awal

7.2K 542 24
                                    


Di dahuluin nikah sama adik sendiri itu rasanya ... agak kesal, ya.

Itulah yang dirasakan Halilintar sekarang, adiknya yang bisa di bilang anak kedua dari belakang itu kini sudah membangun rumah tangga. Apesnya lagi, bangun rumah tangganya tuh sama mantannya!

Hih, udah didahuluin nikah, terus nikahnya sama mantan dia lagi. Apa ga kesel? Okelah kalau yang dahuluin Taufan atau Gempa, Hali sih gak masalah. Loh, ini?? Adiknya yang terbilang polos itu yang nikah duluan.

Dia mendengus lalu pergi dari dapur menuju kearah kamar Thorn-adiknya yang baru saja menikah itu. Terlihat di sana ada Gempa, juga Thorn yang tengah membereskan barang-barang Thorn untuk di angkut ke rumah baru.

Setengah kamarnya sudah kosong, tempat tidurnya yang di pasang sprei berwarna hijau itu juga sudah dilepas. Hanya menyisakan baju-baju yang bereceran di lantai kamar.

"Bang Gempa, ga usah lipetin baju-baju Thorn. Thorn kan udah besar, udah nikah, udah bisa sendiri! Sini Thorn aja yang beres-beres baju buat dibawa ke rumah baru." ujarnya lalu mengambil alih baju yang ada di genggaman Gempa tadi. Dia membentuk bibirnya menjadi sebuah senyuman manis, membuat Gempa rasanya sedikit sedih.

Gempa sedih, tapi juga senang. Dirinya senang karena adiknya ini akhirnya menikah dan sudah menemukan sumber kebahagiaan nya. Tapi dirinya sedih karena Thorn nya yang polos, lugu, itu kini sudah besar dan menjadi pria dewasa. Rasanya, baru kemarin Thorn masuk SD. Sekarang sudah menikah saja.

"Ih, gapapa Thorn. Kan Thorn juga udah mau pindah, artinya kita bakal jarang ketemu karena sudah beda rumah, kan?" dia membuat senyuman, dan mengambil 1 baju tuk di lipat dan di masukkan ke dalam koper.

"Kenapa harus di lipetin terus di masukin koper?" pria itu-Halilintar-yang sedari tadi berdiri di depan pintu, akhirnya masuk dan ikut ke dalam obrolan mereka. "Kenapa gak se-lemarinya aja dibawa keluar dan diangkut pake truk?"

Aduh, bang Hali.

"Ish! Bang Hali, nih. Ngadi-ngadi aja. Eh-tapi betul juga, gitu kan malah lebih cepet, ya?"

"Bercanda. Sana cepet beres-beres, biar cepet di angkut truk juga."

"Bang Hali gak mau bantuin juga, gitu?" tanya Gempa yang masih membantu Thorn melipati pakaiannya.

"Aku bantu doa, deh."

Ish, Hali nih!

Ets-sebenarnya Hali juga bantu loh, guys. Dia bantuin pindahin tanaman-tanaman Thorn yang ada di taman ke truk. Awalnya sih, ya, Halilintar suruh tinggalin aja tanamannya disini. Tapi Thorn tak mau, dia maunya dibawa ke rumah barunya itu.

Padahal maksud Halilintar menyuruhnya begitu karena kalau nanti dia rindu, dia tinggal melihat tanaman-tanaman yang selama ini di rawat Thorn. Iya, dirinya mau bilang begitu ke Thorn, tapi gengsinya setinggi langit.

"Bang Hali!" yang dipanggil menoleh, mendapati dua orang dengan pakaian biru menuju kearahnya.

"Taufan, Ice? Kalian darimana aja?" tanya nya dengan nada datar seperti biasa, namun terlihat sedikit marah. Iyalah marah, cuma disuruh nganterin [Name] pulang, tapi sampe tiga jam ga balik-balik. Padahal rumah [Name] gak jauh-jauh amat.

"Hehe, tadi pas nganterin adek ipar pulang, kita mampir dulu beli es krim, makanya lama."

BLETAK! BLETAK!

sebuah jitakan itu berhasil mengenai kepala Taufan juga Ice. Membuat Ice bingung kenapa dirinya ikut di jitak, padahal dia cuma ngikut Taufan aja.

"Cepet bantu Blaze mindahin kardus-kardus ke truk." kata Hali sembari menunjuk kearah pria berbaju merah dengan topi merah yang tengah mengangkat 3 kardus sekaligus ke truk seorang diri.

"Siap bang!" dengan semangatnya-maksudnya biar gak kena jitak lagi, sih. Taufan langsung menghampiri Blaze yang tengah mengangkat kardus-kardus. Berbeda dengan Ice, dirinya malah melangkahkan kaki ke dalam rumah dan tidur di sofa.

"Gempa bantuin Thorn, gue baru selesai mindahin tanaman Thorn, Taufan sama Ice baru sampe, Blaze ngangkutin kardus..." Hali memejamkan matanya, mencoba mengingat-ingat siapa yang belum ia absen. "Rasanya kayak ada yang kurang deh orang-orangnya."

"Taufan, Gempa, Ice, Blaze, Thorn-loh, Solar kemana?!"


---


Hai Haii, Charlotte atau biasa dipanggil Charly disini! Huhu, udah lama ga nulis, jadi aku nyoba bikin book baru sekaligus biar kembali produktif seperti dulu :(

Nah, buat percobaan produktif ku, aku bawa fandom lama, bukan enstars ataupun fandom yang biasa kutulis. Tapi fandom lamaku yang lagi ku kangenin. Iya, Boboiboy.

Karena keliatan seru bawa Thorn di story ini, akhirnya, aku putuskan buat bawa Thorn, deh!

Itu ajaa, see u in next chap ya! Kalau sebulan ga update, ingetin aku buat update di komen :')

suami atau anak; b. thorn [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang