Inas minta dipulangkan ke rumah orangtuanya. Indra dan ibunya sendiri yang mengantar Inas kembali ke rumah orangtuanya, sambil berharap mereka dapat menjemput Inas lagi dalam waktu dekat. Ibu Indra juga meminta maaf langsung pada ibu Inas atas yang terjadi pada hubungan kedua anak mereka.
Dua minggu berlalu. Dan selama itu Indra memang tidak menghubungi Inas. Ia ingin memberi waktu dan kesempatan pada Inas untuk mempertimbangkan kembali hubungan mereka. Indra pikir ini waktu yang cukup bagi Inas untuk kembali ke rumah bersamanya. Tapi ternyata, ketika Indra menjemput ke rumah orangtua Inas, ibu Inas memberi kabar yang tidak diduga Indra.
Inas tidak tinggal di rumah orangtuanya lagi.
Satu hari setelah Inas kembali ke rumah orangtuanya, ia pergi lagi. Katanya kepada ibunya, Inas butuh waktu untuk menenangkan diri. Dan karenanya, ibu Inas mengijinkannya.
"Inas tinggal di apartemen sahabatnya. Sandra," kata ibu Inas memberi tahu.
Satu tahun mereka menikah, tapi Indra nyaris tidak mengetahui apa-apa tentang Inas. Gadis pendiam itu jarang bercerita kalau tidak ditanya. Dan meski dalam tiga bulan terakhir hubungan Indra dan Inas cukup intim, Indra menghabiskan lebih banyak waktu untuk aktivitas ranjang dibanding untuk bercakap dengan Inas.
Jadi ketika saat ini ibu mertuanya mengatakan bahwa Inas tinggal di rumah Sandra, Indra bahkan tidak tahu siapa itu Sandra dan dimana rumahnya. Beruntung ibu Inas mau memberi tahu dimana rumah Sandra.
Alamat yang diberikan ibu Inas membawa Indra pada sebuah apartemen di area perkantoran. Barangkali Sandra bekerja di daerah perkantoran dekat situ sehingga tinggal di apartemen itu. Tapi saat Indra menekan bel di depan pintu unit Sandra, ternyata tidak ada orang yang membukakan pintu.
Hari itu Jumat petang. Apakah Sandra belum pulang kerja? Dan apakah Inas juga sedang tidak ada di dalam?
Setelah menekan bel beberapa kali untuk memastikan memang tidak ada orang di unit tersebut, Indrapun menyerah. Ia turun ke lobby apartemen dan memutuskan untuk makan malam dulu. Barangkali setelah ia selesai makan malam, Sandra atau Inas sudah kembali ke apartemen.
Ada sebuah kafe di lobby apartemen itu. Jadi daripada mencari makan kemana-mana, Indra memutuskan untuk makan malam di kafe itu saja.
Hanya 10 menit sejak ia duduk dan memesan, ketika spaghetti pesanannya tiba. Ia baru saja menunduk untuk memakan suapan pertamanya ketika ia mendengar kursi di balik punggungnya digeser dan seseorang duduk di sana.
"Inas, mau pesen apa?"
Deg!
Berikutnya terdengar kursi lain digeser dan seseorang duduk di balik punggung Indra juga.
"Spaghetti aja, San. Kayak biasa." Kali itu terdengar suara seorang perempuan menjawab. Dan Indra langsung mengenalinya sebagai suara Inas. Dan temannya yang sedang diajak bicara itu pasti Sandra.
Dengan antusias, baru saja Indra ingin membalikkan tubuh untuk menyapa Inas. Tapi tiba-tiba ia mendengar suara Sandra, dan topik yang mereka bahas melibatkan namanya.
"Wih wih. Jelas-jelas lo cinta mati sama Om Indra. Sampe beberapa hari ini cuma mau makan makanan kesukaannya mulu. Udah sejelas itu, masih aja lo nggak mau balik sama dia?"
Karena mendengar Sandra menyebut namanya, Indra urung balik badan dan menunjukkan diri. Dengan cepat ia memutuskan akan tetap duduk disitu untuk menguping percakapan mereka.
Tapi saat Indra sudah memutuskan menguping, Inas malah diam saja, tidak terpancing kata-kata Sandra.
"Gimana kerja di HW Food? Betah?" tanya Sandra mengalihkan pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLICE OF LOVE
عاطفيةKumpulan cerita cinta agegap dengan konflik ringan. Readers: Ringan apanya woeeee???