PROLOG

311 84 46
                                    

Pertama, pastikan Anda sudah menekan tombol vote:) Kedua, comment sebanyak-banyaknya yaa~^^

Makasih~♡'・ᴗ・'

。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆

。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—————☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

————☆.。.:* 🧚‍♀️ .。.:*☆—————

"Teruntuk Sona; terima kasih telah menjadi pengantar tidur yang paling indah."

-El

—————☆.。.:* 🧚‍♀️ .。.:*☆—————

"LO MAU nyuri mangga siapa?" tanya Catur saat dirinya berpapasan dengan tetangganya, El yang tengah menggotong sebuah tangga. Pemuda bertubuh jangkung itu pun mematikan mesin motor dan menunda kepergiannya sebentar karena penasaran.

Catur mengira kalau El akan terus berjalan lurus ke arah pohon mangga Bu Desi, pemilik kost-kostan mereka yang terkenal galak. Bahkan konon katanya, lebih galak dari kuntilanak penunggu pohon mangga itu sendiri; Bu Desi tidak segan mencaplok siapa saja yang berani menyentuh pohon mangga keramatnya.

Akan tetapi, tebakan Catur meleset. El justru meletakkan tangganya tepat di depan jendela kamar, lalu mulai memanjat ke atap. Sementara Catur masih menonton dari pinggir jalan, berharap temannya itu akan melakukan aksi akrobatik konyol yang menarik dari ketinggian.

Lalu jatuh. Astaga, Catur bersumpah dia akan tertawa kencang sampai saraf-sarafnya putus jika hal itu benar-benar terjadi.

"Lo mau bunuh diri?" tanya Catur lagi. "Utang lo belum lunas, jangan mati dulu."

Ia langsung berjengit saat El mengangkat palunya, berancang-ancang melempar. Catur tahu El hanya bermaksud mengancam, tetapi mengingat pemuda itu pernah menjadi atlet lempar lembing sewaktu SMA, ia langsung buru-buru menyalakan mesin motornya.

EL SONA and The Broken WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang