Part 16

17 3 0
                                    

HAPPY READING!!!
AWAS TYPO BERTEBARAN!.

Dengan sedikit sisa keberanian yang Tara punya,Tara pun mulai mengambil jaket untuk membungkus baju tidurnya. Kemudian mengendap-endap menuruni tangga dan ruang tamu. Helaan napas lega keluar setelah Tara berhasil mengambil motornya. Setelahnya mulai mencari di google map di mana letak Club D.Jhone berada.

Letak Club itu lumayan jauh ternyata,karena membutuhkan waktu ±25 menit. Setelah sampai dengan segera Tara menelpon temannya Devan, Tara di arahkan untuk masuk dan menuju ruangan lantai satu di sebelah kiri. Matanya menyipit setelah mencium bau yang kurang mengenakan ini,tetap mengikuti arahan Agas hingga menemukan orang yang di carinya.

"Devan,hei." Ujar Tara sambil menepuk-nepuk pipi Devan pelan karena lelaki itu memejamkan mata dengan tangan sebagai tumpuan di atas meja. Mendongak,Tara bisa melihat mata Devan yang memerah membuat niatnya ingin memarahi sahabatnya itu sirna.

Dengan lembut tangannya menarik tangan lelaki itu untuk pulang. "Ayo pulang." Tapi jangan salah,ingatkan besok untuk memarahi Devan karena sudah melanggar janji ke tempat seperti ini. Seumur-umur Tara baru menginjakkan kaki pertama kali di sini.

Tara menuntun Devan untuk keluar dari tempat itu,sedangkan Agas sedang membayar minuman tadi kepada bartender. Belum sempat keluar,beberapa orang yang sepertinya sudah memasuki usia dewasa pun menghadang langkah mereka.

Tatapan nakal yang keluar dari mereka membuat Devan mengeram di tempat,belum sempat mengeluarkan kalimat menjijikan  tanpa aba-aba Devan maju dan langsung memukul mereka dengan membabi buta. Tara yang ingin menghentikan pun tidak bisa,karena amukan Devan kali ini sangat buas. Terakhir injakan keras di layangkan Devan di dada salah satu pria di depan mereka. Tak berhenti sampai situ yang bisa saja membuat nyawa mereka melayang,untuk saja Agas maju dan menonjok hidung Devan hingga pingsan.

Esok hari yang sangat cerah,secerah hati Tara pagi ini haha. Pagi ini semangat nya membara,karena mengingat tadi malam cintanya tidak lagi bertepuk sebelah tangan. Sesampainya di sekolah senyum lebar kembali Tara tunjukan,namun anehnya semua orang yang berpas-pasan dengannya menatapnya tidak seperti biasanya.

Ada apa? - batinya bingung

Tak lama Salma berjalan tergopoh-gopoh menuju dirinya dan rautnya seperti khawatir akan sesuatu. Yang seketika membuat perasaan Tara tidak enak.

"Raa lo harus lihat ke mading sekarang." Ujar Salma sambil mengatur napas nya.

Dengan segera dirinya berjalan ke Mading sekolah , namun Adrian menghalangi jalannya dan menarik tangannya menjauhi arah Mading.

"Apasih Kanebo! lepasin, Salma tadi nyuruh gue lihat Mading,kayaknya gue ada yang salah deh hari ini." Bukannya melepaskan tapi cekalan di tangan Tara semakin menguat,membuatnya sedikit meringis kesakitan. Sesampainya di rooftop Adrian baru melepaskan cekalan yang sedikit menyakiti Tara.

"Diem terus nyesel gue ngomong sama patung!." Kesal Tara yang sangat tidak bisa di pending sembari mengusap pergelangan tangannya yang sedikit memerah. Seketika tatapan Adrian tertuju ke tangan gadis nya. Dengan segera Adrian mengambil tangan Tara dan meniupnya pelan,membuat sensasi geli menerpa tangannya.

"Udahlah nggak papa." Ujar Tara kemudian memalingkan wajah.

"Maaf." Sedari tadi dan Tara sangat ingat bahwa satu kata itu adalah satu kata pertama yang di ucapkan oleh Adrian saat mereka dari awal di sini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Ice Boy (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang