TUJUH

8 3 0
                                    

Kriiiingggg!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kriiiingggg!

Kantin yang semula sepi, kini berubah menjadi lautan siswa. Semua siswa dari SMA elit ini, beramai-ramai menyerbu kantin. Hanya segelintir siswa yang masih di kelas, atau sekedar pergi ke tempat lain.

Anggun dan Ghea juga ikut serta. Mereka duduk di bangku yang biasa mereka tempati. Jangan ada yang berani mendudukinya, maka kalian harus berurusan dengan Anggun.

"Nggun, mesan apa? Gue pesenin, deh," tawar Ghea.

"Mie ayam aja sama teh botol." Anggun mengeluarkan ponselnya sementara Ghea sudah pergi memesankan makanan untuk mereka.

"Anggun, ini undangan ultah gue. Datang, ya. Jangan lupa bawa undangannya juga, buat syarat masuk."

Seseorang datang meletakkan sebuah undangan ungu muda di meja Anggun. Anggun mengangkat wajahnya, dan menemukan Vienna -sekretaris OSIS- sedang tersenyum padanya.

Anggun menerima undangan itu dan membacanya sekilas. "Harus bawa pasangan? Kaya prom night," gumam Anggun.

"Yep! Pasangannya boleh dari luar, kok, gak mesti yang sekolah di LamBang," tambah Vienna.

Anggun mengangguk dan menyimpannya di saku bajunya. "Oke."

"Oh ya, Nggun, titip buat Ghea juga. Thank's, ya." Vienna pergi dari hadapan Anggun, untuk membagikan undangan bagi yang lainnya.

Tak sampai 15 menit, Ghea sudah kembali dengan nampan di tangannya. Anggun membantu menurunkan makanan milik mereka.

"Apaan, nih?" Ghea mengambil undangan berwarna ungu muda itu. "Undangan ultah Vienna? Malam ini?"

Anggun tidak menjawab. Dia asik menikmati mie ayamnya.

"Masa harus bawa pasangan? Gue mana ada pasangan." Ghea beralih menatap Anggun. "Nggun, lo bawa siapa?"

Anggun mengangkat kedua bahunya. "Gak tau gue."

"Anggun," panggil seseorang.

Anggun dan Ghea sontak menoleh pada arah yang sama. Anggun menemukan Levin sedang berdiri menatapnya.

"Lo Levin, kan?" tebak Anggun.

"Levin anak baru, bukan?" tanya Ghea.

"Iya, gue Levin anak baru," jawab Levin.

"Hai, Levin. Gue Ghea. Lo ganteng banget." Ghea menjulurkan tangannya pada Levin, berniat berjabat tangan. Tidak lupa memasang senyum manis nan menggoda miliknya.

Levin menerima jabatan tangan dari Ghea dengan santai. "Hai, Ghea. Salam kenal."

"Lo nyariin gue, Vin?" Anggun mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Oh iya, Nggun. Lo mau gak, jadi pasangan gue di acara ultah itu?" tawar Levin.

Mata Ghea membulat lebar. Pasangan? SAMA ANGGUN? ANJIR, SI ANGGUN NYURI START DULUAN!

ANGGUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang