Ingatan

86 7 3
                                    


=-Attack On Titan : Tales Of Ancient=-
Ingatan


Entah, mungkin sebulan atau 40 hari semenjak pertemuannya di dalam goa, Levi tidak berhenti untuk mengikuti dan mengamati gerak-gerik bocah Harpy itu. Dirinya menjaga jarak, selain agar tidak di ketahui, kenyataan bahwa pikiran dan ingatannya selalu mendorong untuk membunuhnya.

Ingatan itu sungguh mengganggu.

Levi mengingatnya. Mengingat sang ibu mendorongnya ke lembah Kematian sesaat sebelum para Harpy berbulu merah itu membunuh dan mengoyak tubuhnya. Beberapa bongkahan daging jatuh bersamaan dengan Levi, serta percikan darah yang begitu amis. Levi bahkan tak dapat berfikir dengan jernih.

Membatu. Levi yang saat itu baru saja menginjak masa remaja harus di hadapkan dengan kejadian tragis yang bahkan saat ini nasibnya pun entah bagaimana. Sayap di punggungnya tak dapat di gerakkan, menolak perintah dari sang pemilik. Hanya pasrah, bahkan kini dirinya menutup mata dengan senyum miris yang menyayat hati. Setitik air mata lolos membasahi pipi. Levi sudah tak perduli.

"Sial sekali nasibku"

Sedetik kemudian tubuhnya melayang. Levi tersentak, mencoba mengamati benda apa yang melilit tubuhnya sehingga sang raga itu tidak terhempas ke dalam dasar lembah. Sambil mengerenyitkan dahi Levi melihat sebuah sulur mengikat kuat, mengangkatnya menuju permukaan dengan hati-hati seperti sebuah benda antik yang berharga hingga cahaya terlihat dan dirinya sampai.

Namun di sana hanya terlihat jejak darah yang terseret beberapa meter darinya, lalu beberapa Harpy mengerubungi raga yang tak bernyawa dengan cairan merah yang terus mengalir. Pemandangan yang tak pernah ingin dilihat oleh siapapun.

Aura hitam memutari tubuh Levi. Wajahnya mengeras menatap benci mahluk dihadapannya. Dia tidak terima dengan apa yang terjadi dengan sang ibu. Dan juga tidak perduli dengan konsekuensi terhadap kekuatan yang akan di gunakan. Yang dia pikirkan bagaimana dirinya bisa membantai para pembunuh itu

"Cukup" Sebuah tangan menutup kedua mata Levi. Menariknya dalam sebuah dekapan hangat. Mencoba membuatnya tenang.

"Cukup kau jadi penguntit, citra kita bisa buruk" Levi meremas dedaunan dihadapannya, suara yang dia dengar bukanlah suara dari orang di masa lalu "katakan kepadaku sebenarnya siapa dia" dan gara-garanya ingatan masa lalu itu menghilang begitu saja.

Levi berbalik dengan tangan meruncing seperti sebuah tombak yang diselimuti aura hitam menodong tepat dileher seseorang yang menyapanya. Orang itu hanya mengangkat tangan dengan kilatan mata yang tajam diatas kepalanya terdapat kacamata "santai kawan, aku ini Hanji"

Oke mungkin benar dia adalah Hanji, tapi dengan kacamata diatas kepala, Hanji bukakanlah Hanji yang dikenal dengan suara cempreng 6 oktaf yang senantiasa berteriak jika menemukan sesuatu yang menarik. Orang itu punya kepribadian ganda. Dan Levi harus berhati-hati.

"Aku tahu bocah itu bukan bocah biasa, begitupun dirimu. Apa rencana mu ?"

"Apa maksudmu ?"

"Jujur saja, kau punya rencana besar tanpa diketahui oleh anggota lain. Kau tidak pernah mengikuti perintah dan berlaku semena-mena. Sebenarnya kau ini siapa ? Kau mengetahui banyak hal seperti sudah hidup beratus-ratus tahun. Jika kau lawan yang merugikan keseimbangan alam. Aku tidak segan-segan menghabisi mu disini" Hanji menatap tajam tanpa takut. Membuat Levi sedikit tersenyum.

Tangan yang sedari tadi ditodongkan kearah Hanji di turunkan. Sejenak Levi berfikir jika kepribadian Hanji yang satu ini sangat peka dan cerdas. Kata-katanya tidak salah. Walau sebenarnya bukan rencana akan tetapi tugas yang memang sudah ratusan tahun lalu di emban.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Attack On Titan : Tales Of AncientTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang