7

179 5 0
                                    

Kembali ke masa sekarang...

Setelah seharian tidak ada kabar. Perasaan Gevan tidak enak dan tidak karuan, Sejak kemaren Yusha pingsan, Gevan merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Setelah mencoba mencari keberadaan Yusha yang tidak kunjung ketemu, Gevan bergegas kembali ke apartement. Membanting pintu dan mempercepat langkahnya setibanya disana.

Brankar. Itu tujuan.

'Tapi apa sandinya? Yang ini benar-benar privasinya' Gevan pun tidak ada hak untuk ini.

'Sudahlah, ini demi kebaikkannya' Pikirnya.

Tangannya tak karuan, ia mencoba semua tanggal penting dan beberapa sandi file perusahaan yang ia pegang.

'Ugh. Apa sandinya' Geramnya, bibirnya mulai berdarah karena gigitan frustrasinya.

Clek..

Dapat. Tanggal ditemukannya Yuhan. Dokumen rahasia, tulisan itu membolakan matanya.

Deg.. deg.. deg..

Jantungnya tak karuan, bolehkah ia buka. Ia hanya sekretarisnya. Teman dekat, apa itu bisa dijadikan alasan kekhawatirannya.

Tangannya membuka dokumen dengan ribut. Perjanjian percobaan obat baru untuk kanker dengan bayaran senilai 1 miliyar beransur-ansur.

'Gila..., Apa maksudnya? Tanda tangannya, benar itu milik Yusha' Tangan Gevan gemetar. Ayahnya mungkin bisa membantu, pikirnya.

Drrt.. drrt..

'Ayo cepat angkat' Risuh Gevan, giginya tak berhenti mengigit bibirnya.

"Ya, nak"

"Pa, tolo..ng Yusha.." Ucapnya menahan tangis. Mau mencoba tenang pun sulit. Mereka sudah bersama sejak kecil.

"Ada apa, katakan"

"Aku mengirim foto dokumen... katakan apa yang harus aku lakukan Pah" Ucapnya tak karuan.

Melihat apa yang dikirimkan, Steven menghampiri Yoga memberi tahu akan hal itu.

"Kamu tunggu saja disitu" Ucap Steven menenangkan Gevan.

"Siapkan jet!" Teriak Yoga.

Bersama dengan belasan pengawal, mereka langsung terbang dan tanpa izin mendarat di laboratorium Vendes.

Perjalanan 20 menit terasa sangat panjang. Sesampainya disana. Mereka masuk menerobos penjagaan laboratorium. Merusak pintu yang dikunci. Berpencar risuh mencari keberadaan Yusha.

"Katakan dimana Yusha!" Hadang Stevan pada karyawan yang duduk di administrasi.

"Saya tidak tau, Tuan"

"Antar kami keruang percobaan, cepat atau kau akan mati sekarang juga" Ucap Steven dengan pistol ditangannya yang menunjuk pada karyawan teresebut.

"Cepat, lari!"

Mereka berlari mengikuti karyawan itu hingga sampai diruang percobaan 3 yang sedang beroperasi.

Brukk..

"Hentikkan kegiatan kalian semua!" Teriak Yoga dengan pistol ditangannya.

"Yenna?" Ucap Yoga kaget, ia melihat sekitar. Didepannya ini..

"Ka..u.. ma..sih.. hi.dup?"

Didepannya ini, istrinya(?). Kemudian Yoga kembali melihat sekitar. Banyak dokter yang sedang mengamati sebuah ruangan. Yusha, Yusha didalam ruangan itu.

"Yusha!, apa yang kalian lakukan! Buka pintunya!"

Mereka kelabakan, pintu tidak dapat dibuka dengan mudah. Begitupun kacanya.
Yusha, terlihat berbaring memejamkan mata, dengan infus dikedua tangannya.

Two of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang