14. Hilangnya Sang Putri!

110 4 0
                                    

Bercanda deng masih lanjut kok ceritanya happy reading :)

Selor dan Serena bersusah payah menembus hujan disertai badai apalagi medan yang mereka lalui jalan batuan yang licin bercampur dengan tanah yang berlumpur. Jika tidak hati-hati bisa jatuh dan tergelincir masuk ke jurang. Serena hampir terjerembab tersandung tanaman lebat namun dengan sigap Selor menahan tubuh gadis itu.

"Anda tidakpapa nona?" Selor melihat wajah Serena yang kini pucat pasi dan kedinginan. "Aku baik-baik saja Selor kita harus menjemput Camilla segera" Serena melangkahkan kakinya pelan. Selor memperhatikan Serena yang menahan sakit saat berjalan dengan kaki kanannya. 

"Terlalu berbahaya nona, kita tunggu sampai hujan mereda dan juga sepertinya kakimu terluka" ucap Selor dengan nada khawatir. "Aku bilang aku tidak apa apa Selor lagipula kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku bisa menjaga diriku sendiri!" Serena masih keras kepala. Padahal ia merasakan sakit yang amat sangat pada pergelangan kakinya. "Jangan keras kepala nona, pikirkan keadaanmu lebih dulu." Selor mencegah Serena maju.

"Apa pedulimu ! kau bahkan tidak memperdulikan perasaanku dan menganggapku hanya main-main! tidak usah berakting bahwa mengkhawatirkanku" ucap Serena marah. Selor tahu Serena sedang labil sekarang, tetapi untuk keselamatan gadis itu sendiri Selor tidak tinggal diam. Selor menggendong tubuh Serena dan membawanya naik keatas menghiraukan penolakan Serena yang sedang meronta untuk diturunkan. 

Gendongan Selor sangat kuat, lama-lama Serena lelah sendiri dan berakhir pasrah dalam gendongan Selor. Walaupun wajahnya memberengut tidak suka. "KIta akan kembali ke rumah sakit untuk menyembuhkan lukamu dulu" kata Selor. Serena mendengarnya tetapi tidak menjawab sepatah katapun.  Selor dengan tubuh besar dan tegapnya tentu kelelahan apalagi sambil menggendong Serena dan masih menegang payung yang lebih berfungsi melindungi Serena dari guyuran hujan. 

Akhirnya, mereka tiba di rumah sakit. Serena mendapat penanganan pada lukanya, sementara Selor mengerahkan seluruh  pengawal kerajaan yang ada di Kareiden dan kembali mencari Camilla.

Dua hari lamanya, mereka mencari namun tidak ada petunjuk sedikitpun dari Sang Putri hingga salah satu penduduk lokal menemukan jaket Camilla yang sudah tercabik-cabik dan hampir tidak terbentuk tersangkut ranting-ranting yang ada di tepi sungai. Hilangnya Camilla sampai ke telinga Raja Jones dan Keluarga perdana menteri Korrey Bajrami termasuk Adam calon suaminya. Ratu Helia, Raja Jones serta Putra Mahkota Aland bertolak ke Kareiden untuk bersama-sama mencari Camilla.

Adam Bajrami sangat terkejut mendengar berita itu. Ia tidak tinggal diam, bahkan memerintahkan seluruh anak buahnya untuk menemukan calon istrinya. Adam tidak bisa kehilangan Camilla hanya selangkah lagi untuk memperistri gadis itu dan sekarang tiba-tiba gadis itu hilang? konspirasi ini... beraninya mereka mempermainkan Adam Bajrami!

"Cari Camilla di Kareiden, di Albaroccea, bahkan sampai ke ujung dunia sekalipun !" perintah Adam kepada anak buah kepercayaannya.

Pencarian Putri Albaroccea menjadi trending topik di negara itu. Semua headline news dari media TV, Koran, dan media sosial semua beramai-ramai membahas tentang hilangnya putri mereka. 

Keadaan di rumah sakit juga sangat sendu. Tenaga medis dari para dokter dan teman-teman sejawat Camilla memperlihatkan raut sedih. Begitu juga pasien yang ditangani langsung oleh Camilla. Mereka berdoa bersama -sama semoga waba segera berakhir dan Camilla bisa kembali dengan selamat.

Ratusan bahkan ribuan orang membantu mencari Camilla yang diyakini terseret arus sungai saat hujan dan badai beberapa hari yang lalu. Dari hulu sampai hilir sungai Algoneda mereka mencari. Para ahli penyelam sungai dari militer maupun ahli swasta terjun langsung. Berharap mukjizat terjadi dan Camilla bisa ditemukan dengan keadaan selamat. 

***

Bahkan langit di lautan juga menangis sama seperti perasaan Camilla yang sedih meninggalkan keluarganya dan pergi ke negeri asing. Entah kapan ia bisa kembali. Entah apa yang akan terjadi. Hujan turun begitu lebat, kapalpun terombang-ambing cukup kuat.  Camilla berpegang ada kursinya bersender pada jendela yang mengarah langsung ke pemandangan laut kelabu.

Sudah 2 hari sejak ia bangun dari pingsannya, 2 hari itu pula Camilla tidak melihat Thomas entah kemana perginya pria itu. Tidak, Camilla bukannya merindukan Thomas. Ia justru lega Thomas tidak muncul di depannya, ia cukup trauma atas apa yang Thomas perbuat terlepas pria itu telah menyelamatkannya dari maut. 

Fred datang dan meletakkan nampan yang berisi secangkir teh panas di meja samping Camilla duduk.

"Untuk menghangatkan tubuh anda Yang Mulia" ucap Fred. Camilla hanya diam melihat cangkir itu.

"Just tea Princess.. no poisoned. I guarantee about it" ujar Fred meyakinkan kalau-kalau Camilla berpikir yang tidak-tidak.

"Terima kasih" jawab Camilla pelan. "Kita seharusnya tiba 1 jam lagi tetapi ada badai di tepi dermaga tempat kita akan menepi" jelas Fred.

"Dan aku akan bertemu tuan Hugh...mendapatkan jawaban dari semua ini?" tanya Camilla ragu.

"Ya, Tuan Hugh sudah menunggu anda..."

Beberapa jam kemudian kapal yang mereka tumpangi berhasil berlabuh di dermaga. Hujan gerimis masih menaungi Dermaga London. Fred  menyerahkan jas hujan untuk dipakai Camilla agar tidak terlihat oleh orang-orang di dermaga. Akan sangat membahayakan jika ada orang yang mengetahui bahwa Camilla, Putri dari Albaroccea masih hidup dan ada di London.

Thomas masih tidak terlihat. Sebenarnya Camilla penasaran dimana Thomas sekarang. Yang Camilla pikirkan sekarang cincin mendiang neneknya. Gadis itu yakin Thomas masih menyimpannya entah darimana keyakinan itu datang tetapi perasaaanya tidak bisa berbohong. Thomas menyembunyikan sesuatu !

Fred menuntun Camilla memasuki sebuah truk bermuatan ikan-ikan segar. Camilla menoleh kepada Fred. "Baunya amis sekali kau yakin kita akan masuk kesini?"

"Demi keamanan anda, masuklah kedalam" Fred mendorong pelan Camilla untuk naik ke truk itu. Camilla hanya bisa pasrah dan menutup hidungnya sepanjang perjalanan.

Sesaat kemudian truk itu memasuki sebuah gudang tua yang cukup besar dan berhenti disana. Melihat keadaan cukup aman Fred membuka pintu belakang truk itu dan menuntun Camilla turun dengan hati-hati.

"Dimana kita?" tanya Camilla dengan kaku dan tenang. Sambil mencari celah atau jalan keluar jika Fred berbohong padanya atau berniat melakukan hal buruk ia akan berlari sesegera mungkin. Namun naas. Gelap... gudang itu sangat gelap. Camilla tidak bisa melihat dengan jelas. Bagaimana bisa kabur jika berjalan saja ia tersandung dan harus bergantung pada Fred.

Tidak lama lampu menyala. Camilla agak kaget lalu terlihat di pandangan nya... seorang pria berambut putih berdiri membelakanginya. Fred menyapanya.

"Tuan Hugh..."

***

Jadi dia yang bernama Tuan Hugh. Ya Tuhan... lindungilah aku jika ia berniat jahat padaku.

Camilla melangkah dengan berat.

Lelaki itu menoleh...wajah yang tidak asing wajah itu mantan kekasih neneknya !

Thanks to girlrf  yang selalu setia vote cerita ini.
dan Thanks sekaligus sorry to Shine97ffie  karena belum update2 lapak sebelah hehehe :)

The Albino's Princess and The Dark WarriorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang