Sleeping With My Maid sudah tayang di google play book ya dears, tapi sekali lagi harga beda karena ada pajak.Kalau pgn harga miring bisa menghubungi nomer saya ya. Update juga di karya karsa.
Dears, bagi yang beli di Karya karsa kalau kesulitan bisa menghubungi nomer aku ya
082216211114Jangan beli satu judul sampai dua kali, nggak tega aku. Atau bisa juga DM aku di Ig. Di karya karsa juga udah aku taruh nomer aku kok.
Happy reading 🥰
Sialan sialan sialan
Dasar Ardi sialan.
Aksa terus menerus mengumpat dalam hati ketika ia menuruti saran Ardi untuk bersikap baik pada Zea. Beberapa hari ini Aksa memang merubah semua kebiasaannya pada Zea. Mulai dari cara memanggil, cara menatap, sampai-sampai ia harus menahan diri mati-matian agar tidak jahil pada Zea.
Rasanya Aksa seperti mau mati karena kesal. Bukan luluh padanya, Zea justru menatapnya aneh dan heran. Dan lagi, perempuan itu malah semakin menjaga jarak dengannya, seolah-olah Aksa hendak menerkamnya setiap mereka berdekatan.
Ya, meskipun itu memang benar. Aksa memang senantiasa ingin memakan Zea habis-habisan di atas ranjang setiap mereka berdekatan. Tapi tidak harus begitu juga reaksi wanita itu. Ayolaah, Aksa hanya ingin bersikap baik, kenapa wanita itu seolah begitu curiga dan selalu memalingkan wajah setiap bertemu dengannya. Dasar sok jual mahal, wanita aneh.
Akhirnya karena tidak tahan dengan semua ini, Aksa nekat menghampiri Zea ketika wanita itu sedang sibuk menyirami bunga di kebun belakang ibu milik ibunya. Wanita itu terlihat begitu telaten merawat bunga-bunga yang jenisnya sangat banyak. Pantas saja ibunya mempercayakan posisi kepala pelayan pada Zea, wanita itu terlihat sangat cerdas, pintar dan terampil dalam segala hal.
Aksa mendekati Zea yang sepertinya belum menyadari kehadirannya karena sibuk mengguntingi daun yang sudah mengering. Ia berdehem pelan dan mulai menyapa Zea.
"Hai gajah, aku mau bicara." Akhirnya Aksa tidak tahan memanggil Zea dengan nama aslinya, dan nama gajah pun akhirnya kembali terucap dari mulutnya.
Zea yang mendengar panggilan sialan itu segera menoleh ke belakang. Ia menghembuskan napas berat kala menyadari kemungkinan lelaki yang berdiri di hadapannya itu akan mencari masalah lagi dengannya.
"Iya tuan. Ada yang bisa saya bantu." Jawab Zea dengan keramahan yang di buat-buat.
"Apa kakek sudah memberi tahumu kalau besok malam kakek ulang tahun dan akan ada pesta besar?" Tanya Aksa berbasa-basi. Ia bingung harus modus bagaimana lagi agar Zea memberinya perhatian lebih.
"Sudah tuan, makanya hari ini saya merapikan bunga-bunga milik nyonya, agar besok enak di pandang jika ada yang melihat."
Aksa terdiam kemudian menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Ehem ehem. Gajah, eeeeh, maksudku Zea, aku aku, aku mau bertanya."
Zea mengernyit mendengar ucapan Aksa, namun akhirnya ia cepat menguasai keadaan dan menjawab ucapan Aksa.
"Silahkan tuan."
"Meskipun aku belum pernah melihat mantan suamimu, aku sangat penasaran, kenapa kalian sampai bercerai. Sebenarnya ini bukan urusanku, tapi aku hanya penasaran saja."
Setelah tadi malam tidak mendapatkan jawaban yang pasti dari ibunya kenapa Zea bisa bercerai, akhirnya Aksa nekat bertanya langsung pada Zea. Kata ibunya, dulu beredar gosip miring yang mengatakan Zea di ceraikan oleh suaminya karena ketahuan mandul. Padahal pernikahan mereka baru berlangsung satu tahun. Terlalu dini untuk mengecap seorang wanita mandul hanya dengan pernikahan satu tahun.
Kata ibunya juga, saat itu kakeknya sempat marah pada keluarga suami Zea, namun Zea terus meyakinkan mereka semua, bahwa itu yang terbaik untuk masa depannya. Akhirnya keluarga Zea serta keluarganya hanya bisa pasrah karena Zea yang menjalaninya.
Tapi tidak bagi bi Ami. Perempuan yang mengasuhnya sejak kecil itu jadi sakit-sakitan semenjak Zea di ceraikan. Mungkin terkena pengaruh rumor yang menyatakan jika Zea mandul, ibunya jadi sangat terpukul. Mungkin semua itu yang membuat Zea trauma berhubungan dengan pria.
Atas saran si bajingan Ardi tadi malam, jika ingin mengambil hati Zea lagi meski sudah berkali-kali gagal, Aksa harus menyelidiki sesuatu yang membuat Zea menolaknya. Dan kemungkinan pertama adalah trauma pernikahan.
Dan atas saran Ardi juga, Aksa mencoba mengorek info itu dari ibu dan kakeknya, tapi jangan pada Zea langsung. Itu yang di katakan Ardi. Entah apa sebabnya, kata Ardi itu akan menyinggung perasaan Zea. Kenapa sedikit-sedikit tersinggung, mana mungkin Zea tersinggung padanya, Zea bukan tukang baper. Tapi entahlah, itu pendapat Ardi, jadi Aksa menurut saja.
Namun sialnya, baik ibu maupun kakeknya tidak ada yang tahu persis penyebab utamanya. Mereka hanya bilang bahwa itu keputusan final Zea dan mantan suaminya. Tidak ada info yang valid sama sekali dari keluarganya.
Dan karena Aksa bukan orang yang sabar, akhirnya ia nekad bertanya langsung pada Zea perihal yang terjadi sebenarnya. Aksa yakin Zea tidak akan marah padanya, karena sejak kecil meskipun di jahili mati-matian olehnya, Zea jarang marah. Zea adalah orang yang sangat mengerti sifatnya luar dalam. Dan lagi, ia ingin tahu informasi langsung dari nara sumbernya agar tidak simpang siur seperti kabar yang beredar di luar sana perihal penyebab perceraian Zea. Aksa sangat penasaran setengah mati.
Zea yang mendengar pertanyaan Aksa hanya menghembus napas berat. Sebenarnya apa yang di inginkan Aksa. Setelah mengajaknya naik ke atas ranjang dan tentu saja ia tolak mentah-mentah, bersikap baik padanya, dan sekarang kepo tentang pernikahannya. Ya Tuhaaan, apa yang ada di otak Aksa sebenarnya.
Meskipun sudah mengenal Aksa sejak kecil, kadang Zea juga agak heran dengan sikap tidak dewasa Aksa. Menanyakan bab perceraian dengan nada seperti itu, jika bukan karena Zea sudah mengenal wataknya, Aksa pasti akan mendapatkan gamparan keras di pipinya.
"Memang ada apa sampai tuan menanyakan masalah seperti itu?"
"Aku hanya ingin tahu." Jawab Aksa dengan nada angkuh. Benar-benar tidak bisa membaca suasana hati wanita.
"Itu urusan saya dan mantan suami saya. Rasanya tidak etis jika urusan seperti itu di umbar pada orang luar."
Mendengar perkataan Zea, kekesalan Aksa memuncak. Aksa hanya ingin tahu, kenapa begitu saja tidak boleh. Bukankah mereka sudah terbiasa bersama sejak kecil.
"Jadi kau pikir aku orang luar. Heeiii, apa kau lupa, kita sudah saling mengenal sejak kecil. Kau tinggal di rumahku sejak kecil hingga setua ini. Lalu kau masih menganggapku orang luar. Kau benar-benar tidak tahu diri."
Zea hanya menghela napas lelah mendengar omongan ngawur Aksa. Kenapa pria itu tiba-tiba ingin menyelidiki pernikahannya yang sudah bubar, ada apa ini sebenarnya.
"Tuan Aksa, perihal pernikahan saya yang kandas, orang di selain saya dan mantan suami saya adalah orang luar. Saya harap anda mengerti." Ucap Zea jengah. Sangat malas meladeni omongan tidak jelas Aksa.
"Aku hanya ingin tahu, mungkin saja lelaki itu yang membuatmu trauma hingga tidak mau naik ke atas ranjangku. Mungkin peforma lelaki itu tidak prima dan payah hingga kau kesal padanya dan akhirnya kalian bercerai. Kuberi tahu sesuatu, aku sangat hebat dan mahir di atas ranjang. Semua teman kencanku menjerit nikmat ketika mereka berada di bawahku. Tidak ada yang kecewa dengan permainanku. Dan aku jamin, jika kau sekali saja mencoba naik ke atas ranjangku, kau pasti akan ketagihan."
Plaaaaak
Tamparan keras yang di layangkan Zea membuat Aksa melotot seketika. Berani sekali mantan wanita gendut itu menamparnya seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping With My Maid (TAMAT)
Romance21+ Sejak kecil, Aksa merasa sangat tidak betah di rumahnya karena anak sang kepala pelayan. Zea namanya, anak perempuan gendut yang tiga tahun lebih tua darinya itu sangat menyebalkan dan tukang mengadu jika Aksa menjahilinya. Dan alhasil, kedua or...