13. Siena jujur

38 10 63
                                    

Happy reading

---

Sampai keesokan harinya Sapier tetap diposisinya, kedua tangannya tetap menggenggam tangan Adiknya.

Semalam pria itu menelpon kedua orang tuanya untuk memberi kabar tentang Siena, dan kedua orang tuanya tidak bisa pergi begitu saja malam itu. Jadi mereka sampai rumah pagi ini.

"Bang, kamu kok tidur nya disini, " ucap sang Bunda pelan sembari menepuk bahu Sapier.

Sapier mengangkat kepalanya yang ditelungkupkan, "Bunda udah pulang?" Tanya lelaki itu.

"Bunda baru sampai, kamu mending mandi dulu sana, Brina biar Bunda yang jagain." Ujar sang Bunda.

Sapier mengangguk lalu keluar dari kamar itu menuju kamar nya. Namun ketika lelaki itu hendak menaiki anak tangga sang Ayah berbicara kepadanya.

"Boy, kenapa lagi?" Tanya sang Ayah serius.

"Yah, kepalaku lagi pusing sekarang. Biarin aku mandi dulu sebentar aja," jawab Sapier pelan lalu berlalu begitu saja.

Sedangkan sang Ayah memilih untuk ke kamar tamu menemui putri nya. Sesampainya disana, pria itu melihat istrinya sedang mengobrol dengan Siena.

"Sayang, ada yang sakit?" Tanya sang Bunda sembari mengusap-usap kepala putrinya.

Siena hanya menggeleng pelan sembari berusaha untuk bangun dari posisi tidur nya.

"Ada sesuatu yang harus aku bicarain sama kalian semua," Ucap Siena pelan.

"Tapi, aku mau mandi dulu." Lanjutnya.

"Yaudah, kita tunggu di ruang keluarga ya sayang." Kata sang Bunda lalu dibalas anggukan dari Siena.

Kedua orang tuanya keluar dari kamar tamu dan gadis itu masuk ke kamar mandi.

Lagi-lagi Siena berdiam diri didepan cermin, melihat wajahnya yang terlihat pucat dan bermata panda. Gadis itu melihat tangannya yang di perban, lalu menatap lagi dirinya di cermin.

"Haruskah sekarang gue jujur sama semuanya?"

"Gue gak bisa bohong terus-terusan gini, sekarang atau nanti semuanya akan tetap terbongkar. Gue juga gamau lama-lama bohong sama sahabat gue, gue gabisa gini terus sama Sapier, gue bukan Adiknya, harus nya gue sadar diri dari awal."

Gadis itu menghela nafasnya lalu membasuh wajahnya dan bersiap untuk mandi.

Sedangkan Sapier yang baru turun langsung diperintahkan untuk menunggu Adiknya di ruang keluarga. Mau tak mau lelaki itu pun hanya pasrah menuruti apa kata kedua orang tuanya.

"Emang kenapa sih Bun?" Tanya lelaki itu penasaran.

"Bunda juga gatau, adik kamu yang nyuruh kita kumpul. Katanya mau ngomongin sesuatu." Jawab sang Bunda lalu fokus pada laptop nya lagi.

Sapier melirik sang Ayah yang juga sedang melirik nya, Ayah nya hanya diam saja sedari tadi, mungkin dia kelelahan?

Tak lama kemudian akhirnya Siena datang ke ruang keluarga dan duduk di sofa membuat semua atensi mengarah pada nya.

Crush a brother twin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang