HAPPY READING !!!
Jangan lupa Votmen! ^_^
•
Sangat pas dengan hatinya di perjalanan pulang,tiba-tiba butir butir air dari langit pun mulai berjatuhan. Hujan turun membasahi bumi,dan menyamarkan air mata yang jatuh di pipinya. Mengingat betapa senangnya tadi pagi dan apa yang terjadi sebenarnya membuat hatinya kembali terasa sakit. Hujan mulai lebat tapi tak ada niatan meminggirkan motornya untuk sekedar menepi,dengan menerobos hujan dia bisa menyalurkan rasa kecewanya dengan ekspetasinya yang terlalu indah.
Ternyata benar kata pepatah,kenyataan tak seindah ekspetasi dan bila kita sedang bahagia maka sewajarnya saja. Begini akibatnya bila dia berlaku seperti orang yang paling bahagia di dunia,maka di akhir dia juga yang akan merasa orang paling menderita di dunia. Bahagia,sedih,dan semua rasa alam memang harus di rasakan dengan ala kadarnya,agar tak menimbulkan kekecewaan di akhirnya.
Tak sadar,dirinya melamun terlalu lama. Sudah sampai rumah dirinya pun mengetuk pintu. Bundanya yang muncul.
"Lho Tara kok hujan - hujanan gini?,ayo masuk sebentar Bunda ambilin handuk dulu." Ujar Bundanya lalu mengambil handuk dan mengeringkan rambut nya. Ingin sekali cerita tentang apa yang di alami dan di rasakannya sekarang tapi lidahnya terlalu kelu untuk sekedar membuka suara. Tanpa menjawab dirinya membalikan badan dan memeluk Bundanya. Tak ada suara hanya isak tangis yang terdengar. Dan sepertinya Bundanya mengerti akan privasi dirinya dengan tidak bertanya-tanya dan hanya menepuk pundaknya untuk menenangkan.
Setelah di rasa tenang dirinya pun izin ke kamar untuk membersihkan diri. Sayup-sayup masih mendengar suara Bara yang bertanya ke Bundanya kenapa dirinya menangis. Sesampainya di kamar,bukannya segera mandi tapi kasmer(tempat tidur) lebih menggoda,setelah membaringkan tubuhnya dirinya lebih memilih untuk tidak mandi dan tidak turun kebawah untuk makan malam bersama.
•
Jam pelajaran pertama akan segera di mulai,setelah ketua kelas memimpin untuk hormat bendera di lanjut doa dan di akhiri yel-yel sekolah. Setelah itu guru olahraga mengajak semua siswa untuk berkumpul di lapangan,hari ini akan ada praktik jadi tidak ada teori membuat sebagian besar siswa senang akan hal itu.
Karena jam pertama maka kelasnya memutuskan memakai seragam olahraga dari rumah. Kemudian dirinya bersama Salma,Prilly dan Brian menuju ke lapangan bersama. Di depan sana dirinya melihat Kanebo bersama teman-temannya. Tepat saat Kanebo menatap balik,sesegera mungkin dirinya mengalihkan pandangan,tetapi tak di sangka Kanebo berjalan menuju tempatnya yang spontan membuat langkahnya terhenti. Dirinya bingung akan bereaksi bagaimana bila berhadapan dengan Kanebo. Sejujurnya untuk sekarang bertemu Kanebo saja dia tidak mau.
"Gua mau ngomong berdua sama Tara,bisa kalian kasih waktu sebentar?." Suara itu terdengar membuatnya tambah gelisah di tempat. Di tambah lagi temannya dan teman Kanebo menjauh. Setelah mengumpulkan kebranian dirinya mendongak dan mencoba mengulas senyum.
"Ya,ada apa?."
"Gua mau jelasin sama lu kenapa kemarin gua nggak datang-." Jelasnya berhenti sejenak memandang gue sebentar,sedangkan gue hanya menganggukan kepala memberi ruang untuk Kanebo menjelaskan.
Berdehem sebentar, "Sebenarnya kemarin gua nggak sekolah juga Ra,jadi kemarin pas gua mau berangkat di jalan lihat Kanaya jalan sendiri,terus gua berhentiin mobil niatnya mau ngasih tumpangan,tapi tepat di depan gerbang Kanaya kesakitan ,jadi gue inisiatif anterin dia ke rumah sakit---." Jelasnya sembari sesekali menghela nafas gusar,jadi ini hal yang tidak bisa membuat Kanebo datang?,demi Kanaya ya - Batinya miris.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Boy (On Going)
Teen FictionCerita prik ini hanya gabutan gue yang sangat² membagongkan^_^. Awasss typo bertebaran.