0.8 suara tentang rasa

7 7 5
                                    

"Na, sarapan bubur, mau?"

Si pemilik nama hanya menoleh, lalu menggeleng. "Kamu saja, aku tidak bisa makan pagi, nu"

"Kenapa memangnya?"

"Tidak tahu"

Setelah menghabiskan waktu hampir satu jam lamanya mengendarai sepeda. Keduanya mampir ke sebuah gerobak bubur ayam yang letaknya tak jauh dari tempat istirahat mereka. Ini semua karena ide dhanu yang mendadak mengirim pesan selepas subuh untuk mengajak khana olahraga pagi, awalnya khana menolak karena tidak memiliki sepeda, beruntung teman dhanu mau meminjamkan sekaligus mengantarkannya sepeda lipat berwarna merah muda. Meskipun khana yakin pasti dhanu yang memaksa temannya untuk meminjamkan sepedanya untuk khana.

Sedang asyik memakan bubur ayam yang sudah diaduk, dhanu justru mendapati khana yang mendadak berdiri lalu berjalan kearah seberang jalan. Jalanan memang sedang ramai dipenuhi para pengguna sepeda dan pejalan kaki yang sedang berolahraga.

Dhanu segera menghabiskan semangkuk buburnya, dia tidak bisa tenang melihat khana yang pergi sendirian. Setelah membayar, dhanu berlari kecil menghampiri khana yang sedang berjongkok dihadapan anak kecil yang sedang menjual donat.

"Na, sedang apa?" Tanya dhanu, namun, tidak khana tanggapi. Perempuan itu justru menggerakkan tangannya seperti memberi isyarat pada anak kecil didepannya.

"Perkenalkan, laki-laki dibelakang namanya kak dhanu. dia baik tapi kamu jangan dekat-dekat dengan kak dhanu, ya, dia menyebalkan" kata khana lirih diiringi gerakan tangan yang tidak dhanu ketahui tapi membuat anak kecil didepannya tersenyum.

"Tapi, dia tampan" katanya tanpa suara diiringi gerakan tangan. Melihat itu sontak khana menggeleng.

"Dia jelek"

"Kamu sedang mengejekku, na?"

"Lihat, dia akan marah sebentar lagi, kalau begitu kak khana pergi dulu. Mau kabur, kamu baik-baik, ya" kata khana yang mendapat anggukan dari anak kecil didepannya. Lantas khana berdiri lalu berjalan lebih dulu meninggalkan dhanu dan anak kecil itu, yang khana dengar laki-laki itu mengucapkan kalimat semangat dan pamit sebelum berlari kecil menuju khana.

"Na, bagaimana jika nanti aku menyukaimu?"

"Kamu sudah melakukannya, nu"

***

serenity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang