Rintikan hujan yang begitu deras mampu membasahi jalanan, kilatan di atas awan yang mengguncang telinga bagi yang mendengarnya dan angin yang bertiup kencang sehingga menusuk kulit putih seorang cowok berseragam SMA yang sedang duduk termenung di sebuah halte depan taman kota dengan secarik kertas digenggaman nya. Suara petir bergemuruh tak membuat dirinya terkejut dari lamunan, tubuhnya sudah menggigil tapi ia tak berniat sedikitpun untuk pergi dari sana.
Kedua mata tajamnya terkunci saat melihat seorang gadis cantik yang berlari kecil kearahnya sambil menampilkan senyum manis. Tubuh gadis itu sudah cukup basah akibat terlalu lama bermain dibawah guyuran hujan.
"Ar, balik yuk. Gue udah capek!" Ajak gadis itu sambil mengibas rambut panjangnya yang basah, bibirnya mulai bergetar dan kedua tangannya menggigil kedinginan.
Arka bangkit dari duduknya dan memasukkan secarik kertas tadi ke dalam saku celana. "Udah puas main hujannya?" Kedua alisnya terangkat untuk memastikan jika gadis itu sudah puas bermain hujan.
Reva menyengir lebar dan mengangguk. "Puas dong, liat aja tangan gue sampe keriput gini." Ia menunjukkan tangannya kearah Arka.
Arka yang melihat itu hanya menggeleng pelan lalu melepaskan jaket yang menempel di tubuhnya dan memasangkan di pundak Reva. Kemudian cowok itu juga merapikan poni Reva yang berantakan karena tiupan angin.
"Abis ini langsung mandi, keramas biar gak demam. Gue gak mau ngabisin waktu buat jagain lo sakit."
Reva menatap Arka kesal. "Dih, gitu amat lo! Udah gak sayang lagi sama gue?"
"Gue sayang sama lo, makanya gue selalu ingetin lo buat mandi kalo abis hujan-hujanan biar gak sakit. Gue gak mau sampe lo kenapa-napa." ucap Arka membalas tatapan kesal Reva.
Mendengar itu hati Reva langsung menghangat, ia tersenyum manis dan memeluk tubuh kekar Arka. "Gue juga sayang banget sama lo! Tetap ada disisi gue, ya?"
Arka membiarkan tubuh basah Reva memeluk tubuhnya, Arka juga membalas pelukan Reva sambil mengelus punggung gadis itu. "I will always be there for you."
"Promise?" Reva mengangkat kepalanya untuk menatap wajah Arka.
Arka. mengangguk pelan. "Promise."
Reva tersenyum dan kembali memeluk Arka, kehangatan yang diberikan oleh cowok itu mampu membuat perasaan Reva tenang. Saat ini gadis itu sedang merindukan kedua orangtuanya yang sudah meninggal 3 tahun lalu, penyebab kematian keduanya belum diketahui sampai sekarang. Dan satu satunya yang masih Reva punya adalah Arkana, sepupu kesayangannya.
"Kita pulang sekarang?" Arka memiringkan wajahnya untuk mengintip wajah Reva yang terlihat nyaman bersandar di dadanya.
Senyum yang semula merekah kini berubah menjadi muram. "Ar, lo siap pulang ke rumah dengan nilai buruk kayak gitu? Gimana kalo nanti Om Sem bakal mukul lo lagi kayak tahun kemaren?"
Arka mengangkat bahunya acuh lalu tertawa kecil untuk meyakinkan Reva jika dirinya akan baik baik saja. "Itu udah jadi resiko gue, Va."
"Gue gak mau lo kenapa napa, Ar." lirih Reva pelan khawatir.
"Tenang aja, gue jamin gak akan terjadi apa apa oke? Jangan khawatir." Arka mencoba menenangkan Reva dari rasa khawatir.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR, BABU!
RomantikaArka itu cowok unik, dia keras sifatnya saat berhadapan dengan semua orang. Tapi dibalik kerasnya hati dan wataknya, ada serpihan kaca yang sangat tajam menancap di hati mungilnya, ulah ayahnya sendiri. "Apapun itu masalah yang gue hadapin, jangan p...