🚔[8]

366 36 3
                                    

"Kak, kenapa kok muka nya...?" Tanya chenle melihat muka jisung yang tampak murung.

"Lele mau disini? Ngga mau bareng sama kakak lagi?"

"Ngga kok, lele tetep mau bareng kakak, tapi malem ini lele nginep ya disini, ya ya ya" mohon chenle dengan puppy ayes nya, gimana jisung mau nolak permintaan orang seimut chenle? Ngga bisa tsay.

"Iya iya, kalo gitu kakak ambil baju lele dulu" jisung berjalan keluar dari lingkungan rumah hendery.

"Goblok sia anjing" jeno menonyor kepala jisung yang sudah berada didepan gerbang itu.

"Apa sih hyung"

"Kamu mau pulang sendiri? Oh silahkan, saya dukung"

"Ngga gitu hyung, anterin jisung ya" jeno menatap jisung seperti mengatakan 'biasa aja muka nya'

"Iya hyung anterin"

Malam hari di kediaman anak² seo.

Chenle sedang berada di ruang tengah menonton tv sambil memakan camilan.

Prang!

Tiba² saja suara pecahan kaca terdengar dari arah ruang tamu yang tak jauh dari ruang tengah, chenle berlari ke arah ruang tamu dan benar saja, salah satu jendela di sana sudah hancur karena dilempar batu yang cukup besar ukuran nya, chenle mengambil batu itu, ada sebuah kertas dengan tulisan bertinta(?) Merah.

"Hyuuuung!" Chenle memanggil kedua hyung nya yang langsung direspon oleh kedua nya.

"Ada apa le?" Tanya hendery yang baru saja sampai di ruang tamu.

"Ini lele nemu batu terus ada tulisan dikertas nya" haechan mengambil kertas yang chenle pegang, memeriksa tulisan yang terdapat di surat itu.

__

Haha, kalian sudah saling bertemu hm? Lucu sekali, tapi aku ingin kalian berpisah kembali, bagaimana ya? oke tunggu saja nanti, aku akan kembali lagi.

Mr.lee

__

"Tunggu, tulisan ini dibuat menggunakan...darah?" Tebak haechan saat tiba² saja dia mencium baru amis yang menyengat dari kertas itu.

"Seorang gadis berusia sekitar 16 tahun, dengan marga lee, dan inisial J, mati dibunuh oleh sorang pembunuh berantai, dia dikabarkan meninggal pukul..." itu suara berita dari tv yang tadi nya sedang chenle tonton, tulisan darah? Gadis meninggal? "Haechan, chenle, ayo kita ketempat kejadian"

Hendery dan haechan sebenarnya adalah detektif handal yang berperan seperti orang biasa dalam lingkungan mereka, bukan hanya hendery dan haechan, ada juga xiaojun dan kun.

'marga lee? Inisial J? Lee jeno? Tidak tidak, dia lelaki' batin haechan.

"Apa kalian kenal gadis dengan marga lee dan inisial J?" Tanya hendery seakan² tau apa yang haechan pikirkan.

"Aku kenal, dia pernah masuk RSJ karena masalah percintaan nya, dia...idiot" jawab chenle, mereka masih berpikir, masuk rumah sakit jiwa? Idiot?

"Ah aku tau siapa dia, berati ini ada hubungan nya dengan dia" hayoooo siapaaa? Aku, canda canda, aku ngga idiot.

Sampai ditempat kejadian disana sudah ada 4 polisi, jisung, mark, jeno, guanlin, dan 2 detektif xiaojun dan kun.

"Kau menemukan sesuatu sayang?" Tanya hendery menghampiri sang kekasih yang sedang menyelidiki bagian kasur korban.

Chenle berjalan mengitari korban yang belum dibawa karena harus diperiksa, jadi mereka membawa dokter ke TKP, chenle melihat wajah penuh darah itu, lalu memperhatikan tangan korban, sudah kuduga ini dia batin chenle, dia ini selalu diajarkan cara nya menjadi polisi/detektif oleh jisung dan haechan.

"10 tusukan di dada, 2 di bagian atas kepala, dan 6 di bagian kelamin" ujar chenle membuat semua orang yang di sana melirik ke arah nya.

"Untuk apa? Kenapa di bagian kelamin?" Tanya guanlin pada chenle yang mengeluarkan smirk nya.

"Kejadian sekitar dua tahun lalu" semua yang ada di sana langsung faham dengan perkataan chenle, mendadak mereka mengingat semua kejadian itu.

"Wow, kau pintar chenle, siapa yang mengajarkan nya?" Chenle tersenyum mendengarkan perkataan hyung pertama nya lalu  menunjuk haechan dan jisung.

"Hoho, lanjutkan" hendery yang tadi nya tersenyum langsung kembali ke muka serius nya.

"Hei lihat, ponsel nya tidak di kunci" kun menemukan sebuah ponsel yang bisa dibuka dengan sekali usapan.

"Anjing babi sialan" umpat jeno melihat wallpaper ponsel yang terdapat gambar dua orang lelaki dan perempuan sedang 'anu'

"Keluarin semua nya, bangsat nya ngga sekalian" kesal jaemin yang sedari tadi seperti nya mendengar jeno terus menerus mengumpat.

"Maaf na, ngga sengaja"

"Miif ni, nggi singiji" cibir nya membuat jeno menampakan wajah ngambek nya.

"Jangan ngebucin dong, ada orang jomblo nih" jaehyun berjalan di tengah² jeno dan jaemin dengan tongkat polisi yang membuat nya nampak gagah dan perkasa.

"Ngomong sekali lagi, ni peluru bersarang di kaki mu jung" ancam taeyong sambil menodongkan pistol di tangan nya ke arah kaki jaehyun.

"Jisung kamu cek ruangan atas" perintah jaehyun mengalihkan pembicaraan, jisung dan anggota lain nya hanya menatap datar sang ketua.

"Eh tunggu le, kejadian 2 tahun lalu?" Chenle mengangguk kecil, anggota lain nya terdiam sebentar, otak mereka kurang cepat merespon.

"Berati dia..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hehe, dikit kan? Siap² buat chapter selanjut nya, oh ya pengumuman, aku selama beberapa hari ini bakal fokus ke book '2 in 1' mau aku tamatin karena ada book baru yang bakal rilis.

Nih aku kasih spoiler judul nya 'need chenle' itu pun kalo jadi, kalo ngga jadi nanti aku umumin di book mana aja.

Oke sekian
Terima kasih buat yang udah mau baca, sehat selalu.

Typo mohon dimaklumi, saya juga manusia.

Bye bye para pembaca.







police park {} jichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang