22: Sebuah Tanda

498 49 29
                                    

Suara kicauan burung menjadi pembuka hari yang baru. Soojung tertidur sangat pulas. Malam berlalu dengan cepat dan pagi sudah menjelang.

Terbangun dengan sendirinya, Soojung membuka mata dan melihat wajah Sehun yang masih tertidur sambil memeluk dirinya di balik selimut. Kejadian kemarin malam pun terlintas kembali dalam pikirannya.

Saat semalaman penuh pria ini memeluk Soojung dan kata maaf berulang kali ia lontarkan atas penyesalan nya.

Soojung memperhatikan wajah Sehun dari dekat, pria ini terlihat lembut saat tertidur. Wajahnya juga begitu sempurna. Diam-diam jari Soojung menyentuh dahi Sehun dengan sangat hati-hati, lalu jarinya turun ke ujung hidung.

Hidung yang terpahat dengan sempurna. Batin-nya

"Mau sampai kapan mengagumi wajahku?"

Soojung terkejut dengan perkataan Sehun yang begitu tiba-tiba. Buru-buru ia tarik kembali tangannya.

Rupanya sedari tadi Sehun sudah bangun, hanya saja ia kembali menutup mata karna tidak ingin membangun kan Soojung yang masih terlelap dalam pelukannya.

Sehun kini membuka matanya, ia menatap Soojung.

"Selamat pagi" Sehun mengulas senyum.

Pria itu menatap lekat gadis di depannya. Ekspresi terkejut masih nampak dengan jelas.

"Tidak bangun?" tanya Sehun.

"A-aku bangun"

Dengan sekejap Soojung langsung duduk di tepi kasur, ia sengaja membelakangi Sehun karena begitu malu. Soojung merasakan permukaan kasur yang bergerak, dia yakin Sehun sedang duduk sekarang.

TOK

TOK

Suara pintu di ketuk dari luar. Dari balik pintu terdengar suara pria paruh baya.

"Kalian sudah bangun? Ayo kita sarapan"

Serentak keduanya menoleh.

"Ye Abeoji, setelah mandi kami akan turun kebawah" Sehun menjawab, di luar sana sang Ayah merasa senang dengan pemikirannya yang terlintas.

"Kalian tidak usah terburu-buru, makanan belum siap, nikmati waktu kalian dengan baik"

Jungshin berbalik hendak pergi, tapi kemudian dia berbalik lagi dan mengetuk pintu pelan.

"Aku ingin cucu laki-laki"

Setelah mengucapkan itu Jungshin lekas pergi kebawah dengan sumringah karena mungkin saja dia akan segera menimang cucu.

Tentu saja perkataan itu membuat kedua orang di dalam sana terkejut. Apalagi Soojung, wajahnya sudah memerah sekarang.

"Jangan di dengarkan"

"T-tidak"

Soojung segera bangkit lalu pergi ke kamar mandi. Setelah menutup pintu,  dia berdiri di depan wastafel, mencuci mukanya dengan air dingin. Saat Soojung menggosok giginya, tiba-tiba pintu kamar mandi di buka dari luar. Sehun datang dengan wajah  yang tak bersalah, berbanding terbalik dengan Soojung yang terkejut.

"Kenapa kau masuk?"

"Memang kenapa?"

Sehun berdiri tepat di sebelah Soojung, dia mengambil sikat gigi miliknya. Sambil menggosok gigi mata sehun tidak lepas dari pantulan wajah Soojung di cermin.

Soojung masih diam terpaku dengan mulut yang berbusa.

"Mau sampai kapan mematung seperti itu?"

Sehun bertanya, lelaki itu menyimpan kembali sikat gigi miliknya setelah di bersihkan lebih dulu, kemudian ia memperhatikan wajah Soojung yang masih diam. Di perhatikan sedekat itu tentu saja membuat jantung Soojung jadi sedikit tak aman. Apalagi perilakunya sekarang, pria ini tiba-tiba mengelap busa di sudut bibir Soojung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Married With a Stranger [SESTAL] RATED 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang