Awalan

10.1K 533 48
                                    

🥀APPA🥀

4 tahun kemudian...

“Papa!” teriakan riang menyambut gendang telinga seorang pria berbalut jas hitam kerjanya.

Tangan itu terbuka lebar dan ditutup saat seorang gadis kecil melompat untuk dipeluk.

“Bagaimana sekolah hari ini cantik?” tanya pria itu.

“Sangat, sangat, sangat baik Papa. Oh iya, dimana Mommy? Tidak ikut menjemput?”

“Sayang, Mommy sangat sibuk hari ini. Di tempat laundry sangat ramai karena itu Papa yang menjemput setelah selesai ngantor. Tidak senang ya Papa yang datang menjemput?”

Raut wajahnya di buat sesedih mungkin untuk meyakinkan putri kecilnya. Di rasa berhasil iapun mendapatkan sebuah kecupan manis di pipi bagian kiri.

“Clay senang kok Papa yang menjemput tadikan Clay hanya bertanya saja, Pa.“

“Kalau begitu ingin membeli ice cream sebelum pulang?”

“Lalu Mommy?”

Ah, pria itu mengangguk mengerti atas kegelisahan dari sang anak. Iapun tersenyum seraya mencolek ujung hidung putrinya kemudian membisikan sesuatu.

“Tapi itu berbohong namanya, Papa.” anak itu tidak setuju dengan usulan Papanya untuk berbohong pada sang Ibu.

“Hey sayang, Clay tidak akan berbohong jika Mommy tidak bertanya,'kan? Bagaimana?”

“Apa tidak apa begitu?”

“Tentu saja tidak apa.”

“Okai.” Park Claya adalah nama malaikat kecil mereka.

Mendudukkan Clay di kursi penumpang pria itu lantas memutari bagian depan mobil untuk mencapai kursi kemudi, mengendarai mobil, membelah jalan raya dan segera mencari pedagang ice cream.

“Pa, besok hari weekend apa kita akan jalan-jalan?”

“Oh tentu saja.”

“Kemana kita pergi?”

“Emmm ... Tidak ingin menjawab. Clay tebak saja Papa dan Mommy akan membawa Clay kemana kalau benar dua ice cream Clay dapatkan.”

Clay tampak berpikir dengan tangan memegangi dagu, membuat pria di samping tertawa gemas lalu mendaratkan ciuman penuh cinta pada pipi Clay.

“Sudah mendapat jawaban nya?”

“Tidak, ayolah Pa jawab saja pertanyaan Clay.”

“Jawabannya kita akan berbelanja mingguan Mommy mu.” ia menoleh sebentar pada sang putri kemudian kembali fokus menyetir.

“Lagi?”

“Yup benar, lagi.”

Perempuan kecil itu merengut tidak terima, sudah sering hari weekend nya di habiskan untuk menemani Mommy belanja.

“Hey mendadak putri Papa memasang wajah lemon?”

“Lemon?”

“Iya, asam.” pria tersebut mengerutkan hidungnya yang mana membuat putrinya mendengus kesal.

“Papa selalu memihak Mommy.”

“Sayang tidak begitu, hey kenapa berpikir Papa berpihak pada Mommy mu? Papa akan selalu berada di pihak putri kesayangan Papa.”

“Kalau begitu bujuk Mommy untuk menunda belanja mingguannya, Pa. Clay ingin pergi jalan-jalan, sekali saja. Ya, ya?” Clay menampilkan mimik wajah memohon dengan mata bulatnya.

“Bisa saja, memang putri Papa ingin jalan-jalan kemana?”

“Serius boleh?”

“Apapun untuk malaikat kecil Papa dan Mommy.“

“Clay ingin pergi piknik seperti Nathan. Nathan bilang piknik keluarga menyenangkan, Clay mau piknik, Pa.”

“Wah, sepertinya seru juga. Tenang sayang, Papa akan membujuk Mommy mu untuk ini.”

“Sayang Papa banyak-banyak.”

“Sayang Clay banyak-banyak juga.” keduanya saling lempar senyuman lebar.

🥀APPA🥀

“Lisa ayolah ini permintaan Clay, hanya kali ini saja.”

“Tidak!”

Oh lelaki itu mulai lelah untuk membujuk Lisa agar menyetujui ajakannya mengenai piknik keluarga yang Clay katakan beberapa jam lalu.

“Putrimu menginginkan.”

“Mingyu kita sudah membicarakan mengenai ini, Clay tidak boleh terlalu banyak bermain. Piknik keluarga? Kita bisa melakukannya di depan rumah untuk apa pergi jauh-jauh ke pusat kota? Menghabiskan banyak uang dan waktu.”

“Masalah uang aku yang atur yang penting keinginan putriku terpenuhi.”

“Dia putriku.”

“Ck! Iya, dia putrimu.”

“Jawabannya tetap tidak. Sudah jangan mengajak ku berdebat lagi, banyak yang harus aku kerjakan.”

“Hey Lisa--” merasakan sesuatu menarik narik celananya Mingyu pun menunduk, ia bisa lihat wajah Clay yang baru bangun tidur.

Mingyu melipat kedua kakinya dan menjadikan kedua lutut sebagai tumpuan kemudian merapihkan rambut Clay. “Ada apa sayang?”

“Mommy tidak setuju ya, Pa?”

Aduh Mingyu tidak tega mengatakan iya di saat Clay sudah menunjukkan wajah sedih bahkan gadis kecil itu menunduk sambil memainkan kakinya, menggesek lantai.

“Sudah Papa katakan kalau Clay serahkan semuanya pada Papa, Mommy hanya sedang banyak kerjaan karena itu tidak bisa pergi jauh-jauh. Bagaimana kalau kita berdua saja piknik? Mau ya?”

“Hanya berdua?”

“Kita bisa ajak Riki untuk bergabung lagipula Mommy orang yang tidak menyenangkan kalau ajak Riki pasti jauh lebih menyenangkan, kan?”

“Serius boleh ajak Riki?”

Mingyu mengangguk penuh antusias membuat Clay kembali tersenyum bahagia kemudian memeluk leher Mingyu erat.

Kau tidak bisa mencegah ku untuk membahagiakan putri kesayangan ku Lisa. Mingyu menampilkan senyum jeleknya.

“Ayo Papa temani tidur.”

“Lanjutkan dongeng Ahjussi yang Papa ceritakan kemarin malam, ya? Clay penasaran bagaimana nasib Alice setelah menikah dengan pria tua itu.”

“Siap!” melangkah menuju kamar sang anak, tanpa tau Lisa mendengarkan semua pembicaraan mereka.

Diam-diam Lisa menutup mulutnya agar isak tangis itu tidak lolos keluar. Lisa beruntung bertemu Mingyu dalam hidupnya, dan terima kasih juga pada Jaehyun yang mempersilahkan Mingyu untuk lanjutan menjaga Lisa.

Jaehyun sendiri sudah menikah 3 tahun yang lalu, tepat di hari kelulusannya pria itu bertunangan kemudian selang enam bulan langsung menikah.

Mungkin pria itu sudah hidup bahagia bersama keluarga kecilnya begitupun Lisa yang sudah mulai melupakan masa lalunya dengan seseorang.

“Maafkan Mommy, Clay.” tubuh itu luruh kebawah menciptakan sebuah lekukan pada kedua kakinya lalu berhasil menyembunyikan tangisan itu lewat lipatan tangan yang menenggelamkan wajahnya.

🥀APPA🥀

Gimana pendapat kalian tentang cerita ini?

Kurang seru atau apa?

APPA || LIZKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang