Part 3

14.3K 295 10
                                    

Promo 45 rb cuma sampai tanggal 7 September ya dears. Yang minat gercep ya, chat aku atau kak putri biar dapet harga segitu. Di karya karsa ada, tapi harga promonya beda

Happy reading

Setelah pesta penyambutan usai dan para tamu juga sudah pulang, Aksa bergegas ke kamarnya untuk mandi dan beristirahat. Ia tidak mau berlama-lama bersama Keisya yang tidak kunjung pulang. Gadis gatal itu terlihat begitu menyukainya meski sedari tadi ia acuhkan.

Dasar gatal, Aksa kesal sendiri melihatnya.

Aksa mengguyur tubuhnya dengan air shower dingin supaya badannya segar. Setelahnya ia memakai kaos oblong dan celana pendek karena Aksa masih ingin merokok setelah ini.

Setelah merasa segar dan sudah menyisir rambutnya dengan rapi, Aksa membuka pintu balkon kamarnya. Ia duduk di kursi balkon kemudian menyalakan seputung rokok sambil memperhatikan para pelayan yang berlalu lalang di bawah. Mereka terlihat masih sibuk membersihkan sisa-sisa pesta tadi.

Dari sekian banyak pelayan yang berlalu-lalang, perhatian Aksa tertuju pada seorang pelayan muda yang terlihat kelelahan. Ia sesekali duduk di kursi sambil bercanda dengan pelayan lain yang tengah bersih-bersih.

Aksa bergeming sambil mengisap rokoknya, dan manik matanya fokus pada sang kepala pelayan yang baru.

Zealine Faradisa.

Aksa memperhatikan wanita itu dari atas sampai bawah dengan tatapan datar dan pikirannya melalang buana tak tentu arah mengenai Zea.

Si gendut gajah itu kini terlihat begitu seksi. Senyumnya terlihat menawan. Tubuhnya menjadi langsing dan kakinya terlihat jenjang, sangat cocok jika melingkar di pinggang Aksa.

Bokong yang dulu lebar dan besar seperti wajan, kini menjadi sintal dan terlihat begitu kenyal, sangat cocok jika duduk di pangkal pahanya dan tangan Aksa yang besar akan meremasinya dengan gemas.

Payudaranya yang dulu tidak begitu besar meski bertubuh gendut, kini jadi terlihat sangat montok dan menggairahkan. Pasti akan pas di genggamannya. Bahkan otak Aksa membayangkan betapa nikmatnya jika puting payudara yang montok itu berada di dalam mulutnya.

Membayangkan bagaimana nikmatnya jika Zea terbaring pasrah di bawahnya, sedangkan tangan Aksa meremasi payudara wanita itu dan bagian bawah tubuh mereka menyatu sempurna. Aksa akan menghujam brutal tubuh seksi Zea hingga perempuan itu akan mendesah karena kenikmatan yang Aksa berikan.

Ooohhh

Rasanya Aksa akan gila hanya dengan membayangkannya. Zea yang kini memakai seragam pelayan itu akan sangat sempurna ketika berada di atas ranjangnya.

Dan fantasi-fantasi gila itu tidak pergi begitu saja dari benak Aksa. Sambil menghembuskan asap rokoknya, manik matanya tetap fokus pada Zea yang tengah membantu membersihkan sisa-sisa sampah yang masih berserakan.

Ketika Zea berjongkok untuk mengambil sampah dan rok nya sedikit naik ke atas, fantasi liar Aksa berputar sendiri tanpa bisa di cegah. Zea dengan seragam pelayan yang seksi itu pasti akan sangat menggairahkan jika membuka kedua kakinya di atas meja makan.

Aksa pasti akan bersemangat menggerayangi tubuh wanita itu dan menyuruhnya menungging di atas meja. Belum lagi membayangkan Zea yang seksi hanya dengan memakai apron tanpa pakaian lain. Ya Tuhaaan, pasti akan terlihat sangat panas dan membuat Aksa menjadi gila karena kenikmatan.

Saat pikiran Aksa melantur kesana kemari membayangkan tubuh telanjang Zea, tanpa sengaja perempuan itu menatap ke atas dan manik mata mereka beradu. Namun hanya sekilas, Zea segera mengalihkan tatapannya dan kembali melakukan pekerjaannya. Beberapa saat kemudian, perempuan itu masuk ke dapur dan tidak tampak lagi dari balkon kamar Aksa.

Aksa mendesah pelan kemudian membuang rokok dan menginjaknya. Ia berdiri kemudian masuk ke dalam kamar. Aksa membanting tubuhnya dan menatap langit-langit kamar.

Ingatannya tertuju pada kejadian 20 tahun yang lalu saat si gajah itu masih SMP. Aksa sangat kesal pada Zea yang selalu mengadukan kenakalannya pada kedua orang tuanya. Bahkan Aksa jadi tidak betah di rumah karena sang ibu akan mengomelinya ketika Zea memberi tahu tentang kenakalannya di sekolah. Namun begitu, gadis itu juga melindunginya setiap saat dari para anak-anak yang lebih besar.

Sebenarnya Aksa akui, ia sangat kehilangan Zea ketika gadis gendut itu masuk asrama. Ia kesal pada keluarganya karena menjauhkan Zea darinya. Aksa jadi tidak bisa jahil lagi dan tidak punya sasaran bullyan yang tidak akan membalasnya.

Kekesalan Aksa bahkan masih berlanjut hingga ia tidak ingin bertemu Zea lagi. Puncaknya, ketika si gendut itu menikah, Aksa juga tidak pulang untuk sekedar hadir. Aksa bahkan tidak tahu seperti apa rupa suami si gendut. Eeeh, sekarang sudah tidak gendut lagi, hahaha.

Kata sang kakek, suami Zea adalah anak rekan bisnisnya. Kakek Damian menjodohkan mereka dan akhirnya mereka menikah. Namun entah karena sebab apa, kata ibunya Zea di ceraikan dan kini jadi kepala pelayan di rumahnya.

Padahal sangat di sayangkan mengingat prestasi Zea yang dulu selalu gemilang. Anak itu selalu juara kelas setiap tahun. Bahkan kakek dan kedua orang tuanya sangat kagum pada prestasi Zea. Tapi kenapa malah berakhir menjadi kepala pelayan di rumahnya. Apa ada yang terjadi? Sesuatu yang Aksa tidak ketahui.

Di tengah lamunannya, suara ketukan pintu membuat Aksa harus berdiri karena tadi ia sempat mengunci pintu. Aksa takut Keisya yang tidak tahu malu itu berbuat onar di kamarnya dan keluarga mereka berpikir yang tidak-tidak. Ketika ada di dekat Keisya, Aksa jadi harus siaga satu untuk tetap waspada mengingat betapa tidak tahu malunya seorang Keisya.

Aksa membuka pintu dengan malas dan mendapati Zea dengan tatapan datar dan seragam pelayan berdiri di depan pintu kamarnya. Aksa memperhatikan wanita itu dari atas sampai bawah sebelum suara Zea menghentikan tatapan matanya.

"Tuan, anda sudah di tunggu di bawah untuk makan malam. Nyonya menyuruh saya memberi tahu anda. Saya permisi."

Zea membungkuk kemudian berbalik dan berjalan menjauhi kamar Aksa.

Tunggu dulu

Kenapa begini?

Setelah sekian tahun tidak bertemu, beginikah sambutan si mantan wanita gendut itu padanya. Tidakkah Zea menanyakan kabarnya? Kenapa wanita itu terlihat menatapnya seperti orang asing yang tidak saling kenal sebelumnya?

Tidak tidak. Si gajah tidak bisa seenaknya begitu saja di rumahnya.

"Tunggu, berhenti di situ!"

Suara interupsi Aksa menghentikan Zea yang hendak melangkah menuju ruang makan. Wanita itu berbalik dan menatap datar pada Aksa yang kini menatapnya penuh tanya.

Sleeping With My Maid (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang