⁰.⁶

257 32 3
                                    

Devan menatap bosan isi kamar kostnya. Rasanya ia ingin merenovasi kamar kostnya ini. Tapi dia malas. Alhasil, dia cuman rebahan diatas kasir dan main game diponselnya.

Kata Rey dia pergi jalan-jalan sama Dirga juga Jian yang tiba-tibaj menempeli Dirga entah kenapa.

"Kok bosen ya? Biasanya enggak," monolognya sambil melemparkan ponselnya kesamping.

"Apa gue nyusul Jian aja ya?" namun setelah dipikir-pikir, dia malas. Sangat malas! Maka dari itu ia hanya bisa berdiam dikost sampai suara pintu kamar disamping kamarnya terdengar.

Devan dengan cepat keluar kamarnya dan menghampiri Rey yang baru pulang.

"Lo kok lama?" Rey yang tadinya ingin menutup pintu menjadi urung dan tersenyum kemudian.

"Sorry ... tapi kenapa emang kalo gue lama?" tanyanya penasaran. Devan mendengus.

"Gak ada! Gue cuman bosen. Rian sibuk. Padahal gue, Rian, sama Jian ada janji nongki sore ini, eh malah Jiannya malah milih ikut dengan Dirga dan Rey yang seketika membuat Rian tiba-tiba kesal dan mengatakan ia juga tidak jadi untuk nongki dan mengatakan jika ia sibuk.

"Mau masuk kamar gue?" karena ia merasa bosan berada di kamarnya, iapun mengangguk dan langsung masuk tanpa disuruh Rey.

Tanpa ia tahu, Rey tersenyum gemas padanya yang membelakangi Rey.

"Kamar lo bagus," timpal Devan menatap sekeliling. Gaya kamar yang disusun Rey terlihat sederhana namun bisa menarik perhatian Devan.

 Gaya kamar yang disusun Rey terlihat sederhana namun bisa menarik perhatian Devan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo beresin serta dekor kamar lo sendiri?" Rey ngangguk.

"Kenapa? Norak ya?" Devan justru menggeleng. Keinginannya untuk mendekorasi ulang kamar kostnya kembali muncul namun kemalasan lagi-lagi menang melawan keinginannya yang ingin mendekorasi kamar kostnya.

Jika kamar Rey sederhana namun kelihatan estetik, punya Devan lebih sederhana lagi dan sangat simpel.

"Emmm ... lo bosen di kost gak?" kemudian Devan menoleh dengan bibir yang sedikit terbuka.

"Banget!" ungkapnya dengan wajah suntuk.

"Mau jalan-jalan?" tawar Rey yang langsung diangguki semangat oleh Devan. Wajah yang tadinya menampilkan binar senang, kini meredup saat mengingat sesuatu.

"Tapi kan lo baru dateng, masa jalan-jalan lagi?"

Cowok blasteran itu terkekeh dan tanpa sadar mengusak surai Devan gemas sementara yang surainya diusak tidak melayangkan protes.

"Nanti, tapi. Gue mau istirahat dulu. Temen lo Jian banyak bacot ya. Pusing gue dengernya," celetuk Rey memberitahu sambil menjatuhkan badannya ke kasur sedangkan Devan masih berdiri dengan mata yang menatap Rey.

"Dia emang gitu," jawabnya singkat. Rey menatap Devan dengan kondisinya yang berbaring diatas kasur. Entah kenapa melihat Devan seperti ini membuat dia tambah terpesona dengan Devan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KejarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang