Lost of Memory 7

7 0 0
                                    

Seperti biasanya, Jiyeon pulang sekolah dibonceng oleh Myungsoo. Kali ini keduanya sama-sama diam. Tak ada yang mulai bersuara. Myungsoo yang masih sedikit kesal karena melihat Jiyeon bersama Minho hanya bisa memendamnya dalam hati. Sedangkan Jiyeon, sejak melihat Myungsoo berjalan sambil bersenda gurau dengan Eunji dan juga setelah mendengar kata-kata Minho, timbul perasaan tak menentu di dalam hatinya. Alhasil, kini ia hanya bisa terdiam dan memandangi L dari belakang.

"Apa saja yang sudah kau pelajari, huh?" tanya Myungsoo agak ketus sambil terus memandang ke depan.

"Mwo?" Jiyeon sedikit tak mengerti maksud Myungsoo karena pikirannya memang tak terlalu fokus saat itu.

"Bukankah kau tadi belajar bersama dengan Minho, apa saja yang sudah kau pelajari, eoh?" tanya Myungsoo lagi.

"Ah...cukup banyak yang kupelajari dari Minho oppa. Dia benar-benar sabar mengajariku, tak seperti oppa yang selalu tak sabar tiap kali aku bertanya" jawab Jiyeon berusaha bersikap seperti biasanya meskipun sebenarnya hatinya sedikit berdebar saat mendengar suara Myungsoo.

"Jinjja?! Menurutmu dia lebih baik dariku?" tanya Myungsoo memendam kekesalannya sambil terus mengayuh sepedanya.

"Minho oppa memang mengajariku dengan sangat baik, oppa. Keundae kau tetap yang terbaik meski terkadang sedikit galak" jawab Jiyeon berusaha membujuk Myungsoo, karena ia tahu namja di depannya itu paling tak suka jika dibanding-bandingkan dengan namja lain. Namun, kali ini Jiyeon tulus mengatakan yang sebenarnya.

Myungsoo terdiam namun perlahan ia menyunggingkan senyumnya sedikit begitu mendengar jawaban Jiyeon. Kekesalannya sedikit berkurang saat ini.

"OPPA, BERHENTI!!" teriak Jiyeon tiba-tiba membuat Myungsoo menghentikan sepedanya mendadak.

"Wae?"

"Aku ingin es krim, oppa. Bukankah dulu saat oppa memenangkan pertandingan, oppa belum mentraktirku" ucap Jiyeon dengan puppy eyesnya.

"Aigoo...kau ini mengejutkanku saja. Geurrae kita ke tempat biasa ne" ucap Myungsoo segera melajukan sepedanya kembali menuju kedai es krim langganan mereka.

Sebentar saja mereka sudah sampai di kedai es krim yang biasa mereka datangi. Mereka disambut oleh seorang yeoja yang cantik nan imut pemilik kedai es krim itu.

"Jiyeonnie, L-ah, sudah lama kalian tak datang kemari" sapa yeoja itu ramah.

"Ne Boram eonnie, belakangan ini kami sibuk dengan kegiatan sekolah keundae hari ini aku benar-benar tak bisa menahan keinginanku untuk menikmati es krim kesukaanku eonnie" ucap Jiyeon mengeluarkan aegyonya.

"Geurrae aku akan segera membawakan pesanan kalian seperti biasa, cokelat untuk kau Jiyeon-ah dan vanilla untuk L" ucap Boram.

"Gomawoyo Boram eonnie" ucap Jiyeon.


Myungsoo dan Jiyeon mengambil tempat duduk yang masih kosong dan mereka duduk saling berhadapan. Jika biasanya Jiyeon selalu cerewet berceloteh tentang teman-temannya dan juga namja yang mendekatinya, kini yeoja satu ini malah bungkam seribu bahasa. Sedangkan Myungsoo meskipun kekesalannya sudah sedikit mereda namun ia tetap tak bisa melupakan kejadian di perpustakaan tadi, bagaimana Jiyeon terlihat senang berdekatan dengan Minho yang notabene adalah sahabatnya. Jadi, dia memilih untuk ikutan diam.

"Kau benar-benar menyukainya?" tanya Myungsoo tiba-tiba.

"Nugu?"

"Minho. Apa kau benar-benar menyukainya?" tanya Myungsoo lagi.

Jika biasanya Jiyeon tanpa ragu-ragu mengatakan 'IYA' namun kali ini entah mengapa bibirnya terasa sedikit kelu untuk mengatakan hal tersebut.

"Minho oppa sangat baik padaku. Dia juga sangat tampan dan juga pintar. Kurasa....hanya yeoja pabo yang tidak menyukainya...." jawab Jiyeon menggantungkan kalimatnya.

Lost of Memory (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang