PDF ready, harga masih promo 45 rb ya. Yang minat gercep, nanti keburu habis promonya 😅 tersedia juga di aplikasi karya karsa, promo juga tapi harga beda
Aksara Nikolas Hartanto, begitulah namanya. Pria berumur 26 tahun itu kini tengah jadi pusat perhatian di bandara karena penampilannya yang sederhana, namun begitu memikat bak artis Hollywood. Hanya dengan mengenakan celana jeans biasa, kaos putih dan jaket jeans berwarna hitam membuat aura tampannya semakin menjadi-jadi. Apalagi di tambah kacamata hitam yang di kenakannya, sungguh Aksa layak di sebut magnet para wanita ketika berjalan di bandara. Seakan tempat itu berubah menjadi catwalk dan Aksa adalah modelnya.
Hari ini ia pulang ke Indonesia dengan pesawat kelas bisnis karena ingin menikmati perjalanan seperti penumpang-penumpang yang lain. Ia bosan naik private jet sendirian dan membuatnya mengantuk.
Setelah menjadi pusat perhatian di bandara, Aksa langsung masuk ke dalam mobil yang di bukakan oleh sang sopir. Aksa duduk dengan elegan sambil menatap kaca jendela mobilnya. Meskipun biasanya ia pulang setahun dua kali, tetapi sudah dua tahun ini ia tidak pulang. Dan tetap saja ia sedikit kagum dengan beberapa bangunan baru di Jakarta.
Bunyi ponsel mengalihkan tatapannya dari jendela kaca. Tertera nama Keisya di sana, perempuan yang sudah di jodohkan dengannya satu tahun yang lalu oleh sang kakek. Ia malas mengangkat dan membiarkan panggilan itu mati dengan sendirinya. Sejujurnya jika bukan karena desakan keluarganya, Aksa tidak mau di jodohkan dengan perempuan itu.
Sayangnya ayah Aksa adalah putra tunggal kakeknya, Aksa juga anak tunggal. Otomatis hidup mereka tidak bebas memilih pasangan karena sang kakek sangat protektif pada putra dan cucunya, terutama urusan jodoh. Ia sendiri hanya pasrah dan enggan membantah sang kakek.
Aksa lebih baik menghabiskan masa mudanya yang tersisa sebelum menikah dengan bermain wanita sesukanya. Melakukan one night stand dengan para wanita cantik di Amerika, sebelum kelak menikah dan hidup tebelenggu bersama orang yang tidak ia cintai.
Aksa sama sekali tidak tertarik pada Keisya. Tidak ada yang spesial dari gadis itu selain keluarganya yang kaya raya. Ayahnya seorang menteri dan ibunya salah satu pebisnis batubara terkenal di Indonesia. Dalam segi silsilah, Keisya memang setara dengannya. Namun dari segi watak wanita itu, Aksa sangat tidak menyukainya.
Selain sombong dan angkuh, Keisya juga sering bertindak semaunya. Suka menekan orang lain dan semua orang harus menuruti keinginannya. Aksa jijik membayangkannya, ia tidak sudi menuruti wanita manja seperti Keisya.
Mobil berhenti tatkala sudah sampai di rumahnya. Sang sopir membukakan pintu dan Aksa segera keluar sambil membetulkan kacamata hitamnya. Rumah terlihat sangat ramai karena sang kakek mengumpulkan kerabat dekat mereka untuk menyambut kepulangannya.
Aksa berjalan di tengah teriknya matahari menuju pintu rumahnya. Suasana ramai menjadi sangat ramai saat para sepupu dari pihak sang ibu melihat kedatangannya. Mereka berteriak dan menghambur memeluk Aksa.
"Cucuku tersayang, akhirnya kau pulang juga." Sang kakek memeluknya hangat dan penuh kerinduan, disusul Ayah dan ibunya. Mereka terlihat sangat bahagia menyambut kepulangan Aksa.
"Ayolah, tidak usah lebay begini, aku pulang setahun dua kali, baru dua tahun ini aku tidak pulang karena harus banyak belajar. Kenapa suasananya terlihat seperti aku baru saja pulang dari medan perang."
Mereka kompak tertawa bersama-sama dengan sang kakek memeluk erat cucu kesayangannya.
"Hai Aksa, kau bahkan lupa memelukku." Suara manja dan centil itu mengalihkan perhatian Aksa.
Tampak di sebelah ibunya berdiri Keisya dengan wajah cemberut di buat-buat. Gadis itu berpakaian sexi dan glamour. Dan entah kenapa, Aksa tidak tertarik sama sekali melihatnya. Jijik malahan.
Keisya menghambur memeluk Aksa meski pria itu tidak merespon sama sekali. Gadis centil itu seolah tidak peduli jika Aksa terlihat tidak menyukainya. Ia terus memeluk Aksa hingga Aksa sesak dan menyuruh Keisya melepaskan pelukannya. Semua orang yang melihat itu tertawa gembira kecuali Aksa yang sibuk membersihkan bajunya yang baru saja di pegang-pegang oleh Keisya.
Acarapun di mulai dan para keluarga menikmati hidangan sambil berbincang akrab. Sebagian besar di dominasi keluarga ibunya karena keluarga dari sang ayah tidak begitu banyak.
Saat Aksa hendak mengambil minuman, perhatiannya tertuju pada seorang wanita berpakaian pelayan yang bisa di bilang cukup seksi. Meski pakaiannya terbilang sopan dan tertutup, namun tidak bisa menutupi keseksian tubuhnya yang berlekuk, terutama bokongnya yang menonjol seksi.
Gadis itu terlihat sibuk mengatur acara dan berjalan mondar mandir memberi perintah pada para pelayan lainnya. Jika di lihat dari seragam yang berbeda dari pelayan lain, bisa Aksa tebak gadis itu adalah kepala pelayan.
Sebentar sebentar
Kemana bi Ami? Sejak kapan di rumahnya ada pelayan seseksi itu, apalagi statusnya menggantikan bi Ami, kepala pelayan kepercayaan mereka. Apa ada yang tidak ia ketahui, tapi apa?
"Apa yang kamu lihat sampai nggak bergabung sama kami duduk di sana?" Laras memegang pundak putranya yang sedari tadi mematung menatap seseorang.
"Ma, siapa dia, kok Aksa baru lihat sekarang? Terus bi Ami kemana?"
Laras mengikuti arah pandang putranya. Ia tersenyum kemudian tertawa lirih menyadari kebingungan sang putra. Aksa yang melihat itu semakin tidak mengerti. Apa yang lucu? Kenapa pertanyaannya seolah-olah hanya kekonyolan belaka.
"Kamu nggak inget?" Aksa mengernyit heran, semakin tidak mengerti arah pembicaraan ibunya.
"Maksud Mama?"
"Kamu nggak inget sama dia?"
"Enggak, Aksa nggak inget dan nggak kenal. Lagipula, sejak kapan di rumah kita ada pelayan seksi kayak gitu. Bukannya di rumah kita rata-rata pelayannya sudah berumur. Kok bisa ada yang muda gitu, jadi kepala pelayan lagi."
Mendengar perkataan putranya, Laras tidak bisa menyembunyikan tawanya. Aksa benar-benar melupakan kepala pelayan itu karena perubahan penampilannya.
"Dia Zea Aksa. Zea yang dulu gendut dan bertugas jagain kamu waktu kamu nakal di sekolah. Masak kamu nggak inget."
Mendengar penuturan ibunya, mata Aksa seolah keluar dari tempatnya. Ia langsung mengalihkan tatapannya dari sang ibu pada perempuan tadi.
Apa memang itu Zea? Zealine Faradisa, anaknya bi Ami dan pak Dodi.
Kenapa jadi cantik seperti itu. Zea yang bertubuh seperti gajah dan mempunyai bentuk bokong seperti wajan di dapurnya, kenapa jadi seksi seperti itu.
Aksa sampai mengucek matanya untuk memastikan sekali lagi apa itu benar-benar Zea si gendut. Dan jika dipandang dengan teliti, itu memang si gajah. Ya Tuhaaan, sejak kapan di gajah itu berdiet.
Selama ini, semenjak Zea lulus SMP dan berkata ia biang onar dulu, Aksa selalu menghindari wanita itu ketika ia pulang. Zea juga sudah jarang ada di rumahnya semenjak masuk asrama sampai kuliah.
Bahkan ketika si badan gajah itu menikah, Aksa tidak pulang karena ia masih kesal dengan kata-kata terakhir Zea sebelum anak gendut itu masuk asrama.
"Dia menggantikan bi Ami jadi kepala pelayan karena bi Ami udah sakit-sakitan dan nggak mau berhenti kerja kalau belum dapat pengganti. Jadi Zea menggantikan ibunya supaya bi Ami bisa beristirahat."
"Lo, bukannya si gajah udah nikah sama rekan bisnis kakek Ma, kok jadi kembali kerja di sini?"
"Mereka cerai sayang. Sebenernya Mama juga kasihan sama Zea. Ada rumor dari keluarga suaminya kalau ia tidak bisa punya anak, makanya di ceraikan. Tapi sejauh ini hubungan mereka cukup baik meski sudah bercerai."
Aksa hanya mengangguk-angguk mendengar penuturan ibunya. Beberapa saat kemudian, sang ibu pergi untuk menyapa salah satu saudaranya yang baru tiba.
Aksa memperhatikan Zea dengan seksama. Perempuan yang tiga tahun lebih tua darinya itu terlihat sibuk mengatur pesta supaya berjalan lancar. Memberi perintah sana sini ketika ada sedikit kelalaian.
Perempuan seksi, dan mungkin cukup menggairahkan ketika berada di atas ranjangnya. Plus di tambah status jandanya, pasti sudah berpengalaman. Dan Aksa yakin, si mantan wanita gendut itu tidak akan keberatan naik ke atas ranjangnya dan mereka akan bercinta gila-gilaan sesuai fantasi Aksa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping With My Maid (TAMAT)
Roman d'amour21+ Sejak kecil, Aksa merasa sangat tidak betah di rumahnya karena anak sang kepala pelayan. Zea namanya, anak perempuan gendut yang tiga tahun lebih tua darinya itu sangat menyebalkan dan tukang mengadu jika Aksa menjahilinya. Dan alhasil, kedua or...