya sudah lupa berapa usianya, apa gadis ini cocok untuk bersanding dengannya, dia tidak yakin gadis di depannya ini bisa ikut dalam mengurus rumah tangga dan hubungan begitu saja. Terlalu muda untuk di nikahi olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WHITE JASMINE ||𝗧𝗘𝗥𝗕𝗜𝗧|| PO 9-16 AGUSTUS
Fiksi Remaja[𝙒𝙖𝙧𝙣𝙞𝙣𝙜! 𝙈𝙖𝙩𝙪𝙧𝙚 𝙘𝙤𝙣𝙩𝙚𝙣𝙩 +²¹] Bagaimana jika seseorang pria dewasa berusia 28 tahun menikah dengan gadis remaja yang genap akan berusia 17 tahun, yang bertemu dengannya di desa terpencil. Apakah patut untuk menjalanin kehidupan b...