Hari ini merupakan tanggal merah. Aku senang sekali bisa menghabiskan waktu bersama kakak hari ini. Hari-hari sekolahku aku habiskan membayangkan kakak, apa saja yang dilakukan kakak di rumah, apa kakak juga suka berpakaian ngasal kalau di luar rumah, apa yang terjadi antara kakak dan Pak Rahman. Waah banyak sekali hal yang mencurigakan. Tapi aku merasa ada sesuatu antara kakak dan Pak Rahman. Aku harus pastikan hari ini.
Saat aku ke dapur, aku melihat kakak sedang memasak, wangi sekali sampai aromanya membuat perutku bunyi. Pakaian kakak juga sangat seksi pagi ini, dia hanya menggunakan kemeja putih berbahan tipis, sepertinya hanya menggunakan celana dalam tanpa bra, aku dapat melihatnya dari belakang. Buat adikku bangun saja pagi-pagi begini.
"Pagi kakakku" kejutku sambil memeluknya.
"Pagi adik sayang. Kamu sudah bangun nih pagi-pagi" kata kakak genit sambil menggoyang panta*tnya ke kiri dan ke kanan.Ternyata maksud kakak 'sudah bangun' adalah adikku !
"Hehee iyaa ka, aduh jangan digoyang gitu ka, jadi pengen..."
"Pengen apa dek? Kamu jangan nakal yaa sama kakak" katanya pura-pura kesal, aku tahu dia pura-pura karena ekspresinya imut gitu, aku sampai membayangkan melumat bibirnya yang imut itu.
"ehh, pengen itu ka, pengen..."
"pengen apa haah?" Tiba-tiba kakak membalikkan badan dan terlihat 3 kancing atas kemejanya tidak terpasang. Dan telihat samar-samar areol*a dan putin*g kakak. Ya ampun aku jadi semakin tidak tahan."Pengen... ehh pengen itu ka, pengen nenn..."
"Adik kecil kakak sekarang sudah nakal yaa, mandi gih sana, supaya kepalamu dingin" Potong kakak sebelum ku selesaikan kalimatku.
"Yaah kaak, tapi kan..."
"Sudah mandi sana yaa, hari ini kita akan kedatangan tamu"
"Yaah ka, aku kira bisa ngabisin waktu sama kakak berdua aja, nontom TV atau tidur-tiduran di kamar kakak"
"Kita kan tetap bareng dek, cuma enggak berdua, nanti kakak kamu nakalin lagi hihii..."
"hmmm, nakalin gimana sih ka? Emang siapa yang datang ka?"
"Kakak kemarin ketemu Pak RT di depan rumah, dia menyapa kakak, jadi kakak undang untuk bertamu ke rumah. Sebelumnya kan hanya papa dan mama yang ketemu, kakak dan kamu belum ketemu. Nanti dikira kita pasangan belum menikah lagi. Sudah, kamu mandi sekarang yaa"
"Yaah. Yaudah deh ka"Akupun melangkah ke kamar mandi dengan langkah gontai. Padahal aku masih ingin melihat tubuh seksi kakak. Gagal lagi. Ngapain pakai undang Pak RT segala sih. Memang sih dengan status politik papa, banyak hal yang harus dijaga, termasuk menghindari kesalahpahaman di lingkungan rumah. Karena image keluarga di lingkungan rumah sangat penting, kalau lingkungan rumah saja tidak kenal bahkan tidak suka dengan kita, bagaimana kita bisa mengharapkan orang banyak bisa mendengarkan perkataan kita. Begitulah politik menurut papaku yang dia sampaikan berulangkali dari kami masih kecil.
Akupun mandi, benar juga, panas sekali rasanya kepalaku. Jadi tidak bisa berpikir jernih. Bisa-bisanya aku tadi hampir minta nene*n ke kakakku. Habis dia juga sih pakaiannya seperti itu pagi-pagi.
Saat selesai, aku pergi ke meja makan. Kakak sudah duduk di sana. Kami menyantap masakan kakak yang lezat sekali. Sesekali aku juga mencuri pandang ke kakak, terutama belahan dad*anya. Menambah selera makanku. Memang kakakku the best !
Selesai makan, kakak minta aku untuk pergi beli cemilan dan sirup di supermarket. Aku pun pergi dengan mobil kakak, karena jaraknya lumayan jauh kalau jalan kaki.
Saat aku sampai di rumah, aku melihat kakak sedang menyapu halaman. Yang buat pusing adalah pakaiannya masih yang tadi pagi !
"Pak Rahman mana ka? Kok kakak yang nyapu? Pakai pakaian begitu lagi."
"Hihii, Pak Rahman sedang pulang kampung dek. Kemarin sore berangkat. Kakak malas ganti baju, memang kamu tidak suka lihat kakak begini?" Katanya genit sambil meletin lidahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Sister
RomanceKakak yang menurutku sempurna. Selalu menyayangi dan memanjakanku. Aku tak butuh yang lain hanya dia. Aku tak mengira sampai di titik ini aku tidak menemukan adanya kekurangan dari kakakku. Seiring dengan berjalannya waktu, kakak semakin membuatku j...