Aku tahu pasti kalian menganggap aku wanita menyedihkan, dengan baju kaos yang bahkan sudah tidak isa dikatakan layak untuk dipakai celana yang sobek hingga lutut, pipi yang memerah karena tamparan, bibir yang berdarah akibat pukulan pamannya, bahkan itu belum cukup membuatnya terjatuh dari lantai 2 hingga kepalaku berdarah dan membuat punggung ku sakit akibat dorongan yang sangat keras, kaki yang sakit karena diinjak oleh bibiku. Kalian yahu alasan mereka menyiksa ku seperti ini ?
Karena aku tidak bisa memberikan mereka minuman keras seperti yang mereka inginkan. Kalian pasti berpikir mengapa aku mau tinggal ersama paman dan bibiku ini ? semenjak kedua orang tuaku meninggal, aku pindah dari California ke Alaska dan tinggal bersama dengan paman dan biiku, meninggalkan rumahku yang akhirnya dijual oleh paman dan biiku untuk memenuhi keinginan mereka, mennggalkan teman teman, meninggalkan kuliahku, dan karena aku hanya memiliki ijazah senior high school , aku hanya bisa bekerja sebagai pelayan restoran di pagi hari, dan menjadi koki di restoran malam hari, dan bahkan aku menjadi pelayan di bar-bar yang ada disini. Menjadi pelayan bar adalah pillihan yang diberikan pamanku untuk bisa memenuhi keinginan mereka untuk membeli minuman kera dan bercinta setiap malam, aku tidak sanggup disini lagi, sudah terlalu sering mereka memukulku dan menyiksaku kalau aku tidak memberikan jatah yang mereka inginkan. Seakan belum puas menyiksaku dan membiarkanku tersiksa dengan sakit yang sedang menderitaku. Aku mendengar mereka berbicara dengan seseorang.
"lalu berapa kau akan menjualnya kepadaku ? melihat dia yang sudah berdarah seperti ini membuat aku semakin ingin menelusuri tubuhnya itu"
"tentu saja, walaupin seperti ini, tapi aku jamin dia masih perawan"
"benarkah ? baiklah kalau seperti itu aku akan langsung mencicipinya malam ini, siapkan kamar untuk kami dan dandanilah ia sedikit, aku akan kembali sekitar 3 jam lagi karena harus mengurus sesuatu, pastikan setelah aku kembali semua sudah siap "
"baiklah kalau itu yang kau mau, aku akan mempersiapkannya."
Kemudian aku merasakan tubuhku diseret menuju kamarku. Seperti mereka masih belum tahu aku suah sadar. Dan mereka mengunci ku di kamar ini, aku berdiri namun merasakan perih yang sangat pada pergelangan kakiku akibat injakan bibiku ini. Kemudian aku menuju ke jendela dan lansung meloncat keluar dari kamarku ini-bersyukur karena kamar ku berada di lantai satu-biarpun kurasakan sakit di kaki ini semakin menjadi jadi. Aku langsung berlari menuju hutan terlarang yang ada di belakang rumahku.
Aku berlari sebisa ku meskipun itu sulit karena pergelangan kakiku. Aku berlari tanpa tahu arah, aku hanya mengikuti langkah kaki ku yang tak beralaskan sandal sehingga bukan hanya injakan pergelangankakiku yang menyusahkanku tapi juga goresan-goresan ranting yang mengenai kakiku yang membuat pergerakanku melambat. Aku tidak tahu sudah berapa lam aku berlari di hutan terlarang ini. Dan akhirnya aku sampai di tebing ini. Aku berjalan seakan terhipnotis dengan indahnya bulan purnama ynag terlihat jelas di tebing ini, dan merasakan gemuruh air laut yang ada tepat di bawah tebing ni. Aku berdiri lama disini. Seakan ingin meresapi sinar bulan yang Nampak agung dengan cahayanya yang menyinari malam. Dan tanpa bisa kutahan aku teringat akan kedua orang tuaku, bagaimana kehidupanku dulu, dan membandingkannya dengan keadaanku sekarang sungguh menyedihkan. Aku sudah tidak tahan lagi dengan ini semua, aku ingin bergabung dengan kedua orang tuaku disana. Akupun langsung berjalan lurus kearah tebing tanpa mengalihkan tatapanku pada indahnya bulan purnama. Aku berjalan lurus tanpa ingin menoleh kebelakang aku sudah bertekad untuk meninggalkan dunia ini, toh tidak aka nada yang merindukan gadis menyedihkan sepertiku ini. Aku berjalan lurus hingga pijakan terakhir dan jatuh ke laut. Aku merasakan dinginnya laut dan kelamnya laut malam. Dan aku merasakan kesadaranku menipis dan aku merasakan seseorag menarikku dan mendekapku posesif, aku berharap malaikat kematian yang menjemputku sekarang akan memperlakukanku dengan baik dan langsung mencabut nyawaku ini.
.
.
.
.
Aku merasakan pusing luarbiasa yang menyerang kepalaku, dan aku mengerjap untuk membuka mataku namun cahayanya mengusik mataku, aku berpikir apakah ini surge karena sejauh mata melihat hanya warna putih. Kudengar seseorang berbicara "Welcome back, Luna !".
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNA
Werewolfapakah aku hidup hanya untuk menderita ? apakah aku bisa bahagia seperti orang lain ? lalu apakah saat aku bertemu dengannya dan dia mengatakan aku adalah Luna-nya aku akan bahagia ? dan pertanyaan terakhir apakah aku akan bisa melewati kehidupanku...