6

167 5 0
                                    

"Ini lembar persetujuan untuk besok, besok adalah puncaknya. Anda dimohon untuk memenuhi persyaratannya." Seorang dokter menyodorkan kertas itu kepada Yusha.

"Setelah itu, apa akan ada efeknya?"

"Itu tergantung reaksi tubuhmu, apabila tubuhmu merespon obatnya dengan baik Anda sembuh. Dan resiko terbesarnya adalah kematian" Ucap dokter itu dengan enteng.

"Yasudah, nih kertasnya" Yusha menandatangani lembaran itu.

"Hari ini aku pulang dulu"

"Anda hanya diperbolehkan minum air putih hingga besok" Peringat dokter itu sebelum mempersilahkan Yusha pergi.

"Ya.. yaa" Jawab Yusha yang langsung berlari keluar.

Memasuki apartemen, ia melihat Gevan yang sibuk dengan telfonnya.

"Kemana saja kau, Yusha!" Teriaknya melihat Yusha yang baru saja memasuki ruangan.

"Bukankah aku sudah bilang, aku bertemu teman-temanku"

"Katakan, siapa temanmu di Vendes"

"Um.. It.tu.. rahasia"

"Apa kau bermain dengan wanita, bagaimana jika ada media yang menyorotmu!"

"Hei! Itu tidak mungkin, dan lagi, bukankah kau terlalu tidak sopan sekretarisku"

"Hh, yasudahlah, apa kau sudah makan?"

"Umm iya sudah"

"Yusha tadi banyak sekali partner yang menghubungiku ingin bertemu denganmu"

"Hmm, sebutkan"

"Pertama, anda diminta untuk melihat hasil bangunan yang sudah 90% jadi, Apa design interiornya akan anda rancang sendiri atau aku akan mencari designernya. Kedua, dari tim kreatif mereka sudah membuat produk baru sebagai pembukaan toko, mereka ingin Anda melihat produknya. Ketiga, jasa pembangunan meminta pelunasannya. Keempat, cabang toko di Sulawe dan Kalimata mengalami penurunan peminat...." Gevan membacakan catatan yang sedari pagi ia tulis.

"Aku hanya ada waktu sekarang untuk kunjungan, kita harus selesaikan semuanya sekarang"

"Jangan memaksakan diri, Tuan" Kadang jika sedang dalam mode pekerjaan, Gevan secara otomatis menjadi sopan seperti ini. Sebenarnya tidak ada yang menyuruhnya, mereka kan sudah seperti teman. Namun, jika seperti ini, Gevan merasakan kedudukkannya yang merupakan sekretaris.

"Aku tidak ada banyak waktu"

"Baiklah, mari ke cabang baru" Ucap Gevan.

Mereka mengunjungi cabang barunya itu. Yusha sudah cukup puas dengan hasilnya.

"Aku tidak ingin ada ini, mengganggu saja" Ucapnya sinis sambil menginjak lantai yang sedikit lebih tinggi ketika memasuki toko.
Orang yang akan menjadi maneger toko itu mengangguk. Ia tak masalah jika lantai depan harus dibongkar ulang dan ditinggikan. Toh, mereka juga akan tetap dibayar.

"Tembok disini akan dikosongkan, lalu sebelah sini kau coba cari pelukis untuk menggambar apapun asal sesuai dengan tema toko"

"Disini kau buat untuk display sepatu, sebelah saja bajunya. Ditengah sini kau taruh sofa melingkar. Kasirnya akan disini. Kemudian kau juga taruh kaca disini, disini, disana...."

Tanpa basa-basi, saat sampai ditoko, Yusha tidak berhenti membicarakan bangunan toko, design interior, sistematis kerja tokonya, menjelaskan untuk promosinya, dan banyak lainnya.
Setelah 3 jam Yusha tidak berhenti bicara, mereka kembali kedalam mobil.

"Hubungi tim kreatif, minta mereka tentukan tempatnya, kita akan meeting sekarang"

"Sekarang jam 7 malam, Tuan. Ini sudah diluar jam kerjanya"

Two of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang