7. Kecelakaan yang disengaja

144 10 0
                                    

Butuh waktu 4 jam bagi Camilla dan rekan-rekan tim medis dari Ibukota untuk sampai ke Kareiden. Melewati hutan-hutan dan lembah yang jarang tersentuh manusia disitulah Kareiden berada tepat pada perbatasan Albaroccea dan Albania. Matahari semakin merendah hingga malam datang. Rombongan tenaga medis itu menggunakan bis untuk mencapai kota kecil itu. 


Pengawal kerajaan dan Selor setia mengawal Camilla kemanapun ia pergi. Semula Camilla tidak setuju untuk dikawal, tetapi sudah menjadi aturan bahwa kemanapun anggota kerajaan pergi harus berada dalam perlindungan. Camilla bernegosiasi dengan Selor dengan syarat mereka tidak boleh dekat-dekat dengannya. Well, bahasa lebih halusnya adalah jangan terlalu kelihatan penjagaannya. Camilla malu sekali, meskipun seharusnya ia terbiasa karena sejak kecil selalu didampingi oleh pengawal kerajaan. 

Penduduk disana berjumlah sekitar 400.000 penduduk banyak diantara mereka adalah orang tua yang mengandalkan mata pencaharian sebagai petani jagung dan gandum.

Itu juga yang menjadi kekurangan Albaroccea mereka mengklaim sebagai pusat medis terbaik di dunia tetapi hanya di rumah sakit di kota-kota besar saja yang mempunyai peralatan medis dan obat-obatan yang lengkap tetapi kekurangan rumah sakit di wilayah kecil perbatasan. Hanya ada satu rumah sakit, yaitu Rumah sakit Spitali, pusat perawatan dari demam berdarah yang sedang mewabah.

Sepanjang Camilla hanya memandangi jalan. Ia lelah tetapi tidak bisa tidur. "Kau tidak tidur Camilla?" tanya Serena yang duduk disampingnya dengan mata menyipit baru bangun dan menguap lebar sekali. 

"Tidak , tidurlah kembali." Jawab Camilla.

"Badanku pegal-pegal aku bahkan belum berbaring di kasurku yang nyaman selama 3 hari ini. Tugas profesor Kendela hampir saja membunuhku dan membuatku terjaga sepanjang hari hingga Dokter Elba menugaskan kita semua dengan tugas yang baru lagi. Profesor-profesor dokter itu benar-benar ingin membunuh diriku dengan halus " Serena meracau dalam kantuknya. 

"Aku membawa air rebusan jahe, aku pikir kau lebih membutuhkannya daripada aku" Camilla menyodorkan thermos kecilnya.

"Terimakasih" serena mengambil dan meminumnya perlahan. "Ahh jahe ini sangat menghangatkan tenggorokanku yang kering" Wajah Serena mendadak serius lalu berbicara lagi.

"Aku tahu kau sedang gelisah, tentang pertunangan itu dan keadaan kerajaan Albaroccea yang tidak stabil." Ucap Serena pelan.

"Aku sudah terbiasa dengan tekanan seperti ini Serena, kau tahu aku kan ? " terlihat raut lelah pada wajah Camilla tetapi ia tetap tersenyum di depan sahabatnya.

Serena tersenyum setengah mengejek sambil memeluk Camilla dan menepuk pundak-pundaknya . "Ooh Camilla ku yang gendut kasihan sekali dirimu"

"Berani kau berbicara gendut terhadap Putri Albaroccea?! mana ponselku ? aku butuh Selor disini" Camilla merogoh kantong sakunya. Serena cepat-cepat menahan tangan Camilla.

"Ckckck...jangan membuat Selorku terus-terusan bekerja ! para pengawal kerajaan juga butuh istirahat dari rutinitas membuntuti gadis gemuk!" Serena tertawa kecil.

"Sialan kau ...kau bahkan hanya 2 kg dibawahku. Dan apa yang kudengar tadi? Selormu ? jelas-jelas matanya hanya tertuju PADAKU... Serena " Camilla bergantian mengejek.

"Bukan tertuju padamu memang itu pekerjaannya. Yang baru telihat jelas bahwa dalam penjagaannya terhadap dirimu ia selalu melihatku dengan senyuman dinginnya yang sangat menggairhkan. Oh kau tidak tahu betapa seksinya Selor saat ia melirikku" Ucap Serena dengan mata berbinar-binar. "Dan ya asal kau tahu yang mulia bahwa aku sudah menurunkan berat badanku 1 kg selama 2 bulan kita tidak bertemu!"

Camilla melirik bagian perut Serena yang menggembung. "Oh yaa lalu apa itu kau hamil ?"

Serena mengikuti arah mata Camilla dan melihat perutnya sendiri. "Ahh berhenti melihat perutku itu bagian sensitif!!! "

The Albino's Princess and The Dark WarriorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang