03 - belajar (?)

3.8K 513 70
                                    


Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote/komen atau yang lainnya 💗 o

Oh iya, aku mau ngasih tau—mulai hari ini dan seterusnya, book ini update tiap malming atau malsen, yaa. 

Happy Reading. 

Kini Thorn sedang menatap langit-langit kamar. Sesekali kepalanya menoleh ke samping tuk melihat sang istri yang tengah sibuk dengan selingkuhan nya alias corethalicoret handphone genggam miliknya. 

Entah kenapa, pikiran Thorn kembali mengingat ucapan Blaze yang begitu jujur kemarin. Setelah mereka semua kembali pulang bersama Hali dan [Name], Blaze tiba-tiba saja bertanya tentang itu. Iya, itu. 

Kemarin, Thorn baru saja duduk di sofa, Tiba-tiba Blaze bertanya, "Thorn, gimana rasanya anu?"

Huh? 

Tentu semua yang di ruangan itu seketika terbatuk-batuk dan menatap Blaze dengan pandangan tak bisa diartikan. 

Memang dasar Blaze. 

Dan sekarang, coba lihat, Thorn jadi kepikiran ucapan Blaze. 

"Iya ya, gimana ya rasanya?" dia bergumam, namun terdengar oleh sang istri tercinta. 

"Rasa apa, Thorn?" tanya sang istri. Thorn bangun dari posisi tidurannya, dia menatap [Name] lalu balik bertanya, "[Name] pengen punya anak berapa?"

Uhuk—sebentar guys, [Name] agak shock sama pertanyaan Thorn. 

"K-kok tiba-tiba?"

"Ya habiss, Thorn keinget kata Blaze kemarin! Kan Thorn jadi kepikiran... Thorn juga jadi pengen coba,"

Iya, mereka kan belum pernah melakukannya, itu karena Thorn yang tak tahu caranya juga [Name] yang belum siap. 

"Hahaha... Mungkin kapan-kapan aja, kali ya? Atau nanti saat libur aja." [Name] belum siap kalo mau coba malam ini juga! Setidaknya beri dia waktu untuk mempersiapkan diri, dong. 

Tawaran [Name] diangguki oleh Thorn, pria itu bangun menghampiri [Name] dan duduk di sampingnya. Tak lupa juga dengan kepalanya yang ia senderkan dibahu sang istri. 

"Besok Thorn tanya kakak-kakak Thorn, deh."

"Tanya apa, Thorn?"

"Hehehe, rahasiaaaa!!"


————

Malam telah berganti menjadi pagi, dan pria dengan baju serba hijau itu sekarang sedang berada di depan pintu rumah abangnya. Kebetulan cuti nikahnya masih ada 3 hari lagi, dan lagipula dia kerja di kantor kakaknya, jadi santai dong walau hari ini hari kerja. 

Ia mengetuk pintu itu pelan, tak lama kemudian, pintu dibukakan oleh abang nya yang nomor tiga, Gempa. 

"Loh, Thorn? Kenapa kesini?"

"Um... Thorn mau minta diajarin sesuatu, dirumah ada siapa aja?*

Gempa mengernyitkan alisnya bingung, namun tetap ia jawab pertanyaan Gempa. 

"Cuma ada aku, Blaze, sama Ice. Taufan dan Solar sedang ada urusan di kantor. Sini, masuk. Lagian, kamu mau diajarin apa si?"

Thorn melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, ia melihat di ruang TV, sudah ada Ice yang sedang tidur dengan plushie pausnya di sofa. 

"Thorn mau belajar tentang i-itu, bang..."

"Itu?"

"Iya, itu..."

Gempa awalnya tak paham, namun beberapa detik kemudian dia memerah dan mengangguk mengerti. "O-ooh, maksudmu itu?"

"Iyaaa, itu."

Segera dia kebelakang memanggil Blaze yang tengah bermain bersama ayam kesayangannya, lalu menariknya ke hadapan Thorn. 

"Apaan sih, bang Gem.*

" Shbt, bantu gue ajarin Thorn."

"Hah—ajarin apa?"

"Itu, loh."

"Itu???"

"Iya bang Blaze, itu." Thorn ikut buka suara, mencoba membuat Blaze paham dengan perkataannya. 

"Itu? Itu yang anu? Yang...." Blaze tak melanjutkan perkataannya, namun Thorn merasa pikiran Blaze sama dengannya hingga ia mengangguki perkataan Blaze yang setengah-setengah itu. 

"UHUK, UHUK. THOORRNNN ADEK ABANG YANG PALING POLOSS, KENAPAA PENGEN BELAJAR ITUU"  dia teriak tak santai, sedangkan  Gempa hanya menghela napas geleng-geleng dengannya. 

"Udah Blaze, kasih tau aja ke Thorn. Aku rasa udah masanya dia keluar dari zona polosnya." ucap Gempa yang langsung membuat Blaze melongo. "Ini beneran bang Gem?"

"Beneran lah!"

"Tapi gapapa nih, serius?" ia bertanya sekali lagi, takut jika kupingnya salah dengar. 

"Ya... Gapapa? Lagian Thorn sudah cukup umur, bukan?"

"Wokeh, kalo gitu, serahin ke Blaze, bang."

Blaze langsung menarik Thorn ke kamarnya, di ikuti oleh Gempa dari belakang. 

"Emang kamu mau ajarin nya gimana Blaze?"

"Ern... Nonton??"

"HEH ASTAGFIRULLAH! SINI KAMU BLAZE. JANGAN GITU AJARINNYA." Gempa reflek terkejut, ia melajukan langkahnya dan menarik Blaze sebelum Blaze berhasil membawa Thorn masuk ke kamarnya dan mengotori pikiran Thorn dengan video-video seperti itu. 

_______

tbc~

suami atau anak; b. thorn [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang