3 • Hampir Saja

131 30 68
                                    

Pertama, pastikan Anda sudah menekan tombol vote:) Kedua, comment sebanyak-banyaknya yaa~^^

Makasih~♡'・ᴗ・'♡

。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆

。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----☆.。.:* 🧚‍♀️ .。.:*☆-----

"Bahkan jika suatu saat kita harus berpisah ... Sayang, semestaku masih berbicara tentangmu."

-El

-----☆.。.:* 🧚‍♀️ .。.:*☆-----

Day 1 with Sona ♡

BERUKURAN 3×4 meter, kamar kost itu sebenarnya tidak bisa dikatakan sempit untuk dihuni oleh satu orang. Dindingnya berwarna putih, tampak serasi dengan isi kamar yang didominasi oleh warna biru.

Sebuah kasur single menempel di sudut kanan kamar, berseberangan dengan lemari dua pintu dan meja belajar berwarna putih serta kursi. Sedangkan sebuah karpet bulu membentang ditengah-tengah ruangan.

Terus bergeser ke kiri, terdapat sebuah kulkas kecil dengan kerangka kayu yang mengelilingi--seperti meja berkaki tinggi--sehingga bisa memaksimalkan ruang dengan meletakkan microvawe di atasnya. Sementara di paling sudut, ada sebuah lemari kecil tempat perlengkapan makan dan lain-lain disimpan. Di atasnya ada sebuah dispenser.

Cukup luas. Namun, kehadiran satu sosok lain di sana memberikan atmosfer yang berbeda, dan jujur ... membuat El tidak nyaman. Juga sesak. Rasanya seperti kamar itu menyusut tiga kali lipat.

El menghela napas pendek, lalu meraih cangkir teh yang diletakkan di atas meja. Ia perlu menjernihkan dan menenangkan kepala sejenak. Sembari sesekali menyeruput isi cangkir, iris gelap El mengawasi sosok yang berjarak kurang dari dua meter darinya.

EL SONA and The Broken WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang