Assalamualaikum,jadi gini dari awal nulis itu karena gabut tapi dengan seiring waktu,gabutnya nambah but ide buat nulisnya makin nggak ada^_^.
Sorry kalau terlalu freak,but HAPPY READING!!!.
•
Setelah menempuh perjalanan yang kurang lebih menghabiskan waktu 15 menit, Adrian sudah sampai di markas Devan. Mengambil langkah mantap dengan tatapan lurus ke depan,tak ada sorot ketakutan dari kedua matanya. Padahal tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di dalam. Yang pasti,bahaya sudah menunggunya bila nekat masuk seorang diri. Tepat di depan,ada beberapa orang yang merupakan penjaga dari markas itu.
Salah satu dari mereka yang paling berotot mendekati dirinya, "Ngapain lu disini?,nyari mati!?."
"Devan ada?." Sorot emosi dari orang-orang di depannya pun terpancar. Tapi hal itu tak membuat Adrian goyah untuk menemui musuhnya itu.
"Ngapain nyari bos hah!?,hajar aja!." Seru salah satu dari mereka. Pertikaian pun tak terelakkan. Satu lawan tujuh orang yang pasti sangat tidak seimbang,apalagi Adriam kalah besar dalam kekekaran badan. Alhasil walau bisa menumbangkan tujuh orang tersebut,tak dapat di pungkiri banyak luka juga di wajah lelaki itu. Saat ingin bergegas memasuki markas, bersamaan dengan Devan yang ternyata baru datang ke markas itu.
Prok prok prok
Tiga tepukan tanganlah yang pertama kali menyambut indera pendengarannya. Di lain pihak hal ini tentu saja di anggap lucu olehnya. Ternyata info yang dia dapat tidak keliru. Rupanya musuhnya dengan pintarnya datang ke kandang singa sendiri pula. Hal itu tentu akan sangat di manfaatkan oleh seorang Devan.
"Adrian,panglima perang sekaligus adiknya Raza. Dan orang yang lagi dekat sama cewek gua." Ujar Devan mendikte semua yang Devan ketahui. Dan Devan melihat reaksi kaget walau hanya sebentar di tunjukkan oleh Adrian membuatnya menyinggungkan seringai miliknya.
"Setahu gua,dulu lo bukan orang yang setenang ini,bahkan sikap lo yang sekarang adalah kebalikan dari sikap lo yang dulu. Oh ya apa lo tahu?,Tara adalah salah satu orang terpenting untuk Bayu. Dan gua harap lo nggak lupa siapa Bayu itu. Oh atau lo lupa?,oke lo hanya diam jadi gua anggap lo lupa,BAYU SAHABAT GUA YANG LO BUNUH PAS SMP ANJING!. Dan sekarang berani banget lo kesini keparat." Teriak Devan langsung menyerang Adrian dengan membabi buta,karena Adrian lah termasuk salah satu penyebab Bayu meninggal.
Perlawanan yang sangat sengit,tetapi Adrian baru saja kehabisan tenaganya yang baru melawan tujuh teman Devan,alhasil Adrian tumbang,dirinya kalah tenaga dengan lelaki di depannya ini.
"Gua nggak tahu masalah motor Bayu di sabotase bangsat,jangan nuduh sembarangan!." Teriaknya berang dan berusaha bangkit dari tanah,membuat serangan balik. Amarahnya bangkit,jika saja tidak ada yang menghentikan dapat di pastikan Devan akan berakhir di dua tempat,yaitu rumah sakit atau kuburan.
Tanpa di ketahui oleh Adrian,seseorang memukulnya dari belakang menggunakan tongkat baseball,yang perlahan membuat pertahanannya luruh ke tanah. Walau kesadarannya masih ada namun tenaganya benar-benar sudah hilang,sebelum pingsan dirinya mendengar seperti hal ancaman.
"Ini belum seberapa, jangan berani buat masalah sama gua atau lo nggak bakal tahu apa yang akan terjadi dalam hidup lo." Ujar Devan,setelahnya kegelapan menyapanya.
•
Perlahan tapi pasti,Adrian membuka mata. Matanya mulai mengedar ke sekeliling,kini Adrian seperti berada di pinggir jalan yang sangat sepi kendaraan,bukan lagi di depan markas Devan. Mencoba bangkit dan menahan pusing yang ada di kepalanya. Adrian mencoba mengendarai sepeda motor dan melajukan menuju apartemennya,karena sangat tidak memungkinkan dengan keadaan seperti ini untuk pulang ke rumah. Sudah cukup selama ini membuat Mamanya cemas.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Boy (On Going)
Teen FictionCerita prik ini hanya gabutan gue yang sangat² membagongkan^_^. Awasss typo bertebaran.