🥀APPA🥀
BREAKING NEWS
Korea Selatan saat ini tengah di landa hujan badai. Banyak jalan telah di tutup untuk menghindari kecelakaan sebab kabut gelap sudah hampir menutupi seluruh jalanan.
Jimin berbalik menatap Jungkook yang duduk diam sambil memainkan gelas kecil berisikan wine.
"Aku menginap ya malam ini."
Dengan tatapan kosong Jungkook mengangguk mengijinkan Jimin untuk bermalam kali ini.
Jimin sendiri tidak ingin mengambil resiko pulang ke apartemen malam ini usai pemberitaan korea mengenai cuaca buruk di tempat mereka.
“Omong-omong ada makanan apa di dalam kulkas mu?” langkah tegas Jimin mengarah pada lemari pendingin di dapur.
“Tidak ada apapun.”
“Serius?” tanya nya tidak percaya namun ketika kedua tangan itu membuka, ya yang di katakan Jungkook benar.
Kosong. Hanya ada beberapa minuman alkohol saja.
“Tidak heran kalau nantinya kau mati muda Jeon Jungkook.”
Sindiran pedas itu tidak di hiraukan oleh sosok Jungkook sebab dirinya masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
Jimin menghempaskan punggungnya pada sofa dan kembali duduk di samping Jungkook. Daripada tidak tau harus melakukan apa. Jimin pilih bermain game online.
Namun, permainannya terganggu oleh nada dering telepon Jungkook yang ada di atas meja depan mereka berdua.
“Jung, ponsel mu.”
Diacuhkan lagi.
Terlalu lama di acuhkan ponsel Jungkook akhirnya mati dengan sendirinya tapi detik setelahnya ponsel tersebut berdering lagi hingga Jimin jadi kepalang kesal.
“Mengangkat telpon saja malas, ck, ck, ck!”
“Hall--?”
Dahi Jimin mengerut cemas kala mendengar nada panik lawan bicaranya. Menatap Jungkook langsung tetapi pria itu masih sibuk meneguk minuman alkohol tanpa henti.
“Ahjussi kau dengar aku?”
“Mingyu dan Wonwoo melarang ku untuk ikut mencari Clay.”
Masih setia mendengarkan perkataan seorang wanita di telpon begitu juga dengan mata Jimin yang masih menatap lekat sosok Jungkook.
“Aku akan pergi tidur,” ucap Jungkook pada Jimin yang diam mematung di tempat duduk.
“Clay itu anak kecil yang menabrak mu kan Jeon?”
Tentu Jungkook langsung menghentikan langkah kakinya begitu nama Clay terucap dari celah bibir tebal Jimin.
“Kau masih mengingat anak bernama Clay itu?”
“Siapa dia untuk mu?”
“Dia putriku.”
Oke ini mungkin bukan urusan penting baginya dan siapa Clay tidak begitu mempengaruhi kenaikan saham perusahaan tapi wanita di telepon mulai menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
APPA || LIZKOOK
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ❗️JANGAN JADI SILENT READER, PLEASE. HARGAI PENULIS, BERIKAN TANGGAPAN POSITIF. JIKA ADA KRITIK SAMPAIKAN DENGAN BAHASA YANG BAIK. WARNING : 21+ Harap baca books Ahjussi terlebih dahulu sebelum membaca ini.