🥀Appa 02🥀

3.7K 385 56
                                    

🥀APPA🥀

Lisa berdiri menatap tajam pada dua orang di depan sana dengan kedua tangan di pinggang. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan mereka baru saja sampai rumah setelah piknik.

“Jam berapa sekarang?”

Mingyu dan Clay hanya bisa saling melirik dalam kegiatan menunduk. Menghadapi Lisa yang marah itu lebih seram dari pada di kejar anjing tetangga depan, ya setidaknya mereka bisa membandingkan karena pernah mengalaminya.

“Mom, jalanan sangat macet.”

“Oh ya? Anak Mommy sekarang sudah pandai berbohong? Apa Papa mu yang mengajarinya?”

“Hei aku tersinggung.” Mingyu menyela sebentar sebelum tatapan Lisa kembali menghunus bagaikan pedang.

“Katakan sebelum pulang kalian mampir ke mana?”

Clay ingin jujur tapi kalau jujur Papa Mingyu pasti kena omel Mommy Lisa jadi terpaksa ia berbohong demi menyelamatkan Papa tercinta.

“Beneran macet, Mommy.”

Beralih menatap Mingyu yang sudah membuang muka seakan ingin lari dari pertanyaan.

“Papa?” tegur Lisa.

Mereka memang sepakat jika di hadapan Clay panggilan mereka adalah Mommy dan Papa itu bertujuan agar Clay tidak bertanya lebih jika keduanya hanya memanggil nama saja.

“Kalau kau tidak percaya bertanya saja pada Riki, yakan sayang?” Mingyu meminta agar Clay menganggukkan kepala namun yang di dapat justru wajah bingung Clay.

“Tapi Papa, Riki belum kita beritahu kalau dia berkata jujur bagaimana?”

Oke! Sepertinya Mingyu tidak akan lagi mengajari Clay untuk berbohong.

Usai menepuk jidat kini Mingyu nyengir saat menatap Lisa di depannya.

“Baiklah, baiklah, kita pergi makan malam sebelum pulang.”

“Apa gunanya aku memasak kalau suami dan anakku lebih memilih makan di luar!”

“Mommy jangan marah Clay yang minta sama Papa buat makan di luar.” Clay menjelaskan.

“Ya, itu karena masakan Mommy tidak enak iyakan?”

Itu memang benar Mingyu dan Clay setuju dengan ucapan Lisa barusan. Masakan wanita itu terlalu ekstrem untuk di makan, sudah banyak rasa yang Clay serta Mingyu rasakan.

Mulai dari, hambar, terlalu asin sampai rasa nano-nano. Pokoknya bahasa kasar mereka adalah masakan Lisa tidak enak di konsumsi.

“Seharusnya kalian jujur saja kalau pulang malam karena makan di luar. Mommy tidak akan repot-repot memasak,” gumam Lisa di kalimat terakhir setelahnya pergi.

Kepergian Lisa membuat keduanya merasa bersalah, Lisa selalu berusaha memasak di sela kegiatannya yang sibuk mengurus tempat laundry tapi sepertinya itu tidak di hargai oleh mereka berdua.

“Bagaimana ini, Papa?” tanya Clay merasa amat bersalah.

Mingyu mengenal betul bagaimana watak Lisa jika sudah marah begini, sulit sekali untuk di bujuk.

“Clay masuk kamar dulu Papa mau ambil barang di mobil, nanti Papa mandikan sekalian biar Mommy istirahat di kamar, oke sayang?”

“Iya, Papa.” Clay menurut dan pergi bersama tas gendong di belakang punggung.

Selesai menaruh barang yang di gunakan saat piknik tadi kini Mingyu beralih memandikan Clay setelah selesai sepasang Ayah dan Anak itu berjalan menunju ruang makan tanpa Lisa.

APPA || LIZKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang