⁰.¹

619 50 0
                                    

Disini Devano sekarang, di rumah temannya Devina, Keyla namanya. Katanya sih Devano mau didandani kek cewek.

Dalem hati Devano, dia udah misuh-misuh pengen tenggelemin diri ke sungai.

"Ini kembaran lo kudu didandanin feminim atau tomboy?" tanya Keyla pada Devi yang lagi sibuk tukeran pesan dengan pacarnya. Yang ditanya akhirnya menoleh.

"Normal aja, feminim ada, tomboy ada." Devi menyahut tak acuh dan kembali fokus ke handphone miliknya sedangkan sang kembaran nambah misuh.

Sekarang wajahnya udah dipakein makeup sama Keyla. Tangannya telaten ngehias wajah cowok yang mirip Devi itu.

"Nah, sekarang lo ambil baju itu, di pake ya. Terus balik lagi kesini, gue mau makein nih rambut palsu." Devan ngangguk malas sambil ngedecak.

Gak perlu banyak waktu, akhirnya Devan kembali dengan setelan kemeja biru laut polos dan kancing dibiarkan terbuka memperlihatkan kaos putih miliknya juga celana jeans putih.

Keyla yang melihat tampilan Devan yang begitu, membuat jiwa fujo miliknya meronta-ronta.

"Anjir, uke." ia bergumam. Devi yang emang ngedengar gumaman Keyla, pun menoleh pada Devan.

"Van, kok gue baru sadar lo manis ya?"

"Hah?"

Keyla kemudian menatap Devan dan Devi bergantian.

"Muka kalian sama jadi wajarlah. Manis dan cantik," timpal Keyla sambil tersenyum. Devan gak terima, akhirnya dia nyolot.

"Paan! Gue ganteng ya!"

"Iyain, ayok sini." dengan malas, Devan melangkah mendekat ke Keyla dengan muka kesalnya.

Keyla ngambil wig yang baru ia beli bersama Devi terus dia pasangin wig itu ke kepala Devan.

"Nah, kalo gini kalian berdua kembar identik!" ujar Keyla menatap takjub Devan.

Cowok itu menatap cermin didepannya yang menampilkan dirinya yang sangat-sangat mirip cewek.

"Waktu janin kenapa gue gak request muka gue di bedain ya?" cicitnya agak kesal karena sekarang dia mirip Devi. Tidak sepenuhnya. Tubuh Devi lebih berisi dari Devan dan juga lebih pendek dari Devan juga wajah Devi terkesan anggun dan cantik sedangkan Devan itu tampan dan—manis. Mata mereka juga berbeda.

"Nah, sekarang lo otw deh kesana. Entar gue kirimin foto cowoknya." lagi-lagi Devan pasrah. Kalau bisa sih dia bakal ceroboh seharian sama cowok yang dimaksud Devi.

Devan celingak-celinguk waktu masuk cafe. Dia belum dikirimin foto cowok yang dimaksud Devi.

Beberapa detik kemudian timbul notifikasi di layar handphonenya yang menampilkan nama kembarannya disana.

Sontak, matanya membulat kaget dan mengumpati Devina.

"Bangke!" itu, cowok yang dimaksud Devi ternyata cowok yang satu kampus sama dia dan juga satu kelas di beberapa kelas.

"Balik jangan?" monolognya.

"Lo Devina 'kan?" Devan kaget terus balik badan. Matanya auto ngelotot ngebuat yang ada dihadapan dia ngernyit bingung.

"I-iya," jawabnya gugup. Cowok itu ngangguk terus nyuruh Devina ikut dia ke meja mereka. Sebelum itu, si cowok mesan minuman dan cemilan.

KejarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang