8

334 134 25
                                    

"Jadi hari ini ibu mau kalian semua mempresentasikan hasil praktikum kimia Minggu lalu, ya. Tolong ibu minta satu dari perwakilan kelompok untuk maju ke depan dan catat hasil praktikum di papan tulis!" ucap buk Dayu, guru pelajaran kimia di kelas XI IPA 1.

Arya mendorong lembaran folio hasil praktikum kelompok mereka kepada Amara. "Ra, lo aja yang maju sana. Gue males, tulisan gue gak bagus."

"Kamu kan ketua kelompoknya, Arya. Kamu aja yang maju," tolak Amara.

"Lo aja, Ra. Emang lo mau nilai kelompok kita turun gara gara tulisan gue jelek?" sebisa mungkin Arya merayu Amara agar gadis itu mau mencatat di papan mewakili kelompoknya.

Amara menatap kesal Arya, mau tidak mau Amara lah yang selalu menjadi perwakilan mencatat dipapan setiap ada tugas kelompok. Terkadang gadis itu juga yang mempresentasikan hasil diskusi mereka, Arya memang rada rada, bisa bisanya ia menyusahkan Amara.

"Tapi nanti kamu yang presentasi, ya." Amara menunjuk Arya galak. "Enak aj dibanting ke aku semua, sekelompok bareng kamu sama aja kayak ngerjain tugas pribadi tau, gak?" Amara terus mengomeli Arya.

Arya menyumpal telinganya dengan jari tangannya, membuat Amara semakin kesal saja. Gadis itu bangkit dari duduknya dan maju ke depan untuk mencatat hasil diskusi praktikum. Arya tertawa melihat ekspresi wajah Amara yang tampak kecut dan tidak rela.

"Semangat, cantik." godanya.

Amara mengabaikan Arya, gadis itu mulai menulis hasil diskusi praktikum kimia yang berjudul penurunan titik didih. Amara menulis nama kelompok terlebih dahulu, SIANIDA. Lalu membuat tabel dan menguraikan semuanya.

Buk Dayu mengerutkan keningnya melihat nama kelompok Amara. "Tunggu sebentar, Amara, kamu tidak salah? Nama kelompok kalian SIANIDA?"

Amara menoleh pada guru kimianya dan mengangguk sopan. "Benar, buk. Ketua kelompok yang memilih nama tersebut." jelasnya.

"Ganti, jangan pakai nama seperti itu."

"Tapi apa salahnya buk?" tanya Reska, gadis itu menghentikan menulisnya dan menatap bingung guru mereka itu. "Kan ibuk bilang harus ada unsur kimianya, dan SIANIDA adalah salah satu nama dari unsur kimia kan, buk?"

Buk Dayu menatap Reska. "Memang benar, tapi seharusnya nama kelompok yang bagus itu adalah yang mencerminkan keunggulan dari kelompok tersebut."

Amara melirik Arya yang tengah menahan tawanya. Gadis itu meremas spidol ditangannya kuat mencoba menahan rasa kesalnya terhadap cowok satu itu.

"Amara, silahkan duduk dan kompromikan kembali nama kelompok kalian. Jangan nama yang seperti itu, SIANIDA artinya racun. Berarti setiap anggota dalam kelompok kalian beracun?"

Seluruh murid yang ada di dalam kelas XI IPA 1 tertawa kencang mendengar ucapan buk Dayu, dan Amara merasa malu akan itu. "Maaf, buk." ia bergegas duduk kembali di meja kelompoknya.

Amara melempar kertas folio kelompok mereka ke depan wajah Arya, gadis itu ingin sekali menjambak rambut Arya dan memukul wajah tengil cowok itu. "Ini semua salah kamu! Aku gak mau berurusan lagi, urus semuanya sendiri!"

Arya melenguh pasrah. "Lah, Ra. Jangan gitu dong, gue gak bisa nih kayak gini-gini." Arya menghempaskan kertas folio di atas meja.

DEAR, BABU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang