6. Mereka siapa?

45 8 2
                                    

Happy Reading

---

Siena perlahan membuka matanya, gadis itu melihat kanan kiri ternyata semua berwarna putih. Mata gadis itu berhenti kepada dua orang yang sedang sibuk dengan dunianya masing-masing di sofa.

Gadis itu berusaha untuk membuka suaranya karena tenggorokannya sangat kering saat ini.

"A-air." ucap Siena dengan suara kecil.

Namun sepertinya dua orang itu tidak mendengar nya. Sialan, gue haus. Batinnya.

Akhirnya dia berusaha untuk menekan tombol Nurse call bel, dia bahkan tidak kuat untuk mengeluarkan sepatah kata pun. Sialan, sebenarnya siapa dua orang ini? Bedebah tidak berguna!

Tidak lama kemudian dokter dan perawat datang untuk memeriksa keadaannya. Setelah selesai akhirnya perawat itu memberinya air mineral.

"Dokter, bagaimana keadaan anak saya?" tanya wanita yang sedari tadi menunggunya di sofa.

Apa? Anak?

"Keadaan nya lumayan membaik, "

"Sayang, ada yang sakit?" tanya wanita itu.

"Maaf, anda siapa?" tanya Siena. Dia sama sekali tidak mengenal wanita dan pria itu.

"Dokter! Anak saya kenapa?" tanya wanita itu panik.

"Sayang, ini Ayah dan itu Bunda. Kamu lupa sama kita?" pria itu ikut mengeluarkan pertanyaan dikepala nya.

"Maaf sekali lagi, aku tidak mengenal kalian, om dan tante." jawab Siena lagi. Apasih? Sksd banget. Papa mama gue ada dirumah kok pastinya. Pikirnya.

"Dokter! Anak saya kenapa?" tanya wanita yang katanya dia adalah Bunda nya.

"Maaf Bu, sepertinya anak Ibu terkena amnesia-

"Siapa yang amnesia?" ucap seorang lelaki memotong ucapan sangat dokter.

"Kembaran kamu terkena amnesia, tapi seharusnya ini tidak amnesia total, ini hanya sementara. Tetapi jangan paksa untuk mengingat hal-hal yang bisa membuatnya stres." jelas sangat dokter lalu pergi dari sana.

Loh? Sapier? Tanya Siena dalam hati.

Dengan cepat Sapier menghampiri gadis itu yang katanya sang kembaran.

"Brina, kamu inget aku?" tanya lelaki itu sembari memegang kedua bahunya.

"Brina? Siapa Brina?" gumam gadis itu, tapi sayang sekali karena pendengaran Sapier tajam jadi lelaki itu mendengar Siena menggumam.

Sapier dengan perlahan melepaskan tangannya dari kedua bahu Siena, lelaki itu menghela nafas pelan lalu duduk disamping brankarnya, menggenggam tangan kiri Siena dengan kedua tangannya.

"Ini aku, kembaran kamu. Nama aku Sapier, kamu biasanya panggil aku Kak El." jelasnya.

Lalu lelaki itu menaruh dahinya ke tangan Siena yang masih dia genggam.

"Jangan lupain aku please." gumam Sapier dengan pelan.

Siena rasa tangannya basah, loh Sapier? Dia menangis. Momen langka untuknya.

Tapi tunggu, sialan! Apa maksud semua ini? Dia masih tidak mengerti.

Kak El? Kembaran? Brina? Dan kedua orang tuanya? Apa semua itu?!

Siena cepat-cepat tersadar dari pikirannya, lalu melepaskan tangannya yang digenggam Sapier dengan paksa karena lelaki itu masih menangis di tangannya.

"Gue gak kenal lo siapa." ucap Siena sembari menatap Sapier. Sialan, bohong jika dia tidak terpesona padanya.

"Brina, ini bukan kamu. Bahasa kamu gak akan kasar, kamu lemah lembut Brina, kamu penurut, mana kamu yang dulu." ucap Sapier menatap balik gadis itu.

Sang Ayah yang sedari tadi diam menyaksikan semuanya memilih untuk menenangkan putra nya dulu.

Sedangkan Siena yang ditanya berturut-turut seperti itu hanya bisa diam tanpa menjawab, apa maksudnya? Dia tidak mengerti.

"Brina, kamu lebih baik tidur lagi ya. Kamu harus istirahat yang cukup," ujar sang Bunda kepadanya. Siena pun hanya bisa mengangguk pelan lalu memejamkan matanya.

Sapier yang melihat itu air matanya turun kembali, lalu keluar dari ruangan itu.

"Bund, jagain putri kita dulu. Ayah harus nyusul anak batu." ucap sang Ayah dibalas anggukan oleh istrinya.

**

SLAYY SAYYY 5555 🥵💅🏼💅🏼💋🤎🤎🖤🌈

Crush a brother twin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang