Aku dan kakak menjalani hari-hari weekend kami dengan pergi nonton bioskop, makan di luar, nongkrong dan mengunjungi tempat-tempat viral di Ibukota. Kakak berpakaian cantik sekali. Karena kaki panjangnya, kakak kelihatan tinggi, apalagi dipadukan dengan celana jeans pendeknya dan sepatu Air Jordan-nya.Kakak menarik perhatian banyak orang. Aku juga merasa dia memiliki daya tarik tersendiri, seakan menarik orang-orang untuk melirik. Kalau pernah nonton film 'The Shining' , nah seperti itulah yang terjadi seharian ini. Dan kakak terlihat senang menjadi pusat perhatian, sedangkan aku risih kalau banyak orang yang melihat kami. Kami seperti pasangan saja. Karena kakak kalau jalan-jalan seperti ini selalu menggandengku. Aku cukup bangga kalau orang menganggap kakak pasanganku. he..he..
Sesampainya kami di rumah, aku membuka gerbang dan mobil kakak masuk ke halaman, tidak masuk ke garasi karena garasi kami terisi mobil papa dan mama. Rencana papa akan membangun lagi garasi untuk mobil kakak dan mobilku kelak. Kami kemudian masuk ke kamar masing-masing. Hari yang melelahkan, tapi aku cukup bahagia karena hari ini bisa pergi keluar dengan kakak.
Setelah 10 menit aku tidur-tiduran, aku ambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Saat aku hendak masuk, aku mendengar ada suara shower, tapi pintunya tidak tertutup rapat.
Aku menjadi tergoda untuk melihat ke dalam, terjadi gejolak di hatiku. Dia kakak yang sangat aku sayangi, tapi di sisi lain kakak sangat seksi, dan kejadian beberapa waktu lalu saat di dapur membuat aku menjadi sangat penasaran.
Aku tergoda, aku pikir aku hanya melihat saja, tidak merugikan siapapun. Lalu aku memutuskan untuk melihat sedikit. Dan ternyata benar, kakak sedang mandi. Kakak sedang menunduk membersihkan kakinya. Buah dad*anya yang kenyal itu kelihatan bergetar-getar, kakinya yang jenjang menekuk, namun tak mampu menyembunyikan bulu-bulu yang sedikit keluar dari selangkangannya. Sialaa*an! Beruntung sekali aku.
Adikku sudah bangun, aku tidak menyangka tubuh kakak sangat indah, sangat merangsang. Ketika aku hendak membuka celanaku, aku melihat pintu belakang terbuka, untung saat itu lorong di depan kamar mandi gelap. Jadi ketika pintu belakang terbuka, aku spontan untuk menunduk dan kembali ke kamarku yang berada di sebelah kamar mandi. Untuk para pembaca ketahui, kamar mandi kami di apit oleh kamarku dan kamar kakak.
Saat aku kembali ke kamarku, jantungku masih berdebar-debar. Aku langsung saja menutup pintu kamarku perlahan, namun tidak sampai rapat karena khawatir akan terdengar. Lampu kamarku juga aku kurangi pencahayaannya.
Aku mendengar langkah kaki berjalan menuju ke arah kamarku. Aku segera teringat kalau pintu kamar mandi kakak terbuka. Saat hendak sampai di kamarku, langkah kakinya terhenti, kemudian lanjut mengarah ke kamarku. Aku langsung sembunyi di balik dinding. Aku lihat sekelabat Pak Rahman mengintip ke kamarku, namun karena kurangnya cahaya dia tidak jadi mengetuk, mungkin dia kira aku sudah tidur. Aku menarik nafas, aku sendiri bingung kenapa aku harus bersembunyi. Padahal aku tidak melakukan kesalahan apapun, aku yakin Pak Rahman tidak melihat aku mengintip kamar mandi tadi.
Aku kemudian mengintip lagi, dan dugaanku benar, Pak Rahman menggantikanku mengintip kakakku. KAMPR*ET ! Saat itu aku marah dan mulai merencanakan bagaimana cara menghajar si pembantu tua siala*n ini. Aku berpikir untuk mendapat bukti dulu kalau dia mengintip. Aku jalan ke meja belajarku dan mengambil handphoneku. Namun pada saat aku merekamnya, aku mulai aneh, aku merasa horn*i. Aku merasa kalau pembantu tua ini, mendapat pemandangan yang sangat indah dari kakakku, majikan mudanya, yang selama ini dia hormati.
Aku mendapat rangsangan tersendiri. Bukan hanya Pak Rahman yang onan*i saat itu, aku juga ikutan onan*i melihat kakakku yang dilecehkan secara tidak sadar.
Kami bersama-sama mengais kenikmatan dengan pemandangan yang berbeda. Dia mendapat hidangan utama, aku hanya mendapat bayangan dan imajinasi saja.
Tidak lama aku onan*i, aku merasa tidak kuat menahan gempuran cairan kentalku. Sialaa*an, aku langsung melepas pertahananku.
CROOT..CROOT..CROOOOOT...
Aku menenangkan diri menikmati gempuran klimaks, dan kembali ke tempat tidur.
Setelah 10 menit bermain ponsel, aku kembali mengintip, ternyata pak Rahman masih berusaha mendaki puncak kenikmatannya. Lama juga dia menikmati pertunjukan searah ini. Tapi ada yang aneh, aku melihat pintu kamar mandi sedikit lebih terbuka. Apa Pak Rahman tidak sengaja mendorong pintu kamar mandinya yaa. Karena lelah setelah jalan-jalan seharian dan ejakula*si tadi, aku memutuskan untuk kembali ke tempat tidur. Tidak terasa aku ketiduran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Sister
RomansaKakak yang menurutku sempurna. Selalu menyayangi dan memanjakanku. Aku tak butuh yang lain hanya dia. Aku tak mengira sampai di titik ini aku tidak menemukan adanya kekurangan dari kakakku. Seiring dengan berjalannya waktu, kakak semakin membuatku j...