LIMA

7 2 2
                                    

Sedari tadi Dirga hanya diam fokus menyetir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedari tadi Dirga hanya diam fokus menyetir. Suasana di dalam mobil jadi mencekam. Anggun menatap pria itu, sepertinya Dirga marah.

"Dir, lo marah sama gue?"

"Bisa tidak, kamu stop bertingkah aneh di sekolah? Bagaimana bisa kamu bully seorang siswa di sana, ha?" Nada bicara Dirga terdengar dingin saat ini.

"Dia numpahin jus alpukat ke gue. Siapa yang gak marah, coba? Gue tuh gak suka alpukat." ucap Anggun membela diri.

"Kamu masih bisa beli seragam baru, Anggun."

"Gue maunya dia tanggung jawab."

"Kalau sampai orang tuanya menutut sekolah, bunda pasti shock dan sakit jantungnya bisa kumat," ucap Dirga masih terus fokus menyetir.

Anggun langsung menoleh pada Dirga. "Bunda sakit jantung?"

"Kamu pikir, kenapa saya selalu nurut sama bunda? Karena saya tidak mau sakit jantungnya bunda kumat. Jadi kamu tolong berhenti berbuat ulah di sekolah," pinta Dirga.

"Iya-iya." Anggun menjawab dengan berat hati. Bunda Dirga ini sangat baik padanya, jadi Anggun tidak ingin membuatnya kecewa. Anggun juga masih punya hati.

"Kita sampai."

Anggun menatap sekelilingnya sebelum keluar dari mobil. "Kita di mana?"

"Kantor saya."

"Kok di kantor lo? Lo gak anterin gue pulang?" tanya Anggun heran.

"Saya ada rapat penting 10 menit lagi. Kalau saya antar kamu pulang, tidak akan sempat sampai kantor tepat waktu," jelas Dirga.

"Gue mau pulang. Pokoknya gue mau pulang. Ngapain gue di sini? Gue mau pulang," kukuh Anggun.

"Setelah rapat, saya pasti antar kamu pulang."

"Gak gue gak--"

Drrttt ... drrttt ... drrttt!

Dirga mengangkat ponselnya yang berdering nyaring.

"Halo."

"..............."

"Saya ke sana sekarang." Dengan cepat Dirga turun dari mobil, meninggalkan Anggun sendirian.

"Eh, lo mau kemana? Gue gimana, Dirgaaa!" teriak Anggun. Namun Dirga sudah menjauh dan masuk ke dalam bangunan tinggi itu.

"Kok gue ditinggal, sih," kesal Anggun. "Ya udahlah, gimana lagi. Ntar aja gue baliknya."

Perlahan, Anggun mulai turun dari mobil dan berjalan masuk. "Ruangan Dirga di mana, ya? Gue lupa nanya sama dia."

Dengan keberanian, Anggun semakin masuk ke dalam, membuat semua orang di sana melihat Anggun dengan tatapan aneh. Mungkin mereka berpikir, untuk apa seorang anak sekolah masuk ke dalam kantor. Tapi Anggun tidak peduli dan semakin masuk ke dalam.

ANGGUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang