10

261 5 0
                                    

3 tahun kemudian..

Tok tok tok

“Ayah-

-ini berkas yang ayah minta”

“Makasih Yuhan”

“Ayah” panggil halus Yuha pada ayahnya yang sibuk membaca berkas.

“Hmm.. “

“Ayah ga kangen Yusha, Yuhan kangen Yusha ayah” ucapnya pelan.

“Tentu kangen tapi kita udah lakuin segalanya, sebaiknya sekarang kita fokus sama masing-masing ya”

Yuhan mengangguk dan beranjak pergi setelah kesal pada ayah yang matanya hanya tertuju pada kertas, ia bahkan tak memandang Yuhan saat menjawab.

“Yuhan” panggilnya tiba-tiba.

“Ya ayah” Jawab Yuhan berbalik mengarah ayahnya.

“Jangan terlalu dekat dengan Darrel lagi”

“Maksud ayah apa?”

“Dia tidak baik Yuhan”

“Gevan yang lapori ke ayah?”

“Kalau iya kenapa?”

Tanpa menjawab Yuhan keluar ruangan ayahnya. Yuhan menghampiri Gevan dan menghempas kertas kerjaan Gevan.

“Kamu bilang apa ke ayah?! Aku dah bilang untuk jaga rahasia Gev!”

“Maksudmu apa han?” Balasnya kaget dengan kehadiran Yuhan.

“Ayah tau soal Darrel”

“Haa, Yuhan tolong tenang dulu, bukan aku yang kasih tau, mungkin ayahmu kirim orang untuk ikuti kamu”

“Aagh!”

“Tenang han, biar aku yang urus, lebih baik kamu ga ketemu Darrel dulu, nanti aku yang jadi perantara”

***
‘Kamu dimana sha? Aku kangen, kamu baik baik aja kan?’ besit pikirannya pada bingkai foto mereka.

Yuhan tidak pernah sehari pun lupa pada Yusha, ia selalu berusaha mencarinya tanpa berhenti.

Setelah sembuh dari sakitnya, Yuhan sangat shock mengetahui kakaknya yang diculik. Ditambah hari-hari menjadi suram bagi Yuhan karena ayahnya berubah.

Ayah yang hangat, penuh senyum, dan menyenangkan berubah menjadi ayah yang dingin, mengekang, dan diam.

Yuhan hanya diperbolehkan keluar untuk sekedar ke kantor, sekolah pun hanya dilakukan dirumah.

“Tuan muda, ini saatnya tidur”

“20 menit lagi” Ucapnya menuju balkon.

“Tapi…”

“Gaada tapi, keluar sana!” Teriak Yuhan.

“Anda tidak diperbolehkan keluar balkon, Tuan”

“Stt berisik, udah deh, sana!” Ucapnya sambil melempar kotak tisu pada pelayannya.

“Yuhan” Tiba-tiba yoga datang dengan suara tegasnya.

Yuhan pun kaget karena selama 4 tahun ini ayahnya tidak pernah menghampiri ke kamarnya.

“Masuk kamar, tidur” Ucap Yoga penuh penekanan.

Yuhan hanya terdiam tak percaya. Sedangkan, ayahnya melirik pada pengawal disebelahnya. Seketika 2 pengawal mendekatinya dan menggeretnya ke kasur. Ayahnya berjalan dan mengunci balkon.

“Tidur” Ucap ayahnya sebelum meninggalkannya.

Yuhan termenung menuruti pelayan yang menyelimutinya.

Two of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang